TABIR

36 3 1
                                    

Bab ini ditulis olehHetty_Sugia

Semua isi cerita di-copy sama persis ke akun LaNa_Lusiana


Dila terperangah, spontan terbangun dari tempat tidurnya. Namun, tubuh Dila menjadi kaku, lututnya terasa lemas tak bertulang, sedangkan mulutnya menganga tak bersuara padahal Dila sudah merasa berteriak sekencang-kencangnya. Keringat dingin bercucuran, sulit bagi Dila untuk beranjak dan berlari dari tempat tidurnya. Kakinya seolah-olah terpaku sulit untuk digerakkan.

Sementara itu, sosok menakutkan telah berdiri dan berusaha mendekat perlahan ke arah Dila. Dila semakin ketakutan, tetapi rupanya makhluk itu semakin geram dengan Dila. Rambut yang terurai menutupi sebagian wajahnya yang tampak pucat, menyisakan sepasang mata yang menyeramkan dengan lingkaran hitam.

Sosok berpakaian serba putih itu terus beringsut mendekati Dila. Ia menyeringai, darah segar dari mulutnya terus menetes. Nyali Dila semakin menciut, ia tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi badannya yang sulit untuk digerakkan. Makhluk itu semakin dekat, kedua tangannya meregang ke depan dan mencekik leher jenjang Dila.

Dila meronta-ronta. Cekikan makhluk itu benar-benar membuat Dila semakin kehabisan napas. Namun, dengan sekuat tenaga Dila berusaha melepas tangan yang mencengkeram dirinya.

"Dila, Dila

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dila, Dila ... bangun! Kamu kenapa?" Tiba-tiba terdengar suara yang sudah tak asing lagi di telinga Dila.

"Pergiii ...!" Akhirnya Dila bisa mendengar teriakkannya sendiri.

"Hei, Dila. Kamu kenapa?"

Tubuh Dila terasa berguncang, perlahan ia membuka matanya.

"Ma ... Mas." Hanya kata itu saja yang meluncur dari bibir Dila. Ia sangat ketakutan dan memeluk erat tubuh Andika suaminya.

"Dila, kamu bermimpi?" tanya Andika perlahan melepas pelukan Dila dan menatapnya lekat.

"Aku takut, Mas." Dila masih terus terisak, kali ini matanya mengitari seluruh ruangan kamar tidurnya untuk mencari sosok yang mencekiknya tadi.

"Sudahlah, itu Cuma mimpi," ucap Andika sambil memegang bahu Dila untuk memberi ketenangan.

"Tapi, Mas. Aku merasa itu bukan mimpi. Aku melihat sosok menyeramkan dan ia berusaha untuk membunuhku," jelas Dila dengan suara terbata-bata.

"Ah, sudahlah. Itu hanya bunga tidur saja, mungkin kamu kecapaian," seloroh Andika, lalu bangkit hendak menuju kamar mandi.

"Mas, kamu mau ke mana?" Dila menarik tangan Andika.

"Dila, aku ini baru pulang. Aku mau bersih-bersih dan tidur. Sudahlah, kamu jangan terlalu merasa ketakutan begitu. Mending, kamu tidur kembali," jawab Andika melepaskan pegangan Dila dan pergi tanpa memedulikan Dila yang masih ketakutan.

Jerat ArwahWhere stories live. Discover now