Serangan

28 3 1
                                    


Bab ini ditulis olehHetty_Sugia

semua isi cerita disalin sama persis ke akun : LaNa_Lusiana


Sepanjang perjalanan pulang, Dila tidak memperhatikan keadaan jalanan yang dilewati. Benaknya dipenuhi oleh cerita Mbah Karti yang menjadi semakin misterius.

Sesampainya di rumah, Dila merasakan kelelahan. Bukan saja lelah badannya, tetapi hatinya begitu lelah memikirkan apa sebenarnya terjadi di balik semua kisah Andika dengan mantan kekasihnya. Dila mencoba untuk menerka-nerka, tetapi tidak menemukan titik terang. Hanya menambah kegelisahan yang terus menghantui perasaannya.

Saat melihat jam dinding, rupanya sudah pukul 02.00 WIB. Namun, Dila masih belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih terngiang perkataan Mbah Karti tentang arwah mantan kekasih suaminya. Dila juga tidak mengerti, apa yang sudah diperbuat Andika, sehingga arwah itu begitu penasaran.

Aneh, saat Dila hendak ke kamar mandi yang berada di sudut dalam kamarnya, terdengar suara keran air menyala dengan semburan air sangat kencang. Dila kaget, tidak mungkin ada orang lain selain dirinya di kamar ini.

Perlahan langkah kakinya menuju kamar mandi. Ada perasaan was-was, jikalau ada orang yang akan berniat jahat di rumahnya. Diraihnya gagang pintu, lalu pintu itu perlahan ia dorong. Dila heran, ia tidak melihat siapa pun, dan keran kamar mandinya juga tidak menyala. Rasa takut mulai menyelimuti dirinya.

Segera Dila keluar kamar mandi. Tiba-tiba suara ponsel Dila berbunyi, ia hapal dengan nada dering yang di-setting untuk panggilan Andika. Diraihnya ponsel yang tergeletak di atas kasur, terlihat nama suaminya di layar benda segi empat itu.

"Iya, Mas. Aku baik-baik saja."

"Aku terbangun, kebelet pipis."

"Ok, Mas. Jaga diri di sana. Mmuuachh ...."

Dila sengaja berbohong pada Andika, sesuai anjuran Mbah Karti untuk tidak membocorkan rahasia yang sudah mereka sepakati.

Dila sedikit tenang setelah Andika meneleponnya. Ia mengganti pakaian dengan piyama tidur setelah cuci muka dan bersih-bersih. Akhirnya, Dila bisa tertidur pulas.

***

Drrttt ... drrttt ....

Suara ponsel Dila berbunyi berkali-kali. Tangan Dila meraba-raba mencari ponsel, matanya masih sulit dibuka. Dila merasa baru beberapa menit saja tertidur. Akhirnya benda itu bisa ia temukan di bawah bantalnya.

Panggilan tak terjawab dari Bu Wati, tertera di layar ponselnya sudah lima kali menghubungi Dila.

"Hallo, Ma. Ada apa? Dila masih tidur tadi." Suara Dila terdengar lemas.

"Mama mau ke rumah Paklik Sukri pagi ini, kamu mau ikut tidak?"

"Tidak, Ma. Dila masih ngantuk."

"Ini sudah siang, Dila. Masih ngantuk? Kamu baik-baik saja, kan, Dila?"

"Aku nggak apa-apa, kok, Ma."

"Ya sudah, Mama berangkat, ya."

Tiba-tiba Dila teringat pesan dari Mbah Karti untuk melakukan ritual mandi kembang tepat pada hari wetonnya.

"Eh,Ma. Dila tanya dong, kalau weton Dila itu hari apa, ya?"

"Tumben kamu tanya weton, kenapa, Dil?"

Jerat ArwahHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin