Secangkir teh menemani buku beradu di tubuh seorang pengamat pagi
Dia mengambil pesan dari setiap lekuk sesuatu yg ia pandang
Tiga ekor burung dara bertengger di atap rumah tetangga sedang berdiskusi mau mencari makan dimana
"Mengapa kita tidak ngeteh dulu saja" kata dara putih
Tiang listrik yang sedari malam lelah terjaga, ia terlelap sambil berdiri tegak
Tapi kaki manusia bukan tiang listrik
Kicauan burung di pohon bambu melantunkan lagu kebebasan habitat kali
Kalau habitatnya rusak, kicauannya akan semakin keras atau justru hilang?
Suara alam telah menyatu dengan mesin
Orang-orang kesana kemari mencari sesuap nasi
Orang-orang berjalan dari pasar menenteng kantong kresek yang entah bagaimana bisa sampai ke perut ikan paus
Bunga-bunga berdebu di pinggir jalan menyapa setiap orang yg enggan meliriknya
"Kami mekar saat ada terang, bersih saat hujan" katanya
Sementara itu langit bagaikan cadar yang menyembunyikan kecantikan matahari dari setiap wajah yg bermuram durja
Seorang pengamat hanya duduk, memandang kehidupan di depan matanya
Seorang pengamat mengambil makna, untuk mencapai titik kebijakan
Seorang pengamat lalu menulis, bagaimana orang-orang itu hidup
Seorang pengamat mulai merenung, bagaimana aku hidup hanya dengan mengamati, lalu mati?
