Dia,
Wanita yang penuh luka kala mengumpulkan cinta
Separuh nyawanya adalah anaknya
Separuhnya lagi, mengkhianatinyaDia,
Menggantungkan ujung hidupnya pada Tuhannya
Katanya, "Mau bagaimana lagi?"
Ada hitam diatas putih,
Bukti pengorbanannya yang tak ada balasannya di duniaDia,
Wanita mulia yang dicurangi orang ketiga
Lelakinya bukan lagi nyawanya,
Hidupnya bukan lagi untuknyaSuatu hari ia menjemput cinta di Tangan-Nya
Berharap lukanya menjelma menjadi bunga
Dan air matanya menjadi senyum di bibir anaknyaLalu anaknya berkata,
"Dia adalah embun yang mengemban pelik,
Satu detik geraknya adalah lenggang padi,
Suaranya menggema di sudut waktu menjadi rindu,
Tatapan matanya seperti cahaya di sela-sela bambu
Teduh, terang, hangat""Ibu,
Muliamu di luar batas diksi di kepalaku
Kasihmu bergelayutan mesra di ranting jiwa
Maka Tuhan pasti memelukmu"Anaknya tersenyum bersama air mata di bibirnya sembari berkata,
"Tuhan, dia wanita atau malaikat?"