3. Atmosfer Masa Lalu

171K 25.3K 108K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

playlist: Winter Bear - V

03. ATMOSFER MASA LALU

Langit menyibak selimut agar tubuhnya dan Alaia sama-sama muncul dari persembunyian. Dia merapikan baju Alaia yang semula terangkat membuat perut rata itu terpampang. Pinggang Alaia yang ramping dipegang sekilas oleh Langit.

Lelaki itu merangkak naik ke atas badan Alaia dan menumpu diri menggunakan kedua tangan yang berada di sisi kiri dan kanan tubuh istrinya.

Alaia menutup mata ketika wajah Langit mendekat. Lalu tawa kecilnya mulai terdengar saat Langit mengecup kening dan kedua pipinya berulang kali. Langit melakukannya hanya beberapa detik, tapi cukup mengundang kupu-kupu beterbangan di perut Alaia.

"Ini capa namanya?" Langit berucap menggunakan suara yang dibuat-buat lucu, persis seperti bicara pada anak kecil.

"Aia," jawab Alaia.

"Aia? Yang suka main di laut itu?" tanya Langit lagi, masih memakai nada yang sama.

Alaia mengangguk dengan senyum malu. "Iya, Aia yang itu."

"Yang mukanya enggak berubah dari dulu? Imut terus?" Langit merunduk, mempertemukan ujung hidung mereka sekilas.

Alaia tergelak lagi, sampai-sampai dia menutup muka pakai dua telapak tangannya karena tersipu.

"Ini mamanya anak-anak aku lucu banget, sih," celetuk Langit lagi. "Gemes liatnya."

Alaia kembali menatap Langit dan terdiam kala bibirnya dicium. Tidak lama, sekitar tiga detik. Kemudian Langit pindah lagi ke samping Alaia, langsung menarik tubuh mungil itu ke pelukannya.

Wajah Alaia menempel ke dada Langit. Ia bisa merasakan dan mendengar getaran dari debar jantung Langit. Kencang, tapi bikin nyaman.

Langit mengelus pelan rambut Alaia yang lembut. Dia menaruh dagunya di puncak kepala Alaia dan sesekali menghirup aromanya yang menenangkan. Karena terlalu nyaman di posisi ini, Alaia sampai mengeluarkan desah ringan.

"Sayang, aku mau flashback dikit." Langit memulai.

"Tentang apa?" sahut Alaia.

"Kita. Dulu, di umur sepantar Shaka sama Ata, kita udah punya anak." Langit bercerita. "Kita udah mulai sibuk ngurus dua bayi."

Ingatan Alaia ikut melayang ke masa itu. Momen saat dirinya hamil, melahirkan, memberi asi, dan lain sebagainya. Tidak menyangka dia dan Langit berhasil membesarkan dua bayi kembar yang kini beranjak dewasa.

"Aku kadang galau mikirin anak-anak. Belom siap kalo mereka ikut jejak kita buat nikah muda," kata Langit.

"Kalopun enggak nikah muda, umur mereka kan udah dua puluh satu. Udah nyaris mateng. Enggak lama pasti ada pikiran buat nikah, entah setahun, dua tahun, tiga tahun, atau empat tahun lagi." Langit bertutur serius, tetapi bibirnya sedikit manyun.

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang