15. Sang Dewa Kematian

127K 19.1K 237K
                                    

♪ Heather - Conan Gray

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♪ Heather - Conan Gray

15. SANG DEWA KEMATIAN

Ini sudah jam tiga pagi namun Langit dan Alaia tidak bisa tidur. Mereka saling bungkam dengan isi pikiran yang tak henti diisi oleh Atlanna serta Bintang. Mata Alaia sudah bengkak akibat tangis yang sulit diredam.

Langit melepas napas berat seraya beranjak dari tepi kasur dan mengambil segelas air yang tersedia di meja. Ia ambil bukan untuk dirinya, melainkan buat Alaia. Diserahkannya air tersebut dan Alaia teguk hingga sisa setengah gelas, lalu diberikan lagi ke Langit agar minum juga.

Sesudah itu, keduanya sama-sama menetralkan napas yang berderu tidak teratur. Langit kembali duduk di samping istrinya, lantas membawa Alaia ke dalam pelukan.

"Maaf, Angit." Alaia berkata.

"Bukan kamu. Kita yang salah," balas Langit.

Perempuan itu menengadah, menatap sendu wajah Langit. "Dari awal aku bisa rasain ada yang aneh di antara Atlanna dan Bintang, tapi aku bingung gimana caranya ngomong ke kamu."

"Atlanna pernah bilang dia punya hubungan sama Bintang, dan dia enggak mau aku bilang ke kamu. Dia takut karena tau hubungannya enggak akan direstui aku dan kamu. Aku jadinya enggak tega." Alaia berkaca-kaca lagi mengingat perbincangannya dengan sang putri di hari-hari lalu.

Langit memejamkan mata sekaligus tarik napas banyak-banyak hanya untuk melenyapkan panas yang masih membara di sekitar dada. Ia sudah kehabisan kata buat menjawab omongan Alaia. Cuma anggukan samar yang bisa Langit lakukan.

Karena Langit diam terus, Alaia pun sentuh pipi Langit menggunakan satu tangan, lalu mengusap air mata yang baru saja turun. "Angit ...."

"Aku gagal jaga Atana." Langit bergumam rendah.

Alaia menggeleng dan membalas, "Enggak."

"Tapi buktinya udah di depan mata, Aia. Atana hamil sama sepupu aku sendiri." Langit sedikit berbisik. "Salahnya aku, aku enggak pernah sadar sama kode-kode mereka. Aku selalu nganggep mereka, ya, kayak hubungan keluarga biasa. Enggak pernah kepikiran ternyata mereka lebih dari itu semua."

Suara Langit menjadi lebih rendah kala berujar, "Sekarang mau gimana lagi? Nikahin mereka? Gimana nyawa Bintang nanti?"

Alaia sulit berpikir jernih. Faktor utama penyebab mereka tidak bisa tidur adalah mereka bingung memecahkan masalah ini. Dengan adanya calon bayi dari Bintang di kandungan Atlanna, itu membuat keduanya semakin susah dipisahkan.

ALAÏA 2 Where stories live. Discover now