11. Menyelam untuk Mati

117K 19.6K 85.1K
                                    

♪ playlist: My Jolly Sailor Bold- Ashley Serena

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

♪ playlist: My Jolly Sailor Bold
- Ashley Serena

11. MENYELAM UNTUK MATI

"Angit, aku bingung mikirin Atlanna. Gimana cara kasih tau Langit?" Alaia dilema.

"Atlanna kenapa?" Langit bicara serius.

"Punya hubungan terlarang sama orang terdekat Langit."

Perasaan Langit menjadi gamang. "Siapa?"

"Bintang."

Di satu waktu yang sama dengan Alaia menyebut nama Bintang, gemuruh menghiasi langit dan suaranya sangat memekak telinga. Itu membuat Langit mengernyit karena tidak mendengar apa yang Alaia katakan. Hanya gerak bibir Alaia yang Langit lihat.

"Siapa, Sayang?" Langit memastikan.

Alaia memberenggut dan sedikit meringik. "Kamu enggak dengerin aku."

"Denger, Aia. Tapi tadi ada geledek," ungkap Langit.

Alaia menggeleng. "Enggak mau lagi."

Langit masih terus mengamati Alaia yang enggan berkata apa-apa lagi. Istrinya malah memejamkan mata dan mendengkur halus seakan tidur nyenyak. Dalam keheningan di kamar, Langit diam-diam penasaran akan ucapan Alaia tadi.

"Tadi Aia ngomong tentang Atlanna itu serius atau enggak?" tutur Langit.

"Ada deh." Sekarang Alaia tersenyum.

"Aih, kamu mah setengah-setengah." Langit menggerutu. "Orang terdekat aku siapa? Agas? Bintang?"

"Bintang di langit." Alaia menunjuk jendela.

"Langit dan bintang selalu bersama. Bulan dan bintang juga. Cuma aku yang di laut," celetuk Alaia setelahnya. "Oh iya, Shaka juga."

"Kalo tukeran tempat, gimana? Aku di langit, kalian di laut dan tenggelam." Alaia cekikikan. "Tolong ... tolong ... ada hiu."

Alaia makin melantur.

Karena tidak mau Alaia makin banyak bicara dan membuatnya lelah, maka Langit mendekap perempuan itu seraya meminta untuk diam. Langit tidak bisa marah melihat Alaia mabuk. Ini terjadi secara tak sengaja. Alaia pasti mengira minuman itu adalah air biasa, dan tertarik karena kemasannya cantik.

"Ssst." Langit menyuruh Alaia tutup mulut.

"Fyuh." Alaia meniup bibir Langit.

Langit makin mengeratkan pelukannya dan tidak menanggapi Alaia kalau cewek itu mengoceh lagi. Itu Langit lakukan biar Alaia mingkem, kemudian tertidur. Tidak perlu waktu banyak menunggu Alaia tidur karena perlahan-lahan mulai kelihatan dia mengantuk.

Belaian lembut di bagian belakang kepala dan punggung Alaia membawanya ke alam mimpi. Langit seperti sedang menidurkan bayi. Sesekali Langit mencium kening serta pipi kenyal itu.

ALAÏA 2 Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon