17. Berharap yang Terbaik

115K 17K 337K
                                    

❄️🤍❄️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❄️
🤍
❄️

♪ Loveable - SinB

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♪ Loveable - SinB

17. BERHARAP YANG TERBAIK

Mereka sama-sama melempar tatapan penuh rasa. Bintang dan Atlanna tidak tau bahwa Alaia, Langit, Ragas, dan Lana yang tadi berada di restoran, kini serempak jalan menuju posisi mereka berada.

Tanpa menyadari kehadiran empat orang itu, Bintang berujar pada Atlanna, "Aku mau mereka tau kita udah nikah, Na."

Dada Atlanna mencelos mendengar ucapan Bintang. Kondisi jantungnya makin payah ketika ia lihat orang tuanya mendekat. Bintang spontan mengendurkan pelukannya di pinggang sang istri tanpa mengambil langkah mundur.

"Bintang, lo bener-bener, ye. Dilepas bentar langsung nemplok ke Atlanna!" Ragas menyeloteh.

Langit menghampiri lalu masuk ke tengah-tengah Atlanna dan Bintang. Kata Langit pada sepupunya, "Jaga jarak, Bi! Gue izinin lo nemenin Atana bukan berarti boleh pegang-pegang sembarangan."

"Masa enggak boleh pegang bini sendiri." Bintang menyeplos, lebih tepatnya menggerutu.

Ragas melotot, apalagi Langit. Kata 'bini' yang keluar dari mulut Bintang mengundang mereka marah-marah. Alhasil Bintang menghindari serangan dua sepupunya yang hendak menampol dia.

Tiga lelaki itu lari saling kejar, melewati Aishakar yang masih anteng duduk di pasir bersama buah kelapa. Pipi Aishakar mengembung saat ia minum.

Mengetahui respons Langit dan Ragas yang seperti itu, berarti mereka tidak mendengar percakapan Bintang soal pernikahan.

Atlanna mengamati mereka semua seraya satu tangannya memegang pinggang. Lalu, lengannya disentuh Alaia untuk dipeluk. Atlanna tertoleh dengan senyum semringah.

"Ata, kamu enggak capek berdiri terus?" Lana bertanya.

Atlanna menggeleng. "Enggak, Mommy."

Awalnya memang semua baik-baik saja. Tepat saat tiga lelaki tadi berlari menuju posisi semula, Atlanna mulai merasakan reaksi kurang nyaman di sekitar perut. Ia meringis dan menekan pinggul yang nyeri.

ALAÏA 2 Where stories live. Discover now