(8) Destiny

1.2K 228 23
                                    

Yuna tidak menyangka jika ciumannya dengan Yoongi menjadi begitu panas dan terus berlanjut. Gadis itu bahkan sudah berada di pangkuan laki-laki yang menjadi Dosennya itu. Ia sudah bisa kembali menggerakkan tubuhnya, tapi entah kenapa Yuna menjadi terbuai dan mengikuti lumatan-lumatan yang Yoongi berikan.

Tarikan tangan Yoongi yang berada di pinggangnya membuat jaraknya menjadi sangat tipis dan begitu dekat. Tangan Yuna yang berada di bahu Yoongi meremasnya dengan kuat saat Yoongi memberikan kecupan-kecupan pada bibirnya.

Yoongi menjadi begitu agresif dan menuntut. Ciumannya sangat mendominasi sampai Yuna tidak bisa lagi beristirahat untuk sekedar mengambil napasnya. Lidah Yoongi bahkan sudah lancang untuk beradu pada lidahnya.

Tidak bisa lagi, Yuna akan pingsan jika Yoongi terus menciumnya seperti ini. Ia harus mengehentikan Yoongi sebelum ia kehabisan napas.

Namun, belum sempat tangan Yuna mendorong dada Yoongi untuk melepaskannya. Laki-laki itu sudah lebih dulu menarik kepalanya dan melepas tautannya dengan gadis yang berada di pangkuannya ini, seolah tahu jika gadis itu membutuhkan udara untuk bernapas.

Sesaat setelah Yoongi melepasnya, Yuna langsung terkulai lemas pada dada Yoongi. Ia sudah tidak memperdulikan kandidatnya yang menjadi seorang mahasiswa ini, ia sudah begitu lemas sampai ia tidak kuat untuk berbicara dan beranjak dari pangkuan Dosennya ini.

Ia harus lebih dulu menormalkan deru napasnya sebelum menjauhi tubuhnya dengan Yoongi. Yuna merasa jika kegiatannya barusan adalah sesuatu yang sangat kurang ajar, mengingat jika Yoongi adalah dosen kampusnya sendiri.

Lagi pula, bagaimana bisa ia berciuman dengan Dosennya sendiri? Apa yang akan di katakan mahasiswa lainnya jika mengetahui hal ini?

Yoongi menarik senyum tipisnya saat ia bisa mendengar suara dari pikiran Yuna. Suara-suara kepanikan Yuna yang takut jika kegiatannya ini di ketahui mahasiswa lainnya. Ciumannya dengan Yuna tadi membuatnya menjadi sangat kuat dalam membaca pikiran gadis ini.

Tautannya tadi lah yang membuat Yoongi bisa membaca pikiran Yuna. Karena itu juga ia terus membuat ciumannya menjadi begitu panas. Karena enam jam setelah ciumannya, kekuatannya untuk membaca pikiran Yuna akan menghilang.

Begitulah cara kerjanya.

Sepertinya, mulai sekarang ia akan sering untuk mencium gadis yang sedang terkulai lemas di pangkuannya ini. Dan selain ia bisa membaca pikiran Yuna saat berciuman, Yoongi juga bisa merasakan bibir manis Yuna yang sepertinya akan menjadikannya kegiatan wajib setiap harinya.

Tentu saja Yuna tidak akan menyadari hal itu. Ia hanya akan mengira jika Yoongi hanyaberniat untuk menciumnya tanpa melakukan niatan lainnya.

Yuna ingin sekali beranjak berdiri, ia ingin beralih dari pangkuannya Yoongi karena ia takut jika sesuatu milik Yoongi akan menjadi berdiri jika dia terus berada di pangkuannya, belum lagi ia hanya memakai handuk yang terikat di pinggangnya. Laki-laki dewasa ini bisa saja menghabisinya jika ia memancingnya.

Namun, Yuna juga belum bisa mengangkat kakinya yang lemas. Pipinya yang semakin memanas akan membuautnya malu saat Yoongi menatapnya nanti. Dia ingin sekali beranjak dari sini, tapi sialnya ciuman Yoongi tadi seolah menyedot seluruh pasokan tenaga yang ia miliki. Padahal, mereka hanya berciuman, hanya berciuman dan tidak melakukan yang melebihi itu. Tapi, kenapa rasanya begitu lemas sekarang?

"Ciuman pertamamu?" Yoongi mulai bersuara yang membuat tubuh Yuna langsung menegang. Kepalanya yang berada di dada Yoongi tidak mampu terangkat karena perasaan malunya yang merajalela. "Maaf karena terlalu kasar, bibirmu manis sekali sampai aku tidak bisa berhenti."

Senyum Yoongi semakin tertarik saat ia mendengar suara hati Yuna yang bersumpah serapah karena rasa malunya sekarang. Rasanya Yoongi ingin menciumnya lagi saja jika tidak mengingat ia belum berpakaian dengan sempurna.

Demon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang