PROLOG

1.4K 194 7
                                    



****

"Naw, saat ini gue beneran yakin kalo Tuhan itu Maha Adil. Salah satu ciptaan-Nya yang sekarang lagi sama gue yaitu Raga. Dia begitu pintar dalam promosi dan menggaet costumer tapi begonya dipakai sehari-hari!! Lo wajib tahu kalau pantat bohay gue ini sampe Labuan Bajo udah kaya Ayam Geprek!! Ya Tuhan! Gue mau mengumpat aja udah bingung harus keluarin umpatan macem apa Naw Ya Allah CAPEK BANGET JADI GUE!!!" cerita Dita berapi-api pada Naura melalui voice note.

Terlihat wajah kesal Dita saat ini, ia tak pernah membayangkan jika partner kerjanya ini mempunyai pikiran yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan masalah contohnya adalah situasi mereka saat ini. Mereka kini berada dalam gerbong kereta api menuju stasiun Semarang.

"Ya Tuhan!! Dari puluhan juta penduduk Indonesia kenapa gue harus sama-sama lo terus sih?!!" pekik Dita yang tak sanggup menahan kekesalannya, ia mengacak-acak rambutnya frustrasi, sedangkan Raga yang berada di sampingnya seolah tak merasa bersalah dengan apa yang diucapkan Dita sedari tadi.

"Yaudah sih Dit, lagian kita juga bakal nyampe Semarang kan? Kenapa lo dari tadi marah-marah mulu sih? Gue udah nurutin perintah lo buat pesen tiket ke Semarang, lo tenang aja. Ada gue," ucap Raga menaik turunkan alisnya penuh percaya diri.

Dita merauk wajah Raga yang mendekat padanya, "Sumpah ya Ga, gue gak nyangka sama pemahaman lo ini. Yang nawarin buat ngurusin tiket kan lo! Makanya gue setuju dengan kita pergi dari Semarang dan menyerahkan pemesanan tiket ke Semarang dan ke Labuan Bajo sama lo. Ya harusnya lo tahu! Tiket pesawat bukan kereta api!! Lo lihat barang bawaan gue, pengen nangis gue sekarang!!" oceh Dita menghentak-hentakan kakinya.

Raga tersenyum, ia menepuk-nepuk kepala Dita. "Yang penting kita sampai dengan selamat. Tuh liat, itu sawah, nah kebo lagi ngebajak. Lo jarang kan liat yang kaya gini?" goda Raga tak henti-hentinya.

"Najis, benci banget gue sama lo!" dengus Dita lagi.

"Ya lagian bawaan lo kaya orang mau pindah? Kenapa gak sekalian lo bawa lemari aja ke Labuan Bajo? Nih koper lo!" tunjuk Raga pada koper besar berwarna merah yang berada di hadapannya. "Tuh, di atas juga masih koper punya lo! Belom lagi, jaket yang lo titipin di koper gue. Aduh ... aduh ... aduh ..." tambahnya dengan mengunakan nada.

Dita merebut kaca mata hitam yang dipakai Raga dan memakainya. "Gue gak bisa bayangin harus sama lo selama berbulan-bulan di sana nanti!!"

"Dih, gak usah dibayangin! Dinikmatin aja shay ..." lagi-lagi Raga terus membuat kesal Dita.

"Nggak tahu Ga. Sumpah. Gue udah pesimis mau nikmatin waktu di sana, APA LAGI SAMA LO!" teriak Dita tertahan.


***

Something About UsWhere stories live. Discover now