2. Kacau

969 473 727
                                    

Silau matahari pagi menyadarkan ku dari tidur.

"Pagi sayang." Sapa Erwin ketika melihat ku terbangun

Erwin langsung menghampiri ku yang masih duduk mengusap wajahku sendiri. Dan Erwin pun duduk di atas ranjang

"Sorry, seharusnya aku bangun lebih awal dari kamu."

Erwin tersenyum kecil sembari mengusap rambutku lembut

"Sudah, mandi sana! Sehabis itu kita makan. Aku sudah masakin buat kita sarapan."

"Kamu masak?" Tanyaku tak percaya

"Kenapa? Kamu nggak percaya suamimu ini bisa masak."

"Bukan gitu sayang. Kalau gitu aku mandi dulu." Aku bergegas turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi

Panggilan sayang pertama kali aku menyebut Erwin dengan panggilan itu. Kata itu spontan keluar dari mulutku

Di Meja Makan

Nasi goreng, itulah masakan yang dibuat oleh Erwin untuk sarapan pagi ini.

"Makasih sayang." Ucapku saat melihat nasi goreng Erwin yang tertata rapi didalam piring

Erwin menarik kursi dan mempersilakan aku duduk.

"Gimana?" Tanya Erwin yang tak sabar menanti jawaban ku ketika aku baru saja menyuap sesendok nasi goreng nya

Aku terdiam sambil tersenyum padanya

"Gimana?" Tanya Erwin lagi

"Enak ko. Ternyata suamiku bisa masak juga."

"Makasih." Ucap Erwin tersenyum kecil

Kami melanjutkan menghabiskan nasi goreng tersebut

Di Ruang Tengah

Aku yang sedang berdiri memandang pemandangan luar dari bilik jendela. Erwin datang dan memeluk ku dari belakang.

"Kamu, mau kita keluar? "

Aku langsung membalikkan badan menghadap Erwin

"Nggak usah, kita di rumah saja. Aku mau menghabiskan waktu ini bersama dengan mu di rumah."

Rasanya ingin seperti ini, tetap berada dalam pelukan mu. Aku yang kini ingin memiliki mu seutuhnya.

"Kalau gitu kamu mau kita buat apa."

"Apa saja asal aku selalu di dekatmu." Ucapku yang masih memeluk erat Erwin

Erwin melepaskan pelukanku darinya dengan lembut dan mendekat wajahnya dekat dengan wajah ku sembari memegang kedua wajahku.

"Aku tidak akan meninggalkanmu."

Kalimat itu yang dulu pernah diucapkannya ketika aku masih kecil. Dia selalu berjanji padaku selalu ada di samping ku.

Erwin kembali menarik ku ke dalam pelukannya.

"Maaf, membuat mu menunggu dan membuat mu terjebak dalam situasi ini."

Ungkapan tulus dari seorang Erwin.

"Kita nonton yuk!" Ucap Erwin mencoba menenangkan ku.

Erwin, melepaskan pelukannya lalu menarik tanganku menuju sofa dan menyuruh ku duduk, ia pun ikut duduk di samping ku.

My Husband Is My UncleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora