10. Apa yang terjadi

489 163 592
                                    

Keesokan hari

Pagi-pagi benar tanpa sepengetahuan bapak dan ibu aku berangkat ke Bandung.

Aku hanya menitipkan kan pesan pada Bibi Amira untuk memberitahu kepada ayah dan ibu kalau aku ada urusan sehingga harus pergi ke Bandung.

Sesampainya di Rumah di Bandung ternyata Erwin sudah lebih dulu sampai dari ku.

"Kamu sudah dari tadi sayang." Tanya ku saat melihat Erwin sedang duduk di sofa depan.

Erwin terlihat sangat marah bahkan senyuman pun tak diberikan pada ku.

"Bagus ya.. Suami, pacar. Sempurna sekali." Ucap Erwin sinis

"Maksud kamu apa?" Aku yang tak terima dengan ucapan Roy

"Kamu tanya maksud saya apa? Apa kurang puas dengan aku sebagai suami kamu sehingga kamu harus pacaran sama pria itu."

Mendengar ucapan Erwin membuat air mata ku mulai berjatuhan

"Sayang, aku minta maaf. Aku lakukan semua itu hanya karena bapa yang memintanya."

"Terus, kalau Bapa kamu minta kamu nikah sama dia, apa kamu juga mau?"

Aku terdiam setelah mendengar pertanyaan Erwin

"Kamu nggak bisa jawab kan."

Kemarahan Erwin membuat dia menyiksa diri sendiri dengan memukul kepalanya ke tembok

Melihat tindakan Erwin membuat ku langsung memeluknya dari belakang

"Maafkan aku. Aku memang salah."

Erwin membalikkan tubuhnya ke arah ku dan melepaskan pelukan ku dengan kasar lalu meninggalkan ku begitu saja. Erwin sangat frustasi sampai air mata nya pun jatuh membasahi pipinya

"Sayang, maafkan aku sayang." Teriak ku yang langsung terduduk dilantai sambil menangis

Erwin tak mempedulikan ku dia terus berjalan menaiki anak tangga

Tak bisa berbuat apa-apa lagi, aku hanya terduduk dilantai menangisi kebodohan ku sendiri.

Malam Hari

Langit mulai terlihat gelap. Matahari telah mengganti posisinya dengan bulan di temani dengan taburan bintang-bintang membuat langit malam ini sangat Indah. Berbeda dengan kisah ku yang kini terlihat mulai memudar.

Sudah dari pagi, Erwin belum juga keluar dari kamar. Aku akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu kamarnya berharap dia mau membukanya.

"Sayang, keluar makan dulu sayang!" Pekik ku sambil mengetuk pintu kamarnya, namun tak ada respon dari Erwin

"Sayang, aku mohon keluarlah! Jangan diam seperti ini. Maafkan aku sayang, maaf telah telah menyakitimu. Aku tidak bermaksud menyakitimu, aku mencintaimu. Aku mohon keluarlah!" Ucap ku dengan airmata telah membasahi pipiku

Tak lama kemudian, Erwin pun membukakan pintu. Dan tanpa aba-aba Erwin langsung menarik ku kedalam pelukannya.

"Maafkan aku, sayang." Ucap ku yang sedang berada dalam pelukkannya

Erwin hanya terdiam, sambil mengusap lembut rambutku dan menciumnya

"Kamu mau kan maafin aku?"

Erwin melepaskan pelukannya dan menatap ku sambil menganggukkan kepalanya dengan sedikit tersenyum

"Kamu makan ya, aku sudah siap kan makanan kesukaan kamu."

Erwin tak mengeluarkan suaranya dia hanya mengangguk kepala.

"Yukk. Kita makan." Ucap ku sambil menarik tangannya.

Erwin hanya terdiam mengikuti ku berjalan.

Meski Erwin masih terlihat dingin terhadap ku, namun aku merasa bersyukur karena dia sudah mau keluar untuk makan.

Di Kamar

Apa dia sudah benar-benar memaafkan aku, tapi kenapa sikapnya masih dingin terhadap ku?

Selesai makan Erwin langsung ke kamar dan membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Sikap diam nya membuatku merasa sakit.

Aku pun mengikutinya dengan membaringkan tubuhku di sebelah nya.

"Aku, kamu masih marah. Aku akan terus menunggu sampai kamu mau memaafkan mu."

Erwin membalikkan badannya kearah ku

"Apa aku terlihat seperti orang yang belum memaafkan mu." Ucap Erwin tepat didepan wajahku membuat jantungku berdetak tak beraturan

"Menurut kamu?" Jawab ku ketus

Dan tanpa aba-aba Erwin langsung menempelkan bibirnya dengan bibirku.

"Maafkan aku. Aku hanya nggak mau kehilangan kamu meski hubungan ini terjalin secara diam-diam tapi aku sangat mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu jangan jutekin aku lagi ya." Ucap ku tersenyum lega

"Aku, ijin kamu berpacaran dengannya tapi bukan berarti kamu melakukan hal aneh-aneh dibelakang ku." Ucap Erwin dengan tatapan dingin

"Aku capek berpura-pura terus. Bisakah hanya aku dan kamu saja?"

"Maafkan aku sayang. Kita pasti akan menemukan jalan keluarnya agar bisa terus bersama-sama tanpa ada orang ketiga disisi kita lagi." Ucap Erwin langsung membawa ku ke pelukkannya sembari mencium kening ku.

"Sayang, aku kangen suara kamu. Nyanyi dong sayang!" Ucap ku sedikit manja pada Erwin

"Nggak mau ah. Suara ku jelek."

"Ayolah sayang! Suara kamu bagus ko." Ucap sambil mengelus lembut pipih Erwin

"Nggak, aku mau kamu nepatin janji kamu."

"Janji apa?" Tanya ku berasa nggak pernah janji apa-apa padanya

"Hmmm.. Jangan sengaja lupa kamu." Ucap Erwin langsung menggelitik pinggang ku membuat ku tertawa geli

"Janji apa sih sayang, aku lupa." Erwin terus menggelitik pinggang ku

"Ah.. Geli sayang. Janji apa sih." Ucap ku menjerit

"Lupakan saja." Jawab Erwin ketus langsung menghentikan tingkahnya dan membalikkan badan dari ku.

Aku mendekati dagu ke pundaknya. "Sayang, kamu marah lagi ya? Aku minta maaf."

"Iya, tidur lah!" Ucap Erwin masih tetap pada posisi tidurnya

"Liat sini dong sayang! kalau memang nggak marah." Ucap ku menggoda nya dan langsung direspon Erwin dengan membalikkan badannya ke arah ku sehingga kini kepala ku berada pada dadanya.

"Aku sudah siap memberikan kewajiban ku sebagai seorang istri." Ucap ku sambil menghadapkan wajah ku memandangi Erwin

Erwin memandangi ku dengan wajah datar nya sambil mengelus-elus kepala ku. "Tidurlah! Aku akan menyanyikan lagu untuk mu."

Erwin mulai bernyanyi untuk ku dengan suara pas-pasan nya namun belum sempat menyelesaikan liriknya, aku pun langsung menempelkan bibirku dengan bibirnya sehingga terjadi ciuman panas sampai pada akhirnya perlahan Erwin mulai melepaskan piyama ku begitu pun sebaliknya, hingga kini kami terlihat seperti Adam dan Hawa saat jatuh dalam dosa

Malam pertama aku dan Erwin pun terjadi saat itu juga. Kami sangat menikmati satu dengan lainnya.

Kini yang aku lakukan saat ini adalah melakukan kewajiban sebagai seorang istri meski hanya sebagai istri simpanan.

Kisah Cinta yang bisa dibilang layak dan juga tidak layak dilakukan.

Apa ini yang dinamakan Cinta atau mungkinkah ini hanya nafsu sesaat?

Cinta ini begitu sulit diartikan, kisah yang mungkin akan menyakiti banyak orang termaksud aku dan dia.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Husband Is My UncleWhere stories live. Discover now