Enam

209 44 3
                                    

"Grace adalah seorang aurelian, jika ia memang terlibat berarti ia telah melangga,r perjanjian agung dan ini merupakan akhir bagi kaumnya." Luhan terheran, para makhluk abadi kini terikat dengan perjanjian agung, barangsiapa melanggarnya maka kaum sang pelanggar sah untuk diburu dan dibunuh di mana pun hingga habis tak bersisa, dengan kata lain adalah sebuah kepunahan. "Lagipula bukankah ini terlalu aneh?" lanjutnya kemudian.

"Aneh? Maksudmu?" tanya Chanyeol.

Luhan melemparkan pandangan penuh tanya. "Kemunculan vampire hunter  dan teror pada dewan keamanan dalam waktu yang berdekatan sejak awal komite dibentuk. Tidakkah itu aneh?"

"Terlalu tidak wajar untuk dibilang kebetulan," ungkap Suho. "Tapi tentunya kita harus mencari tahu lebih jauh."

"Apa yang bisa kita lakukan sekarang?" tanya Kris.

"Menguntit Grace?" jawab Chanyeol spontan.

Luhan terdengar mendengkus dengan kasar, mengembuskan udara dari lubang hidung yang secara teknis tidak dapat dilakukan secara spontan oleh para makhluk abadi. "Bukan masukan yang bagus, tapi kurasa kita tidak punya opsi lain untuk saat ini selain memulainya."

"Oke, ayo pergi!" ajak Chanyeol.

"Tidak untukmu yang baru saja selesai mengalami penyerangan brutal Chanyeol, biar aku dan Luhan yang pergi," usul Kris.

"Hei, kemampuan melacakku kalian butuhkan untuk mengintai!" Chanyeol mendebat tidak terima.

"Seorang penyihir tidak mempunyai kekuatan teleportasi, itu akan lebih memudahkan kami dalam mengawasinya. Dan dalam menguntit, butuh ketenangan agar target tidak menyadari kalau mereka sedang dalam pengawasan," ujar Luhan panjang lebar dengan senyum meledek ke arah Chanyeol. Kemudian ia menatap Kris dan menganggukan kepala, detik berikutnya mereka berdua menghilang dari hadapan Chanyeol dan Suho.

"Apa maksud si wajah cantik itu?" tanya Chanyeol tak terima kepada Suho. 

Tak lama Chanyeol menerima telepati yang berisi sumpah serapah Luhan karena dirinya baru saja menyebut Luhan dengan sebutan si wajah cantik yang Chanyeol balas dengan gerutuan betapa curangnya Luhan menggunakan telepati miliknya untuk membaca pikiran Chanyeol.

Suho masih terduduk dengan tenang, tak terpengaruh dengan emosi Chanyeol yang meletup-letup saat ini. "Kita semua tahu siapa yang paling tidak bisa diam dan banyak bicara."

"Baekhyun," timpal Chanyeol.

"Ya, dia urutan pertama, setelah itu?"

Chanyeol berdecak, memasang wajah masam. Memanglah ia dan Baekhyun yang paling tidak bisa diam dan banyak bicara di antara semua anggota classified, dan mau tak mau ia harus mengakui hal tersebut.

"Kau tidak bekerja?" tanya Chanyeol pada Suho. Sebagai makhluk yang tidak memerlukan istirahat, mengisi waktu dengan melakukan pekerjaan dan beraktivitas di antara manusia merupakan salah satu solusi untuk menghabiskan waktu keabadian mereka.

Suho menggeleng. "Aku masih menunggu panggilan pekerjaan."

"Kau terdengar seperti seorang manusia sekarang." Chanyeol terkekeh pelan. Rasanya lucu melihat anggotanya satu persatu bergonta-ganti pekerjaan setiap satu dekade dan menggunakan identitas baru untuk beraktivitas bersama manusia. 

"Jadi, profesi apa yang akan kau ambil selanjutnya?"

"Kembali menjadi seorang dokter."

"Ku harap kau tidak membuat kekacauan di ruang bedah sampai Xiumin selesai dengan penemuannya untuk membuat obat baru yang bisa menekan rasa haus kita sedikit lebih lama."

ClassifiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang