chapter 5

9.5K 792 20
                                    

"Leader!" seru Chanyeol dengan mulut ternganga, saat ia menuruni tangga, berlutut dan menyaksikan Junymeon tak berdaya. Jongin berlari mendekati dan mengangkat kepala junmyeon, meletakkannya di pahanya dan berusaha menghentikan darah yg keluar dari dada junmyeon dengan telapak tangannya, sepotong serpihan kaca tertancap di tulang rusuk kanan Junymeon, dan yang ia bisa lakukan hanyalah terengah-engah tanpa berkata apapun.


"Leader! Leader! kau tidak boleh mati!" tangis Chanyeol saat ia melihat nafas Junmyeon yang makin menipis. "Aku, aku .. mengapa .. Aku yang jadi leader? "

Baekhyun tak dapat mengucapkan apa-apa.

Jongin perlahan mengangkat kepalanya untuk melihat Baekhyun, kemudian ke arah kami, Chanyeol mendorong baekhyun dengan kuat, air matanya jatuh. "Apa yang telah kau lakukan!" Seketika, Baekhyun mulai menangis juga dan menggelengkan kepalanya terus menerus.

Yixing berjongkok dan memegang bahu Baekhyun itu, "Ambil nafas sejenak, ceritakan apa yang terjadi."


"Aku keluar mencari air" Baekhyun memandang Yixing lemah.

"Aku tahu, lalu?" Tanya Yixing.

"Aku berjalan ke sisi sofa dan menemukan seseorang...... memakai topi, berdiri tepat di samping cermin dengan pisau...... dan juga obor...." Kata Baekhyun tarbata-bata.

"Dia menatapku, memegang pisau di samping wajahnya dan mendekatiku...." Baekhyun berbicara dan mulai menangis.

"Lalu.... kemudian.... tangannya mendekatiku..... jadi aku mendorongnya.... " katanya, "ia jatuh ke belakang dan cermin itu hancur. "

"Dan kau terus membunuhnya?" Tanya Tao

"Tidak! Bukan begitu! Aku tidak bermaksud! Aku tidak bermaksud! " ia menatap semua orang, panik.

"Dia terjatuh ke lantai dengan suara parau dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti...."

Mata Baekhyun nampak kesulitan untuk mengingat semua yang terjadi dalam gelap , "Kemudian, kemudian, ia merangkak ke arahku dan meraih tanganku ........"



Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun, rentetan kejadian begitu kentara jelas bagi mereka, Baekhyun telah mengambil sepotong pecahan cermin yang hancur dan menusukkannya pada Junmyeon.

"Leader......." Sehun dan Kyungsoo mengerumuninya, kami tidak melangkah maju, mencoba memberikan ruang bagi mereka.


Namun, napas Junmyeon makin memburu, ia sudah lama kehilangan kemampuan untuk berbicara dan hanya terus menggelengkan kepala. Ia mengamati dan mencari seseorang dalam kerumunan kami, dan tiba-tiba menyambar tangan Jongin, seakan ingin mengutarakan sesuatu. Akhirnya, setetes air mata jatuh, dan dia berhenti bernapas.


Mungkin itu air mata yang tersembunyi, karena ketika kuamati, tidak ada pisau di lantai, itu hanya obeng.

Luhan mengambil obeng dan sekrup yang terjatuh dekat cermin yang pecah, ia memandang Baekhyun, "Pisau yang kau maksud mungkin adalah ini"

"Sebelum menuju lantai atas, Junmyeon bercerita tentang kecurigaannya tentang suara yg terdengar dari dalam cermin ini." Luhan melanjutkan, "Dia tidak memberitahu kami akan turun dan langsung turun untuk memeriksa sendiri."

"Dan mengapa kau tidak memberitahu kita?" Terlihat rasa dendam yang membara di mata Jongin, Luhan kehilangan kata-kata.

"Bagaimana Luhan tahu dia akan turun, kau tidak bisa melemparkan kesalahan begitu saja kepada orang lain!" nada suara Tao seperti seseorang yang tidak berpikir sebelum berbicara.

48 HOURS [EXO Fanfiction]Where stories live. Discover now