chapter 9

5K 622 7
                                    

Di depan mesin Dance Revolution, Sehun menyipitkan matanya dan berbalik, "Jangan menyerah padaku." Katanya.


Dengan kepala menghadap ke depan, Luhan mengatakan, "Itu mungkin bisa jadi alasan yang bagus. Jika kau menang, tolong nanti beritahu orang-orang bahwa aku menyerah padamu dan bukan karena aku bermain dengan buruk."


"Kau akan menghadapi kematian. Bisakah kau jangan bercanda seperti anak kecil?" Cemberut Sehun.

"Siapa bilang aku akan mati," Luhan mencoba pemanasan, "Meskipun aku hanya beberapa tahun lebih tua dari kau, bukan berarti aku tidak lincah memainkan ini."


"Kau adalah senior yang paling tidak tahu malu yang pernah kutemui." Sehun menggelengkan kepalanya.

"Dan kau, kau adalah si bungsu yang paling sombong yang pernah kutemui." Luhan tersenyum sambil memberikan komentar.


"Apakah kita bisa memulainya?" Luhan berpaling pada Sehun, "Sebaiknya kau melakukan yang terbaik karena belum pernah ada yang menang melawanku dalam permainan ini."



"Tidak pelu kau katakan." Sehun menghindari kontak mata, "Mengapa orang tuamu mengirimmu ke Korea, bertemu denganmu adahal yang paling tidak beruntung yang pernah terjadi di dalam hidupku."

"Orang tuaku  tidak mengirim aku ke Korea," Luhan terkikik, "Mereka tidak menyetujui  jalan hidupku ini, aku datang atas kehendakku sendiri."


"Ha, itu pasti sudah ....." Sehun menundukkan kepalanya, kalimatnya menggantung. Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, dan Luhan menundukkan kepalanya turun juga.


Setelah beberapa detik keheningan, Luhan tersenyum dan berkata kepada Sehun, "Ketika kau  mendapatkan air nanti, jangan lupa untuk membuatkanku segelas Bubble Tea."


"Tapi tidak ada susu disini ......." Sehun mengatur pandangannya ke arah depan, "dan juga teh."

"Lalu ......." Luhan terus menunduk ,"Buatkan ketika kau berhasil keluar ..." Luhan tersenyum sambil melepaskan cincin liebe (liebe dalam bahasa Jerman berarti sayang .. bisa diartikan sebagai cincin kesayangan) yang bisa dimainkan dari jari tengahnya,"Cincin ini bisa berputar, kau bisa memainkannya."

Sehun mengambil cincin itu, "Kau belum bisa memecahkannya."


"Aku bukan ahlinya dalam memecahkan puzzle" Luhan tertawa, "Kau mainkan saja."

Sehun mengangguk dan menerimanya, memakainya di jari tengahnya.


Ada satu titik dimana hidup Anda akan mulai menghitung mundur dan Anda tidak akan pernah tahu.


Keduanya dengan sangat jelas  tidak memili petunjuk apapun tentang caranya bermain dance dengan metode berlutut ini. Meskipun dengan penuh ketakutan, mereka menggunakan tangan dengan menggantikan lutut untuk menutupi kesalahan gerakan tetapi irama gerakan mereka masih tetap berantakan. Bahkan tidak sampai setengah ronde,  kesalahan terus menerus terjadi dan menyebabkan layar monitor Sehun menyala dengan lampu merah dan kemudian disusul dengan lampu merahmenyala di layar monitor Luhan.




"Luhan tidak bisa melanjutkan lagi."Yixing duduk di lantai dan menggelengkan kepalanya, "Dia terlihat kacau." Jongin yang berdiri di sisi yang berlawanan berteriak kepada Sehun, "Jangan panik!  Perlahankan gerakannya dan jangan dikacaukan!"

48 HOURS [EXO Fanfiction]Where stories live. Discover now