chapter 6

6.3K 773 20
                                    

Keesokan sorenya, suara dentingan gelas dan botol dari luar samar-samar membangunkanku. Semua orang mengerutkan alis mereka mungkin karena jetlag dan ketakutan, tapi tetap saja tidak ada yang mampu melawan kelelahan.


"Apa yang mereka lakukan?" Sehun membalikkan tubuhnya seraya mengggumam.

"Seseorang mungkin akan datang untuk menyelamatkan kita," aku menutup mata lagi dan mengerutkan alisku "Kebenaran terungkap, dan ada polisi diluar."

"Jelas itu adalah hal yang terbaik, namun..." kata Kyungsoo, "Bukankah kau pikir mereka datang agak sedikit terlambat?"

Baekhyun mengucek matanya dan berdiri, menatap pintu dan berkata, "Aku akan pergi keluar dan melihat."

Saat ia berdiri, kuhadapi rasa lelahku, berjuang untuk bangkit dan terhuyung-huyung ke arahnya, "Aku akan ikut denganmu."


Kami kecewa karena tidak ada polisi dimana-mana, melainkan hanya Chanyeol dan Luhan yang sedang menempatkan beberapa gelas kosong di meja. Jongin dan Tao sedang duduk di sofa, masing-masing memegang 3 botol Vodka dan Tequila dan bersuara kepada kami, "Kami terlalu haus dan kami menemukan beberapa botol alkohol, mari kita minum bersama."

Sebuah Scorpion hitam yang tertidur digambar pada meja kaca dalam semalam, dan seketika, kecepatan detak jantungku jadi tidak karuan.

"Siapa yang menggambar ini?" Kata Baekhyun.

"Aku." Kata Chanyeol, "Kalian datang terlambat, dan aku merasa bosan jadi aku menggambar sedikit."

"Apakah kau begitu merindukan Kris?" Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol dan mendorongnya sedikit, mengucek matanya, berbalik dan kembali berjalan ke kamar tidur. Ia mengetuk pintu dan berteriak, "Bangun! Kita akan minum alkohol!"

Aku menatap Scorpion yang digambar di atas kaca dan hatiku berdebar. Samar-samar aku teringat sesuatu, tapi rasanya seperti mimpi.



Setelah sekitar 2 menit, Sehun terhuyung-huyung keluar dari kamar tidur dengan goyah. "Apa alkohol..." Ia menatap deretan gelas yang tersusun rapi di atas meja dengan tatapan yang aneh.

"Tidak ada air dimanapun di seluruh bangunan ini, tapi di lantai dua ada beberapa botol alkohol ..." Chanyeol membuka botol Vodka dan menuangkannya ke dalam cangkir satu per satu. "Meskipun hal ini tidak baik untuk perut, tapi... itu jelas lebih baik dibandingkan dengan mati kehausan." Dia menatap ke arahku dan Sehun, dan memberi isyarat kepada kami untuk minum.


Tao berjalan ke depan, mengambil gelas terdekat di tepi meja, diikuti oleh Jongin dan Luhan. Luhan mengangkat sebuah gelas, dan mendorong gelas di sebelahnya ke arahku dan mengedip padaku. Sehun juga berpikir untuk mengambil segelas, dan ketika ia mencoba meraih gelasnya, Chanyeol mengambilnya, dan ia harus mengambil gelas yang di belakangnya.

"Ah~ Seriously~~" Chanyeol mengusap perutnya dan mengembalikan gelasnya kembali ke posisi semula, "Pertama, aku harus menyingkirkan masalah pribadi ini." Dia berkata sambil berlari ke toilet.


"Cih, Kyungsoo dan Yixing masih saja belum bangun." Baekhyun berjalan ke meja kemudian Chanyeol berjalan keluar dari toilet. Mereka berkontak mata sejenak, tangan Baekhyun ragu-ragu dan mengambil segelas, dengan cepat Chanyeol mengambil gelas di belakangnya, tapi bukan gelas yang ia ambil dari Sehun tadi.

"Kyungsoo!" Teriak Jongin keras, "Bangun!" Tapi Luhan dengan santainya berjalan ke kamar tidur kami dan hanya menyeret Yixing.

Hanya ada 2 gelas alkohol tersisa di meja ini; Yixing mengucek mata saat ia berjalan ke meja. Tao tiba-tiba mengangkat salah satu gelas dan menyerahkannya kepada Yixing.

48 HOURS [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang