8. Balapan

874 107 137
                                    

Hai, bububb!❤️

Gimanaaaa kabarrrrr kaliannnn?

Semangat ya yg lagi PAS, semoga lancar dan hasilnya memuasakan😍🫶

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

SS BAGIAN YG KALIAN SUKA & POST DI SG YA JANLUP TAG!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #darrenvalcano

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA🥹🤍

***

Sesuai yang dibicarakan Darren tadi pagi. Lelaki itu sekarang berada di area balapan malam ini. Ia sudah mengenakan helmnya. Jika bukan untuk Aluka, ia tidak akan nekat balapan seperti ini.

"Hati-hati, Ren. Pelan-pelan aja," ujar Arlan kepada Darren yang ada diatas motornya.

"Kalo pelan-pelan gue kalah," balas Darren.

Arlan mencengir kuda. "Yaudah hati-hati gak usah pelan-pelan," ralatnya.

"Doain gue menang."

"Pasti lo menang!" seru Arlan.

"Semangat Darren," ucap Darren dalam batinnya.

Darren langsung menancap gas setelah perempuan berpakaian mini itu memberi aba-aba. Posisi Darren sekarang paling depan. Ia semakin menambah kecepatannya.

Garis finish mulai terlihat. Darren masih diposisi yang sama. Ia menambah kecepatannya lagi hingga memenangkan balap liar malam ini.

"KEREN!" Arlan menyambut Darren lalu merangkul pundak sahabatnya itu.

Seorang lelaki seumuran dengan Darren mendekatinya. Menyerahkan amplop coklat berisi uang.

Darren tersenyum ramah. "Thanks ya!" Lelaki itu menganggukkan kepalanya.

"WOI! POLISI-POLISI!"

Teriakan itu membuat area balap langsung ricuh. Mereka berhamburan meninggalkan area ini. Tidak lama suara sirine polisi mulai terdengar.

"Naik, Lan. Cepet!" perintah Darren pada Arlan.

Arlan naik ke motor Darren lalu mengenakan helmnya. Darren melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Arlan sesekali menoleh kearah belakang memastikan jika polisi itu tidak membuntutinya.

Arlan menepuk pundak Darren mengkode jika ia tidak diikuti oleh polisi. "Aman, Ren!"

Darren menganggukkan kepalanya. Ia berniat mengantarkan sahabatnya untuk pulang.

***

Lelaki itu sudah memasuki rumahnya. Seperti biasa, hening. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mamanya. Darren membuka dengan lirih pintu kamar wanita itu.

DARREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang