16. I'm lucky

736 76 206
                                    

Hai, bububb!❤️

Btwww, kalian libur sampe kapannn???

PARTTT INI SANGAT SANGAT ASDFGHJKL, HARUS SIAPIN TISU MA OKSIGENNN!!🥹💋

Happy reading semuaa. Jangan lupa komen setiap paragraf yaaaa!

UP SETELAH TEMBUS 100 VOTE + 300 KOMEN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

SS BAGIAN YG KALIAN SUKA & POST DI SG YA JANLUP TAG!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #darrenvalcano

***

Darren sedari tadi sibuk dengan buku-bukunya. Ia harus peringkat tiga besar agar ayahnya berhenti berulah. Ia bahkan mematikan ponselnya agar fokus ada bukunya.

Lelaki itu menghembuskan napasnya pelan. Ia memijat pangkal hidungnya. Merasakan pening dikepalanya. Darren memutar-mutar bolpoinnya sambil memikirkan jawaban pada soal didepannya.

"Capek juga ternyata biar jadi orang pinter," gumamnya.

Manik mata lelaki itu beralih pada bingkai foto yang ada dimeja belajarnya. Ia meraih itu, dilihat Darren tengah digendong oleh Pram. Senyum pria itu yang sekarang sudah tidak ada terpancar difoto itu.

"Pa, Darren kangen."

Tanpa sadar air mata lelaki itu lolos begitu saja. "Darren kangen dibanggain sama papa. Darren kangen pelukan papa," lirihnya.

Lelaki itu menarik napasnya panjang lalu menghembuskan.

"Semangat, Darren. Lo pasti bisa!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri lalu melanjutkan aktivitas belajarnya.

***

"Udah sarapan?" tanya Arlan pada Tere yang disampingnya. Tere menggelengkan kepalanya tanpa menatap Arlan.

"Pesen sana. Sakit lo ntar," ujarnya lagi.

"Gak," jawab Tere singkat.

Arlan berdecak kesal. "Masih aja marah."

"Siapa juga yang marah."

"Terserah lo dah. Mau marah atau enggak. Males ngurusin," ketus Arlan lalu menyeruput es tehnya.

Darren datang dengan yang lain itu duduk disamping Arlan. "Diem-diem aja. Kenapa? Marahan?"

Arlan menarik Tere mendekat padanya membuat perempuan itu kaget. "Marahan? Sorry, bro! Hubungan gue sama Tere gak kenal kaya begituan," balasnya dengan sombong.

"Ya kan, ayang?" tanyanya pada Tere sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Iya dong!" seru Tere.

"Awas loh, siapa tau nanti sekalinya marahan langsung putus," sahut Bia lalu menggigit coklatnya.

"Hati-hati lo kalo ngomong!" sentak Arlan. "Ngedapetin Tere tuh susah," lanjutnya.

Liona memutar bola matanya malas. "Iya deh iya yang sekarang udah ngedapetin Tere."

DARREN Where stories live. Discover now