03. Berjalan.

69 11 1
                                    

Like We Just Met
It's still the same whenever I see you
I speak awkwardly,myvoicetrembling

Jika ada sebuah perpisahan yang mampu membuat aku tersadar, mungkin saat kenaikan kelas. Saat dimana semua perasaan yang mungkin terlihat sederharna, mudah, kecil namun menjadi awal mula semua kenangan yang tak bisa di lupakan sampai bertahun-tahun kedepan.

Mungkin saja semuanya terlihat kekanakan. Terlihat begitu muda sampai rasanya ingin melupakannya. Tapi Tuhan sepertinya menulis takdir yang berbeda, kenangan yang seharusnya menjadi "puppy love" bagi kebanyakan orang, sepertinya mempunyai arti yang berbeda bagiku.

"Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat."
Ketika satu kelas tak terlihat, ketika pisah kelas baru terlihat.

Kenangan sederharna, seperti mensejajarkan barisannya denganku saat upacara bendera. Pindah kebarisan paling depan saat ia bertugas menjadi pengibar bendera. Pura-pura ke toilet saat jam pelajaran olahraganya. Melewati kelasnya saat ke kantin sekolah. Meminjam buku ke teman sekelasnya. Menulis cerpen tentangnya saat tugas Bahasa Indonesia. Membuat puisi untuk dipajang di mading sekolah saat ekstrakulikuler Mading. Mengungkapkan perasaan melalui status Facebook. Menunggunya melewati lapangan, menunggunya melewati kelasku di pagi hari saat datang sekolah. Menceritakan kelucuannya di buku harian yang entah sekarang dimana.

Hal-hal sederharna ini, menjadi kenangan manis yang sangat menghibur. Bagaimana menyukai seseorang bisa semenyenangkan itu. 

Hal-hal gak penting, ternyata bisa dikenang sebagai sesuatu yang menghibur seperti pesan di Facebook, bertukar pesan saat jam pelajaran komputer di sekolah. Bahasa yang masih alay, pembahasan yang gak jelas, obrolan basa-basi, atau  sekedar sapa aja.

 Bahasa yang masih alay, pembahasan yang gak jelas, obrolan basa-basi, atau  sekedar sapa aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin memang benar, jatuh cinta itu sederharna saja. Semudah itu merasakan kebahagiaan. Semudah itu untuk tersenyum. Semudah itu merasa diperhatikan. Semudah itu juga keliru akan segala hal...

Kalau dipikir-pikir kenapa bisa ya? Sesuka itu?

Tapi kenapa juga, sebuah perjalanan yang seharusnya di lalui untuk berujung bahagia, malah sebaliknya? Kenapa ya, sesuatu yang sangat membahagiakan bisa membawa kesedihan juga?

Perjalanan itu mengubah arah tujuannya?

⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆

Langit Tanpa BulanWhere stories live. Discover now