09. Bersemi.

51 7 2
                                    

To my first.
It's YOU.

Jika aku bumi, maka kamu adalah bulan.
Dan jarak di antara kita, memang seluas itu.

Terima kasih sudah memberikan banyak bahagia.
Terima kasih sudah hadir mengisi tawa.
Terima kasih sudah memberikan ruang dan waktu.
Terima kasih sudah mengobati rindu.
Terima kasih sudah memberikan kesempatan.
Terima kasih sudah membuatku mengenal diri sendiri.
Terima kasih sudah datang.
Terima kasih sudah terlahir di dunia ini dan bertemu denganku.
Terima kasih,

Dan jika...
Jika memang kita tak bisa menyatu, aku tetap akan berterima kasih padamu.
Jika memang kita tak berlanjut, biar saja ceritanya cukup sampai di halaman ini.
Jika memang kita harus usai disini, maka jangan pernah membaca halaman selanjutnya.
Jika ingin berakhir, biarlah cerita bagaimana aku sangat menyukaimu berakhir.
Jika ini semua berakhir karena kamu telah memiliki pilihan lain, atau bahkan tak ingin bersamaku, tak ingin lagi mengenalku, tak lagi melihatku menarik dan tak perlu untuk di perjuangkan.
Maka berhentilah.

Biarkan aku sendiri dan tinggalkan aku tanpa sepatah katapun.
Dengan begitu, aku mengerti kamu memang ingin pergi.

Aku hanya ingin mengenang dirimu dalam ingatan paling baik dan indah yang aku lalui. Aku hanya ingin berterima kasih padamu, tanpa perlu bertanya-tanya mengapa kamu pergi. Aku tak ingin menduga-duga lagi dan takut akan perasaan yang akan menyalahkan diri ku sendiri. Ku akui itu, aku takut.

Atau, adakah yang harus aku ketahui? Mungkin tentang perasaanmu, dan aku salah. Aku tak pernah bisa berpikir sepenuhnya kamu menyukaiku. Aku merasa apakah aku bisa menerima cinta seseorang, aku tak pernah ingin di cintai apa-adanya, karena untuk mengejar orang yang aku sukai, aku berusaha. Meskipun, aku lambat. Tapi apakah aku terlambat?

Apakah aku, lagi-lagi terlambat untuk mempertanyakan kisah ini? Apakah karena aku tidak seperti orang-orang pada umumnya yang suka mengungkapkan perasaannya? Apakah karena aku terlihat tak peduli?

Sejujurnya, ini semua membingungkan dan menakutkan karena semuanya adalah kali pertama untukku. Aku tak bisa mengejarmu, karena aku takut kau tak membalas perasaanku yang begitu lambat.

Apakah aku ingin kita bersama?
Jawabannya, iya. Tapi..

Selalu ada tapi setelah kata bersama, karena aku selalu berpikir keras kedepan lebih dari dua kali lipat, seperti mempertanyakan, apakah kamu juga? Apakah kamu memiliki perasaan yang sama? Apakah kamu memang memperlakukan ku berbeda? Apakah bagimu, aku juga istimewa? Apakah kamu juga mengharapkan hal yang sama?

Jika aku ingin ada satu kesempatan lagi untuk kita mulai kembali, apakah bisa?

Take a chance with me?
Again, if you are wondering about me, go to the next page, but if not, don't.

⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆

Langit Tanpa BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang