07. Bertamu.

29 5 4
                                    

I want to explain what's in my heart now.
I'm already inside you, as you're inside me..
(again) Is it love?

Episode kehidupan yang sekarang, saat ini.
Setelah 10 tahun genap kita tak pernah bertemu, pun menyapa.
Usai lewati facebook, twitter, kali ini Instagram.

Lagi, di bulan Juni.
Kalau dipikir-pikir... ada apa di bulan Juni?

Apa yang ada di bayanganku saat tiba-tiba dia ingin bertemu?

Apa yang ada di benakku saat tiba-tiba notifikasi handphone ku bertuliskan namanya? Sepersekian detik mungkin ada degup jantung yang berdetak cepat. Namun aku menyadarkan diri, bahwa lagi... ini hanya soal pertemuan biasa.

Sudah 10 tahun.

Sudah sangat lama nama itu tidak ada.

Sudah sangat amat lama perasaan itu hilang.

Sudah teramat lama kotak musik itu ditutup.

Tapi 10 tahun itu, mungkin memang tidak cukup, sungguh singkat dan tidak lagi berarti. Usaha membangun tembok yang selama ini dibangun, runtuh kembali.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk membalas pesannya, menentukan tanggal pertemuan, menentukan waktu dan tempat pertemuan. Sebisa mungkin, sebiasa mungkin. Tidak ada yang special, pun persiapan ini itu.

Membalas pesannya dengan sangat sederharna,
Sampai di hari bertemu, 7 Juni 2023.

Menemuinya saat itu dengan warna pakaian yang paling biasa saja, bukan warna yang aku sukai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menemuinya saat itu dengan warna pakaian yang paling biasa saja, bukan warna yang aku sukai. Di tempat yang biasa saja, bukan tempat yang berkesan. Di waktu yang biasa saja, bukan sebuah waktu yang sangat panjang.

Saat langkahnya tiba, saat mata kami bertemu. Rasanya lucu, itu hal pertama yang ku ingat jelas. Lucu, bagaimana bisa bertemu kembali? Lucu, bagaimana bisa aku membalas senyumannya. Lucu, bagaimana bisa aku menjadi diriku sendiri saat itu.. yang ku kira aku hanya akan terdiam menatapnya. Namun tidak.

Kami menyapa, kami berbicara, kami bercerita, kami bernostalgia, bahkan juga melihat kemasa depan. Sangat banyak, membuatku lagi-lagi tak menyangka semua ini akan terjadi. Perjalanan yang ku kira akan usai, ternyata menjadi perjalanan yang cukup panjang.

Ku kira kami akan bertemu, sekali, lalu pergi.

Ku kira akan semudah itu hari itu berakhir dan usai.

Tapi pertemuan itu, menjadi dua kali, tiga kali, dan berkali-kali.

⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆

Aku belum tahu, bahwa bertemu dengannya bisa membuat perasaan yang dulu hilang itu kembali tumbuh. Meskipun telah banyak hal yang tentunya kita lalui. Perubahan yang sangat tidak disangka-sangka. Tapi perasaan itu masih ada.

Percayakah orang-orang jika ku beritahu tentang ini?

Adakah yang percaya bahwa perasaan yang abadi itu memang tak mudah hilang?

Akankah perasaan yang dulu, semakin kuat atau semakin melemah?

Sepulang itu hanya dua pertanyaan dalam doaku, jika takdir memang mempertemukan kami kembali, apakah ini adalah takdir akhir perjalanan cerita kita yang akhirnya akan bersatu, atau sebaliknya, Tuhan ingin aku melihatnya yang sekarang dan meyakinkanku bahwa perasaan yang dulu dapat aku tinggalkan?

Sudah saatnya aku melupakan masa lalu?

Maka lihatlah jawaban-jawabannya sedikit-demi sedikit pada pertemuan kami.

Apakah pertemuan ini menjadi bersatu, atau hanya bertamu?

⋆⁺₊⋆ ☾⋆⁺₊⋆

Langit Tanpa BulanWhere stories live. Discover now