Part 1 | Labyrinth of the Moon

1.9K 381 333
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













SURAT GUGATAN CERAI

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Rahadyan Dharmasaputra, S.H., LLM.
2. Josefina Lubis, S.H., M.H.

Para Advokat dan Konsultan Hukum dari Law Firm Dharmasaputra & Partners, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus (terlampir), bertindak selaku kuasa hukum sah dari:

     Nama : Alessio Brian DeLuca
     Alamat : Jalan Merak, Purwokerto, Jawa Tengah
     Pekerjaan : Wiraswasta

Yang selanjutnya disebut PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan perceraian terhadap:

     Nama : Sadira Leviani
     Alamat : Jalan Merak, Purwokerto, Jawa Tengah
     Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya disebut TERGUGAT.



MAMA merebut surat itu dari tanganku, menyisakan amplop cokelat untuk kugenggam. Kiriman dari Papa.

Lima hari lalu, Papa menelepon perihal paket yang katanya harus aku terima jika Mama sedang nggak ada di rumah. Mama memang sering keluar lantaran kesibukannya sebagai pengurus aktif PKK. Jadi, bukan hal baru jika aku menjadi orang pertama yang menerima segala kiriman yang dialamatkan ke rumah.

Dengan Papa bekerja di Jakarta sementara aku dan Mama berada di Purwokerto, kami hanya bisa berkomunikasi melalui kiriman POS, pesan, atau telepon. Ponsel masih jadi barang yang mahal. Itulah kenapa tiap satu atau dua bulan sekali pasti ada paket yang datang. Isinya kalau bukan baju, mainan, ya permen cokelat kesukaanku.

Aku sudah terbiasa, jadi kupikir kiriman kali ini pun nggak jauh berbeda. Hanya saja nggak kusangka isinya bukan hadiah atau buah tangan, melainkan lembaran surat. Surat Gugatan Cerai.

"Brian... mau ceraiin aku?" Mama jatuh terduduk di teras. Tangannya gemetar. "Dia... lebih milih cewek itu? Cewek yang baru dia kenal enam bulan di tempat kerja?" Mama menggeleng berkali-kali. "Nggak mungkin. Brian nggak mungkin setega itu. Aku kenal dia. Iya, aku kenal dia."

XOXO, Love You LaterWhere stories live. Discover now