Part 4 | Delta of Deception

1.2K 302 231
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










ORANG bilang, penyesalan itu selalu datang belakangan. Hanya saja dalam kasusku kok datangnya di depan?

"Chagiya, pagiii...."

Kadewa menyapa dengan senyum cerah di depan gerbang sekolah. Kebiasaan yang baru-baru ini dia lakoni, berangkat pagi tapi nggak langsung masuk ke kelas. Sengaja menungguku muncul, kemudian mengajak masuk bersama-sama.

Aku sebetulnya nggak masalah tertangkap berjalan berdua dengan adik kelas. Cuma tolong hilangkan sapaan anehnya.

Chagiya. Prik sekali, demi Tuhan!

"Sweety pie, pagiii...."

Terbebas dari sapaan aneh di hari pertama, aku nggak selamat dari sapaan menggelikan di hari kedua.

Aku pikir kalimat protes kemarin cukup jelas. Kadewa nggak perlu mencari nama panggilan baru hanya karena status kami berubah pacaran.

Nyatanya, dia tetap berkeras menemukan panggilan sayang untukku.

"Cutie boo, pagiii...."

"Bubba bae, pagiii...."

"Honey bear, pagiii...."

Merinding.

"Spidermine, pagiii...."

Cukup sudah! Ketika Kadewa mulai merambah ke nama-nama binatang, aku nggak tahan lagi. Buru-buru kubekap mulutnya lalu menyeret tubuh bongsor Kadewa ke belakang pos satpam. Menghindari tatapan semua orang.

"Stop! Panggil aku Yaya atau Zaviya aja!" Aku menyudutkan Kadewa ke dinding, menekankan setiap kata dengan frustrasi.

Mata bulat Kadewa mengerjap. "Yaya?"

"Iya! Nama lengkapku Laluna Zaviya. La luna artinya bulan dalam bahasa Italia. Zaviya artinya cantik. Kalau digabungin berarti bulan yang cantik."

Papa yang memberikan nama itu. Namaku sudah cantik dari sananya, jadi nggak usah diubah-ubah!

Aku berkacak pinggang. "Cuma orang terdekat yang boleh manggil Yaya. Udah, kamu boleh panggil itu! Nggak usah cutie pie, spidermine, apalah-apalah. Geli dengernya tahu!"

Biarpun masa SMP merupakan masa kealayan, aku nggak mau alay kebablasan. Cukup username Facebook saja yang alay. Jangan dibawa ke dunia nyata.

 Jangan dibawa ke dunia nyata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
XOXO, Love You LaterWhere stories live. Discover now