76. Benarkan kalo aku anak Bunda sama Ayah?

4.5K 524 31
                                    

"Ti, pak Gavriel kok belum sampai-sampai, ya? Tinggal dia aja ini yang belum datang."

"Jemput pacarnya dulu mungkin," Kata Suyati sambil menaruh barang-barangnya di atas tempat duduk yang ada di dalam bus.

"Kalo datang terakhir begini bakalan dapat kursi belakang bareng babu kaya kita. Kasihan tahu, majikan disamakan sama kita."

"Enggak pa-pa daripada di depan kursinya cuma dua-dua. Jadi enggak mungkin nanti dia bisa duduk sama pacarnya karena dia bawa satu anggota lagi."

Di waktu yang sama, di halaman rumah Gavriel, Gadis masih menunggu Gavriel yang sedang membawa Leander ke kamar mandi karena bocah itu ingin buang air besar. Sejujurnya Gadis sedikit panik jika mereka akan ketinggalan bus karena kini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Wilson yang melihat kegelisahan Gadis hanya bisa tersenyum.

"Lo tenang aja, Dis. Enggak akan Gavriel ditinggal sama rombongan busnya."

"Kenapa lo bisa yakin banget tentang masalah itu?"

"Karena emak-emak di sini demen sama dia. Ya kali mereka enggak mau cuci mata lihat berondong ganteng sepanjang perjalanan. Jelek-jelek begitu si Gavriel sama tetangga hubungannya baik. Makanya jangan lo sia-siain. Rugi banget kalo lo lepasin dia.  Andai gue ini perempuan, gue mau dapetin suami kaya dia."

Gadis tersenyum mendengar perkataan Wilson. Cara Wilson mempromosikan Gavriel benar-benar seperti marketing panci di acara arisan ibu-ibu.

"Memang kalian sampai sebegininya mempromosikan satu sama lain?"

"Enggak juga, cuma gue kasihan sama Gavriel. Sejak kenal sampai saat ini dia selalu sendiri. Mau senang atau susah selalu dia telan sendiri tanpa dibagi ke orang lain apalagi keluarga. Sekarang sudah mending banget dia bisa cerita sedikit-sedikit. Beda sama dulu waktu awal-awal kenal."

"Gavriel enggak seintrovert itu sepanjang gue mengenal dia."

"Ya itu 'kan kehidupan di kantor, coba di luar kantor. Beda banget tahu, Dis. Memang gue tahu dia sering banget cari kehangatan dari permpuan-perempuan yang baru dia kenal dulu, tapi sejak lo tinggal nikah hidupnya berubah drastis."

"Berarti gue enggak salah kasih nama dia Bonobo."

Satu detik...

Dua detik....

Tiga detik....

Wilson diam dengan mulut sedikit terbuka mendengar perkataan Gadis kepadanya ini. Gavriel diberi nama Bonobo oleh Gadis? Bagaimana jika Gadis tahu kelakuannya? Apa nama yang pantas disematkan untuknya? Sepertinya kali ini dirinya salah langkah dengan mempromosikan Gavriel kepada Gadis, karena Gadis terlihat biasa saja saat mendengarnya. Bahkan saat ia mencoba untuk membuat Gadis cemburu, yang ada justru dirinya yang dibuat kaget dengan setiap ucapan yang Gadis katakan terutama tentang panggilan yang diberikan Gadis kepada Gavriel. Pantas saja Gavriel tak pernah menceritakannya, karena ia disamakan dengan hewan yang paling aktif melakukan hubungan badan.

"BUNDA...," Suara Leander dari arah belakang membuat Gadis dan Wilson membalikkan tubuhnya. Kala Leander ada di dekat mereka, Gadis langsung mengajak Leander menuju ke mobil Wilson. Ia tinggalkan laki-laki itu di sana sendirian menunggu Gavriel yang masih berada di dalam rumah.

Saat Gavriel sampai di dekat Wilson, ia menepuk pundak Wilson seakan mengajaknya masuk ke mobil.

"Buruan, Wil. Kita sudah terlambat."

"Siap, pak Bonobo."

Gavriel langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah belakang. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari bibir Wilson. Saat Wilson melewatinya saja, Gavriel masih diam di tempatnya berdiri kali iini.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now