25. Her

6.8K 657 82
                                    

Kathrina membuka pintu kamar Gita dan masuk kedalamnya tanpa izin. "Alo! Kamu tau kan nanti bakal satu tenda sama siapa?" ucapnya dengan nada menyebalkan, tak lupa menaik-turunkan kedua alisnya, meledek gadis di hadapannya. Kathrina berjalan mendekat, sedikit melompat kegirangan. Gadis yang lebih muda duduk pada pangkuan Gita, memeluk lehernya erat.

"Seneng?" tanya Gita dengan senyum simpulnya yang selalu berhasil membuat Kathrina semakin jatuh kepadanya.

Dengan antusias, gadis itu mengangguk cepat. "Iya dong? Soalnya bisa satu tenda sama kamuuu! Kayanya emang mereka tuh udah tau deh kalo aku gak bisa jauh dari kamu, Git." Kathrina tersenyum sumringah lalu mengecup kilas pipi Gita, membuatnya terkekeh pelan dengan apa yang telah gadis itu lakukan. "Ih, seneng banget! Pokoknya, kamu gak boleh jauh dari aku sedikit pun. Inget itu!"

Gita mengangguk lalu memeluk pinggang Kathrina erat, menyandarkan kepalanya pada tubuh gadis di pangkuannya. "Yaudah, nanti disana, aku jagain kamu. Kamu jangan bandel."

Kathrina sedikit mendorong bahu Gita. Ia memicingkan matanya menatap Gita tajam, membuat Gita sedikit mendongak, membalas tatapan Kathrina. "Harusnya aku gak sih yang bilang gitu? Soalnya belakangan ini kayanya banyak tuh yang deketin kamu. Aku gak suka. Kamu kan punya aku," kesalnya kemudian menangkup wajah Gita, menatapnya lekat. "Kamu tuh cerdas, cantik, menarik, terus baik. Makanya mereka suka. Siapa coba yang gak jatuh cinta sama anak beasiswa kaya kamu?"

"Gak tau. Gak peduli juga," jawabnya datar. Lagipula, siapa yang dapat membuatnya jatuh seperti apa yang Kathrina lakukan padanya?

Kathrina memukul pelan bahu Gita. "Ih, rese. Lagian ngapain sih masuk jalur beasiswa? Papa tuh bisa bayar iuran sekolah kita sampe lulus tau. Kamu terlalu menarik perhatian orang, Gitaaa!" rengeknya seraya mengerucutkan bibirnya.

"Aku kan maunya kamu buat aku doang. Kamu punyaku, kamu pacar akuuu."

Gita mengecup kilas bibir Kathrina. "Bawel." Gadis itu menghela napasnya panjang. "Lagipula aku udah punya kamu. Berhenti ngambek dan ngerengek gak jelas. Go back to your room, terus rapihin barang-barang kamu. Kita berangkat beberapa hari lagi, kalo gak kamu siapin dari sekarang, nanti banyak barang yang ketinggalan."

"Gak. Kamar kamu kan kamar aku juga. Jadi suka-suka aku lah!" kesalnya seraya melipat kedua tangan di depan dadanya.

Melihat Kathrina yang terus menerus cemberut dan merajuk, membuat Gita mulai kehabisan tenaga untuk meladeninya. "Satu?" Gita mulai berhitung, jika sampai hitungan ketiga Kathrina tak beranjak dari pangkuannya, Gita akan memberinya peringatan. "Dua?"

"Dua setengah?" Gita menatap Kathrina tajam, mengikis jarak diantara keduanya. "Kathrina Permata Adhyaksa? Jangan sampe aku bikin kamu bungkam, ya? Mau bangun ata-,"

Kathrina memajukan bibirnya, kemudian benar-benar beranjak, bangkit dari duduknya. "Kamu mah ngancem! Males banget," kesalnya seraya menghentakkan kedua kakinya kemudian berjalan melenggang pergi keluar dari kamar Gita. Pasalnya, jika Kathrina tak menuruti keinginan Gita, gadis yang lebih tua akan mendiamkannya kemudian melarangnya untuk tidur di kamarnya. Kathrina benci tidur sendirian, ia mulai terbiasa terlelap sembari memeluk Gita erat.

Melihat Kathrina yang keluar dari kamarnya seraya membanting pintu kamar tersebut, membuat Gita menggeleng pelan. "Anak kecil kalo gak diatur, nantinya bandel," gumamnya seraya menghela napasnya lagi.



Clara sedari tadi masih saja menatap kertas daftar siswa-siswi yang akan mengikuti study tour. Gadis yang mulanya sedang merebahkan tubuhnya, kini bangkit kemudian mendekat ke arah sang kakak. "Zel," panggil Clara seraya menepuk pelan bahu Hazel. "Kenal gak sama yang namanya Mikaila? Soalnya di sini, dia sekelas sama kamu. Kamu kenal?"

Obsessed (GitKath)Where stories live. Discover now