SPOILER 1 [ PROLOG ]

242K 9.6K 1K
                                    


Pukul 22:30 WIB di Bandara Internasional Soekarno Hatta, tepatnya terminal keberangkatan 2E yang semestinya sudah sepi menjadi sangat ramai saat ini. Anehnya, bukan ramai para turis ataupun penumpang yang ingin berpergian, melainkan para remaja yang didominasi perempuan saling bersorak juga berjalan bergerombolan membawa banyak tulisan berwarna-warni diselembar kertas karton, tak lupa dengan hiasan dikepala mereka yang bercahaya membentuk sebuah mahkota berwarna putih.

Gerombolan itu sedikit banyak menutupi jalan menuju ruang check-in yang ingin dilewati oleh beberapa penumpang.

Termasuk Anissa–seorang perempuan berhijab yang bertugas menjadi Tour Leader–sedang bersusah payah mendorong troli yang berisi beberapa koper. Ia bertanggung jawab atas seluruh rangkaian tur dari awal hingga akhir, pun termasuk segala barang yang dibawa oleh wisatawannya. Sesekali ia menengok memastikan troli lainnya dalam kondisi aman dibawakan oleh porter yang ia sewa.

"Satu, dua, tiga, empat, lima..." Anissa menghitung koper yang baru saja diletakkan sejajar untuk dimasukkan ke dalam pesawat saat check-In berlangsung.

Duk.

"Ck!" Anissa berdecak kesal karena harus menghentikan hitungannya, dan lagi kesal pada seseorang yang sudah menjatuhkan koper milik wisatawannya.

Seorang pria tinggi dengan style serba hitam segera meraih koper yang terjatuh dengan cepat.

"Ah, Sorry!"

Ia membungkuk dengan gerakan cepat sebanyak dua kali. Sedangkan Anissa hanya mengangguk membalas pria itu dengan senyuman pasrahnya. Sepertinya pria itu membalas senyuman Anissa karena kedua matanya terangkat membentuk bulan sabit, sedang bibir dan hidungnya tertutup oleh masker(1) hitam bergambar hidung beruang. Kemudian pria itu melambaikan tangannya dan berlalu tergesa-gesa.

Senyuman Anissa berubah dengan kerutan di keningnya seketika sebuah teriakan ramai-ramai terdengar lebih kencang meski tertutup dinding kaca sepanjang ruang check-In dengan bagian luar sana. Gerombolan perempuan yang Anissa lihat itu entah berteriak apa saat kejadian tadi berlangsung, beberapa flash dari ponsel atau kamera juga mengarah tak jauh dari tempatnya berdiri. Kemudian Anissa menyadari bahwa ada beberapa pria dengan tinggi rata-rata lebih dari 170 cm baru saja melewatinya dalam keadaan dijaga oleh beberapa bodyguard, termasuk pria yang baru saja bertatapan dengannya.

Keheranan Anissa tak berlangsung lama, karena setelah itu porter yang bersamanya menghampiri untuk mengingatkan agar ia segera melakukan check-In.

**

Korean Air KE-5628 berangkat tepat waktu pada pukul 23:20 WIB dan hampir saja seorang pria tertinggal penerbangan tersebut karena tiba-tiba harus berurusan dengan toilet karena perutnya mendadak bermasalah. Belum lagi, ia mendapatkan kursi yang tersisa di kelas ekonomi, sedang semua rekannya berada di kelas bisnis. Jadwal keberangkatannya dimajukan secara mendadak karena suatu hal penting.

Pria itu menghela nafasnya karena kini persis dihadapannya ada dua orang perempuan yang sudah tertidur pulas bahkan saat pesawat belum lepas landas. Tangan kanannya menggaruk kepalanya yang tak gatal, berpikir keras bagaimana caranya untuk duduk di kursi yang terletak disamping jendela tanpa harus membangunkan dua perempuan yang tertidur di kursi tengah dan pinggir.

Ia berjinjit berjalan miring memepetkan tubuhnya dengan kursi depan sembari membungkukkan punggungnya agar kepalanya tak terpentok kabin pesawat, bibirnya tiba-tiba saja membentuk senyum terkekeh karena baginya posisi saat ini sungguh lucu.

"Ahh..." Ia melepas lega karena berhasil duduk dengan manis di kursinya. Sesekali ia menatap perempuan disampingnya, kemudian mengerutkan keningnya. Sepertinya aku pernah melihatnya. Bisiknya dalam hati.

Assalamualaikum OppaWhere stories live. Discover now