BAB 6 Gwangan Bridge.

28.6K 1.6K 61
                                    

Disebuah sudut ruangan yang sepi, Junyeol terduduk sembari menyeruput kopinya yang masih hangat. Ia memilih sebuah kedai kopi yang tak begitu ramai disudut kota.

Tak jauh dari kursinya, tampak jelas jendela kaca yang mengelilingi café itu sedang menampakkan beberapa orang mulai berjalan cepat menuju rumah mungkin. Harum kopi mengambang di udara.

Ia tak henti kembali melirik arloji ditangannya. Lima belas menit telah berlalu dengan membisu. Menatap kosong keluar jendela, menunggu sesosok perempuan yang sangat ingin ia temui lagi.

Apakah dia akan datang? Junyeol harap cemas menantikannya. Apakah keputusannya tepat? Ia selalu bertanya-tanya dalam hatinya.

Glek.

Kopi dicangkirnya menyisakan tegukan terkahir menandakan ia harus memesan kembali minumannya.

Perlahan ia membangunkan dirinya, kembali menuju meja kasir disaat yang bersamaan setelah ia menerima cangkir kopi keduanya di meja kasir pintu café terdengar terbuka sehingga suara bising kendaraan sempat masuk meruak keheningan.

Junyeol menolehkan tubuhnya menghadap pintu yang terbuka. Dan sesaat persis dihadapannya, seorang perempuan yang ia tunggu telah datang dengan membawa sebuah buku ditangannya. Nafasnya tak beraturan dan memaksakan diri untuk tetap tersenyum menatap Junyeol dari kejauhan.

"Maaf aku terlambat," katanya sembari menghampiri Junyeol.

Junyeol segera mengangguk ikut tersenyum, "It's oke, ah sebentar," Junyeol segera beralih ke meja kasir lagi, "Suka Caramel Frappuccino?" tebaknya.

Anissa segera mensejajarkan tubuhnya, "Americano saja," jawabnya menatap Junyeol yang sempat terkejut dengan pesanan Anissa, "Ice tall americano on the rock satu," Anissa memesan minumannya pada sang kasir.

Kini keduanya berjalan menuju meja yang tadi sudah diduduki Junyeol. Ada sebuah kotak yang dibungkus dengan tas berwarna merah muda diatas meja.

"Untukmu," Junyeol memberikan kotak itu pada Anissa.

Anissa mengangguk senang melihatnya, ia segera meraih kotak itu dan membukanya.

"Astaga, kotak makanku?" Tanya Anissa terkejut. Junyeol mengangguk. Ternyata pria itu menyimpan kotak makanan yang diberikannya. Dan lebih terkejut lagi ketika kotak makan itu dibuka, ada beberapa makanan didalamnya tersusun rapi.

"Kau boleh mencobanya," kata Junyeol.

"Kau yang membuatnya?" wajah Anissa kini kembali merona ketika Junyeol mengangguk ragu. "Kimbap?" Tanya Anissa, Junyeol kembali mengangguk, "Jika kau tak keberatan, apa saja isinya?" Tanya Anissa berusaha memberikan wajah yang tak mengecewakan.

"Itu, hm.." Junyeol berpikir sejenak untuk mengingatnya, "Ah, aku memasukkan potongan wortel, timun, telur dadar, dan ada sosis sapi didalamnya, apa ada yang tak kau suka?"

Anissa menggeleng lega, "Tidak ada, aku hanya penasaran," ia bernafas lega karena bisa menikmati makanan yang diberikan Junyeol. "Boleh aku coba?"

Junyeol mengangguk semangat, ia juga penasaran dengan rasa masakannya yang sebenarnya juga dibatu oleh teman segroupnya Do Hyun.

"Enak?" Tanya Junyeol begitu Anissa melahap makanannya. Anisa mengerutkan keningnya, "Ah, tidak enak?" Tanya Junyeol kecewa.

Anissa tersenyum menggeleng, ia hanya bercanda. Rasanya enak, untungnya isi didalamnya bahan matang bukan mentah seperti kebanyakan makanan Jepang atau Korea, karena ia tak menyukainya.

Assalamualaikum OppaWhere stories live. Discover now