chap 1: introduction

4K 93 4
                                    

Gemericik air membuatku susah melanjutkan tidur indahku di pagi minggu ini. Ya, aku tahu hari ini hari minggu. Tetapi aneh, tak seperti biasanya, tidurku yang nyenyak harus di ganggu oleh gemirick air di kamar kecil. Pasti ada sesuatu yang salah.

“Camryn! Kuenya sudah matang. Cepat kau antar selagi kuenya masih hangat!”

aku mengerang di bawah selimut. Tetapi suara Ibuku masih saja mengaung di telingaku.

“Cam? Kau harus bangun beauty

“Camryn! Kau dengar Ibu kan?” nggghhh….

“iya Bu, aku bangun”

dengan langkah gontai, aku segera masuk ke dalam kamar mandi untuk segera mengantar kue ke nenek ku.

Hhh kran bocor lagi…

Selesai mandi, aku segera menyambar keranjang kue yang terletak di atas meja makan.

yah, seperti biasa. di pagi hari sabtu ku yang indah, ibu selalu menyuruhku untuk mengantar kue kue hangat untuk nenek dan kakek. Memang ini sudah kebiasaan Ibuku sejak dulu.  Ibu berkata bahwa ini adalah tindakan kecil untuk menyenangkan hati orang tua, ya ya ya I know

“Bu, kran kamar mandi dan atapnya bocor lagi. Kau tidak berniat untuk menghubungi Vin?” tanyaku sambil menatap ibuku yang sibuk membersihkan dapur.

“sudah berapa kali ibu menghubungi Vin, ia hanya berjanji untuk membereskan semua yang rusak di Flat ini. Tapi mana? Ia tak kunjung datang”

Aku hanya kesal setiap bunyi gemericik air yang terkadang menganggu tidurku. Dan atap kamar mandi yang bocor, itu juga berasal dari kamar mandi Flat milik orang lain yang berada tepat diatas Flat kami. Betapa menjijikkan…

“baiklah, sesudah mengantar kue aku akan coba menemui dirumahnya. Aku berangkat”

“hati hati dijalan, Dear!”­­­

Aku mengayuh sepeda ku dengan santai, menikmati angin pagi yang sejuk. Dan tidak lupa, sepeda tua nan reyot ini selalu menemaniku.

Oh ya, perkenalkan. Namaku Shailene Camryn Beneddict. Umurku 17 tahun. Sejak kecil aku hanya hidup dengan Ibuku. Aku dan Ibuku tinggal di Flat sederhana yang tidak jauh dari hiruk pikuk tengah kota Los Angeles, Amerika. Hidup di Amerika sangatlah keras bung.. Ibuku selalu berkerja keras untuk kami, lebih tepatnya untukku.

Aku tidak pernah meminta yang lebih-lebih padanya. Ibuku selalu berusaha menuruti keinginanku. Tapi percayalah, aku hanya pernah meminta untuk di belikan laptop untuk tugas di sekolah. Ibu tahu bahwa Laptop ini penting. Ia rela mengambil jam kerja lembur hanya demi menuruti anak semata wayangnya ini. Tapi perlu kau ketahui, aku sangat menyayanginya. Ia harta paling berharga yang kumiliki. Ia selalu memperhatikan ku meskipun terkadang jika jam lembur ia hanya mempunyai waktu 7 jam di rumah.

Ayahku? Jangan kau tanyakan. Melihat foto masa kecil dengan Ayahku saja aku tidak di perbolehkan dengan Ibu. Padahal aku hanya sangat penasaran. aku bahkan rela jika Ibu tidak ingin aku menemui Ayah selamanya. Ya, menurut Ibuku, Ayah itu such a jerk.

5 menit kemudian, aku telah sampai dirumah nenekku. betapa asri rumah nenekku. aku berkali kali mendapat tawaran untuk tinggal disini, tetapi ibu selalu melarang. ibu tau kalau aku pasti akan merepotkannya.

"Grannie" panggilku melihatnya sibuk dengan masakan di dapur

"oh, Hun. kemarilah. kau tepat sekali. masakanku barusan matang" ia meletakkan masakannya dipiring

"apa yang kau buat?"

"aku membuat Cream soup. kau pasti mau kan?"

"ofc, Grannie" aku mengecup pipinya sekilas

My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang