chap 2: who are you

1.3K 59 5
                                    

Hari ini hari minggu yang biasa biasa saja. Well, mungkin ini menurutku. Tetapi hari ini adalah hari istimewa untuk Ayahku dan rekan rekan bisnis Ayahku, dimana pesta pembukaan cabang hotel ayah akan dibuka. Dan istimewanya untukku adalah, dimana hari ini aku akan kabur dari istana Putri, yang biasanya sang Putri akan di kekang kemana-mana, Tapi tidak denganku. Sudahlah, lupakan. Yang penting aku akan bebas nanti di LA, dan akan mengabari ayahku setelah aku di LA nanti.

Aku sudah mengepakan seluruh barangku di koper. Tidak banyak, hanya satu koper. Tetapi, mungkin disana aku akan membeli banyak baju.

Ponselku bergetar, aku segera menge-checknya.

From: Jammie

aku sedikit jauh di depan rumahmu, kita pergi ke bandara dengan taxi

Jemariku dengan cepat membalas pesan singkat dari Jay.

To: Jammie

“okay. bantu aku menurunkan koper lewat jendela, Bodoh. Jika aku melemparnya, bagaimana jika penjaga depan melihatku?”

tidak lama, Jammie membalas pesanku lagi.

From: Jammie

gunakan sedikit otakmu, dungu. Pakai sprei mu untuk mengikat kopermu. Lalu turunkan pelan-pelan”

Aku tersenyum lebar membaca pesan singkat barusan dari Jay, bodohnya aku di bandingkan Jay. Jammie memang licik.

Aku membuka lebar-lebar jendelaku. Bersiap untuk melempar koper.
Kalian pasti berpikir, mengapa aku tidak memilih jalan normal? umm maksudku, lewat pintu depan? Aku tidak sebodoh itu. Meskipun aku berpura pura hanya akan pergi kerumah Jammie, penjaga di luar pasti akan langsung mencegatku, tidak memperbolehkanku pergi dan malah menyeretku pergi  berjam-jam di salon untuk bersolek.

Akhirnya aku melepas spreiku lalu mengikatnya dengan koperku.  Yap, aku menurunkan koperku dengan sangat hati-hati, memungkinkan penjaga tidak mendengarku.

Ceklek

Yaampun! Pasti yang Rachel berusaha masuk kamarku.

“buka pintunya, Cassie. Ada kiriman barang untukmu” teriak Rachel dari luar pintu. Untung saja aku menguncinya.

Aku bingung, gugup, seakan akan dia akan mengetahui niatku kabur

“kiriman paket dari Haris”

Mataku sukses membulat mendengar ucapan Rachel barusan. Anak itu—Haris, benar – benar tidak menyerah. Palingan, kiriman gaun pesta yang dipilihkan olehnya untukku besok. Oke, Maafkan aku Haris, aku akan kabur darimu.

“um… eh.. bisa kau taruh saja kiriman itu di luar? Uh… Aku.. aku masih mengantuk,”

“perasaan dari kemarin, kau tidak membuka pintumu. Dan kau membiarkanku bicara  berteriak di depan pintu”

Ucapnya lagi, aku hanya mendiamkannya.

“baiklah, sarapan sudah menunggu di meja makan.”

Terdengar suara langkah Rachel menjauh. Huh…betapa leganya

Setelah koperku, aku beranjak menaiki jendela, dan meraih saluran air yang biasa digunakan Jammie memanjat. Tidak sulit, aku biasa melakukannya.

“sudah?” Tanya Jammie begitu aku sampai di taksi

“go, Sir.” Ucapku pada supir taksi

“baru begini saja kau sudah berkeringat, lihatlah wajahmu”

My TwinWhere stories live. Discover now