chap5: bantuan

966 45 3
                                    

“melamun lagi? apa yang kau pikirkan?” tegur Jammie mengibaskan tangannya di depanku. Aku masih berpikir keras. Lelaki tadi masih menyuruhku diam di sini bersama Jammie. Dia menganggap Jammie teman baruku. Bagaimana bisa? Bahkan bukan Jammie yang tak ku kenal disini, melainkan lelaki tampan itu.

“aku bahkan tak mengenalnya, Jay.”

“sudahlah, bilang saja aku teman barumu. Lalu kau suruh dia untuk membelikan kita berdua makan  dan camilan untuk di hotel. Dia bisa menolong kita, Cass”

“benar juga. Tapi? Apa seterusnya kita akan bergantung pada lelaki itu, huh?

“bodoh. Tentu saja tidak. Kau pikir kita akan bergantung padanya selama satu minggu kedepan? Kita bisa ketahuan,”

Aku hanya terdiam tidak menyahut ucapan Jammie, melihat lelaki tampan itu datang ke arah kami setelah mengunjungi teman – temannya yang menurutku nakal di ujung gang sempit ini. kaos putih polos dengan leather jeket, sepatunya yang kotor, jeans yang menurutku lapuk dan banyak sobekan dimana – mana, rambut cokelatya yang mencuat kemana – mana. Menurutku, itu membuatnya semakin tampak keren. Ugh,.. he’s so damn cool.

dia tampan ya?” Jammie berbisik sembari mengerling ke arahku.

“hahaha sshh. Sepertinya kau tahu seleraku.”

“tentu saja, bukan seperti Haris kan?” aku hanya bisa melirik jengkel ke arah Jammie.

“apa yang kau bicarakan?” lelaki ini menatapku lurus – lurus seakan dia ingin melahapku habis – habis.

“berapa kali aku mengingatkanmu? Jangan coba – coba menjemputku disini. Tempat ini terlalu bahaya untukmu, Camryn.” Aku hanya diam memperhatikan dan mendengarkan ucapannya.

“kau sudah 2 kali menjemputku di tempat ini hanya untuk mengembalikan ponselku. Dan sekarang apa kau akan mengembalikan ponselku juga? Sepertinya tidak, aku tidak melupakan ponselku,”

see?” memamerkan ponselnya di depanku, lelaki ini menyisir rambutnya dengan jari – jarinya.

Huh? Siapa yang peduli aku akan mengembalikan ponselmu. Aku saja tidak mengenalmu.

“aku tak ingin kau di sentuh oleh teman – temanku yang brengsek itu. Ok?” aku hanya mengangguk patuh.

“lihat? Sedari tadi kau di perhatikan oleh mereka. Kau membangunkan macam yang sedang tidur. Huh?” aku terkejut, kali ini ia menggenggam tanganku, lalu menarikku keluar dari gang sempit ini menuju mobilnya yang di ujung. Ya Tuhan, apa benar inikah rasanya… love at first sight? Rasanya jantungku melompat keluar hanya karena dia menggenggam sekaligus menarik tanganku.

Dia memasuki mobilnya. Aku dan Jamie hanya menuruti kemauannya. Aku masuk ke bangku sebelah kemudi, dan Jamie di bangku penumpang. Deru mobil terdengar, lelaki yang tidak ku ketahui namanya ini menjalankan mobilnya.

“kenapa sedari tadi kau diam saja? Apa aku menyakitimu?” ucapnya sambil menoleh ke arahku. Hanya dengan ucapan kecilnya ini, dia hampir sukses membuatku meleleh.

“maaf, aku hanya tidak ingin kau menjadi mangsa mereka,” ia tersenyum penuh arti. Ya Tuhan…. Bagaimana makhlukmu ini begitu tampan?

“tapi, percayalah. Aku tidak seperti mereka, aku hanya minum saja. Bukan seperti mereka. Kau tahu kan? Hanya kau yang spesial untukku, Camryn. ya…. Meskipun kau belum mencintaiku secara utuh.” Ujarnya dengan senyum yang menawan miliknya merekah.

aku senang bukan main ketika ia mengatakan hal – hal kecil nan gombal untukku barusan. Tapi kesenangan ini meluap begitu saja ketika ia menyebut nama Camryn. otakku bekerja keras berusaha mengingat nama Camryn. ugh! Who are you… Camryn, Camryn, Camryn. siapa dirimu? Aku baru baru saja ini familiar mendengar namamu!

My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang