TUJUH

304 23 0
                                    

Typo bertebaran...

Happy Reading :)

"Lo yang namanya Binar, kan?"

deg

"Bukankah itu Athar?mengapa ia nencarinya? mungkinkah??" batin Binar bertanya-tanya.

"Bin, lo ditanya tuh, kok diem aja," ucap Rian sambil menyenggol lengan Binar.

Seakan tersadar gadis itu menjawab, "eh, iya, kenapa?" tanya Binar heran.

"Lo dipanggil bu Mita keruang guru," ucap Athar dengan suara beratnya khas lelaki.

Binar menghela nafas pelan, "Iya, terima kasih," ucapnya lalu melangkah meninggalkan kantin.

"HEH! MAKANAN LO GIMANA??" teriak Rian menggelegar.

"BUNGKUSIN AJA, NTAR ANTAR KE MEJA GUE, MAKASIH SAHABAT KUH," teriak Binar dari kejauhan.

"KAMPRET!" umpat Rian namun tetap saja ia membungkuskan makanan sahabatnya itu.

Ah, rupanya mereka tak sadar jika aksi saling meneriaki tadi dilihat oleh Athar.

Lelaki itu tersenyum kecil sambil menatap punggung gadis itu, "lucu juga," ucapnya pelan nyaris tak terdengar.

****

"WAHGELASIH! TADI TUH YA SI DOI NGOMONG SAMA GUE HUAA!" teriak Binar heboh sambil meloncat kegirangan.

"Lo mah gajelas, tadi aja sedih-sedihan," celetuk Erwan.

"iyasih, aneh lo mah," balas Gia.

"Eh tapi bagus deng, daripada lo sedih-sedihan serem gitu liatnya," celetuk Ardila.

Binar mendengus kasar, "Ga asik ah, ngambek gue nih," ucapnya sambil memajukan bibirnya.

"Jijik," ucap Agia dan Ardila bersamaan.

"Jahat!" pekik Henri menirukan suara Binar, membuat gadis itu makin memajukan bibirnya kesal.

"Oh iya, tadi Rian nganter makanan di meja lo," ucap Agia.

"Gue yang suruh hehehe,"

"Pasti lo ngerampok dia lagi," tebak Ardila yang dibalas anggukan oleh Binar.

Mereka bertiga berjalan menuju meja Binar, ah Berbagai macam makanan telah menanti untuk mereka santap.

"Emang gaada duanya makanan di sekolah ini," puji Binat sambil memakan siomaynya.

"Yaiyalah gratis wkwk," ucap Agia sambil terkekeh.

"Tadi si Athar ngomong apa sih?" tanya Ardila kepo.

"Cuma ngasih tau aja sih, 'lo dipanggil bu mita' hehe," ucap Binar cengengesan.

"Njir, gue kira lo bedua ngobrol," ucap Ardila.

"Ngenes amat lu Bin," ucap Agia sambil menggelengkan kepalanya heran.

Ya tentu saja mereka heran, kelakuan sahabatnya ini seperti bunglon gampang berubah-ubah, dan sikap ia sebelumnya sedikit berlebihan hanya karna Athar berbicara sedikit saja Binar kegirangan, mereka berdoa agar cintanya Binar segera terbalaskan.

"Bin, lo ga ke lapangan?" tanya Sasa sambil berjalan keluar kelas.

"Ngapain emang?"

"Ituloh anak kelas XI Mipa 1 lagi olahraga loh, doi lo lagi main basket loh, lo gamau nonton?" jawab Sasa lalu punggungnya tak terlihat lagi dari pintu.

"IKUTTT!" teriak Binar lantas berlari menyusul Sasa diikuti Gia dan Dila.

Tiba dilapangan banyak gadis sedang menatap kearah lapangan Basket terutama anak kelas X yang kelasnya langsung berhadapan dengan lapangan basket.

"gilasih itu kakak no 4 siapa sih? ganteng banget gila!"

"mau dong jadiin pacar,"

"minta cp nya boleh kali,"

dan masih banyak lagi teriakan heboh yang berasal dari siswi kelas X.

Binar menggerutu pelan, "Ganjen gila, adek kelas juga,"

"Kenapa emang?"

"Gasuka gue tuh, Athar jodoh gue loh," ucap Binar dengan Pedenya.

"Serah lo dah,"

"Ngayal ae lo wkwk,"

"Eh kutil kudanil ngapain lo disini," ucap seseorang sambil menoyor kepala Binar.

"Lo kutu monyet, asal ae tuh mulut," balas Binar tak kalah sadis.

Yap, lelaki itu adalah Rian yang datang bersama gengnya.
mereka tidak berandal hanya saja sedikit lebih nakal dari siswa biasanya padahal mereka anggot osis.

"Hai Gia," sapa Kevin pada gia sambil mengedipkan sebelah matanya.

"genit lo ikan duyung," balas Gia ketus.

"dih ketus amat makin sayang deh," ucap Kevin lagi.

"Najis lo,"

"Ian, itu cewek yang dipinggir lapangan siapa sih?" tanya Binar kepo.

"Banyak kali yang dipinggir lapangan," jawab Rian seadanya.

Binar mendengus, "Ituloh yang lagi pegang botol minum,"

"Oh itu pacarnya...."

Tbc

Hai gaess, maapkan gue yang lama ga update wkwk, maap kalo partnya gaje :))

SweetestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang