4. Date and Wishes

524 97 9
                                    

Ding Dong! Sooyoung beranjak dari tempatnya duduk dan segera berjalan ke arah pintu begitu mendengar suara bel. Ia membuka pintu dan mendapati Sehun berdiri sambil tersenyum. Sooyoung hendak kembali masuk, namun karena Sehun tak mengikutinya dia kembali berbalik.

"Oppa, masuklah..." ucap Sooyoung.

Sehun menarik tangan Sooyoung, "Malam ini bagaimana kalau kita jalan-jalan di luar?" tanyanya.

"Baiklah." ucap Sooyoung sambil mengangguk.

***

Mobil Sehun berhenti di Jamwon Park. Sehun sengaja mengajak Sooyoung ke tempat itu karena pemandangan malam Sungai Han benar-benar bagus dan menenangkan di malam hari, apalagi tempat itu tak seramai Yeouido ataupun Banpo Park, sehingga mereka bisa berjalan-jalan dengan tenang.

Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan berdampingan menyusuri taman di pinggiran Sungai Han itu. Kemudian duduk di sebuah bangku, Sooyoung terus saja memuji keindahan malam itu. Ntah langit malam itu atau lampu-lampu yang bersinar di seberang sungai yang bersinar lebih terang dari pada bintang-bintang.

Sementara itu Sehun terlihat kebingungan, tangannya meraba saku yang ada baju dan celananya.

"Oppa, apa kau kehilangan sesuatu?" tanya Sooyoung.

"Sepertinya ponselku tertinggal di mobil. Tunggu disini, aku akan mengambilnya sebentar." jelas Sehun, ia pun segera berdiri dan meninggalkan Sooyoung duduk sendirian.

Sooyoung pun hanya diam melihat Sehun yang berlari kembali ke tempat mobilnya di parkir tadi. Sooyoung kemudian mengambil ponselnya dari sakunya, dilihatnya jam yang hampir menunjukkan waktu tengah malam. Dan tepat saat angka berubah menjadi 00:00 dan tanggal berubah dari 26 menjadi 27 Agustus, sebuah panggilan masuk terlihat di layar ponsel Sooyoung.

"Appa..." ucap Sooyoung. Sooyoung tersenyum mendengar apa yang diucapkan ayahnya, "Hmmm, gomawo. Appa memang yang terbaik. Appa selalu menjadi yang pertama." balasnya.

Sooyoung berbicara sejenak dengan ayahnya, ntah apa yang dibicarakan, setidaknya panggilan dari ayahnya membuatnya tidak bosan menunggu Sehun. Tapi beberapa saat kemudian wajah Sooyoung berubah menjadi serius, "Appa, boleh aku minta sesuatu?" tanyanya.

Sang ayah tentunya mengiyakan dan menanyakan apa kemauan dari putri bungsunya itu.

"Hmmm..." Sooyoung berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, "Untuk tahun ini, bolehkah aku ke Jeju? Aku tidak bermaksud mendahulukan Imo daripada Eomma, tapi ..." Sooyoung berhenti, ia tak tahu bagaimana harus menlajutkan kalimatnya.

Tapi tiba-tiba saja ia ekspresinya berubah, terlihat terkejut, "Benarkah? Boleh? Gomawoyo, Appa!" jawab Sooyoung. Ia tersenyum kembali, melanjutkan percakapannya sebentar kemudian mengucapkan selamat malam kepada ayahnya dan menutup telponnya.

Tanpa sadar Sehun sudah berada di belakang Sooyoung, membawa sebuah cake dengan sebuah lilin yang menyala di atasnya. Ia memanggil Sooyoung dan Sooyoung pun berbalik.

"Happy Birthday..." ucap Sehun sambil tersenyum.

***

"Aku sebenarnya hampir lupa, jadi aku hanya bisa menyiapkan kue ini." jelas Sehun sambil memandangi Sooyoung yang sedang memotong kue nya.

Sooyoung mengambil sepotong kemudian menyuapkannya ke mulut Sehun, "Memangnya kalau Oppa tidak lupa, Oppa mau membuatkan pesta untukku? Menyewa restoran? Menyewa taman hiburan? Aku sudah sering mendapatkannya di drama." ucap Sooyoung sambil tersenyum.

Sehun hanya mengangguk-angguk sambil mengunyah kue dalam mulutnya.

"Kalau begitu apa yang harus aku lakukan?" tanya Sehun kemudian, "Minggu depan bukankah anniversary kita yang pertama, kita bisa sekaligus merayakan aniversary kita." lanjut Sehun.

"Aniversary?" tanya Sooyoung bingung.

"Hari dimana kita membuat perjanjian." jawab Sehun, "Aku menandainya di kalenderku, kalau tidak percaya kau bisa melihat di perjanjian yang kita buat." jawab Sehun santai.

Sooyoung terdiam sejenak, "Ku rasa kita tidak bisa merayakannya." ucap Sooyoung.

"Wae?" tanya Sehun.

Sooyoung menghela nafasnya dalam, "Hari itu adalah hari kematian ibuku, juga hari kematian seseorang yang merawatku setelah ibukku meninggal." jawabnya.

Sehun hanya diam, ia menatap mata Sooyoung, ia tak tahu apa yang harus dia katakan. Ia benar-benar tidak tahu tentang hal itu.

"Rumahku yang lama berada tidak jauh dari villa, ibuku meninggal di sana. Jadi setelah upacara peringatan kematian aku pergi ke villa, itulah kenapa aku memakai gaun hitam malam itu." ucap Sooyoung, "Tahun ini aku tidak akan ke sana, aku akan pergi untuk Imo yang merawatku, tahun ini adalah tahun kesepuluh beliau meninggalkanku. Jadi, kita tidak bisa merayakannya." lanjut Sooyoung.

"Mianhae. Aku benar-benar tidak tahu." ucap Sehun pelan, ia merasa bersalah.

"Oppa, aku punya satu permintaan ..." ucap Sooyoung tiba-tiba, "Kita hentikan saja semuanya. Aku tidak menyangka bahwa hubungan kita akan bertahan selama ini."

Belum hilang rasa terkejut Sehun, ia dikejutkan lagi dengan permintaan Sooyoung.

"Aku takut jika suatu saat nanti keadaannya menjadi rumit dan menjadi lebih susah untuk berhenti. Mungkin saja di masa depan Oppa akan menemukan orang yang Oppa cintai, Oppa pasti tidak ingin menyakitinya kan?" jelas Sooyoung.

Sehun tiba-tiba saja berdiri, "Ayo pulang saja, ku rasa kau butuh tidur, ucapanmu menjadi aneh." ucapnya.

"Oppa..."

"Kita sudah membicarakannya, jika keadaannya menjadi rumit kita juga masih bisa membicarakannya. Apapun yang terjadi aku tidak mau merusak rencanaku, masa depan yang ku inginkan, aku tidak ingin menghancurkannya. Kita bisa berhenti jika memang keadaan memaksa kita untuk berhenti, dan saat ini keadaan tidak memaksa untuk berhenti." ucap Sehun kemudian berjalan pergi.

Sooyoung terdiam sejenak, beberapa saat kemudian dia berdiri dan berlari menyusul Sehun. Ia berhenti di depan Sehun sehingga Sehun pun juga menghentikan langkahnya.

"Oppa, sampai saat ini aku masih menyembunyikan banyak hal darimu, sampai saat ini yang kutunjukkan untukmu masih banyak kebohongan, apakah itu tidak masalah untukmu?" tanya Sooyoung.

"Semua orang punya hal untuk disembunyikan. Semuanya akan terungkap jika memang sudah waktunya terungkap. Aku tidak akan mempermasalahkannya. Berhenti membicarakan hal ini, ayo kita pulang." jawab Sehun.

***

Sehun mengehentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk gedung apartement, "Aku tidak akan mengantarkanmu masuk, aku takut kau akan melanjutkan pembicaraan tadi jika aku masih bersamamu." ucap Sehun sedikit ketus.

"Arraseo." jawab Sooyoung kemudian turun dari mobil Sehun.

Sooyoung menutup pintu mobil Sehun, tapi beberapa saat kemudian dia mengetuk kaca mobil Sehun. Sehun menurunkan kacanya, "Ada apa lagi?" tanya Sehun masih dengan nada kesal.

"Sebagai permintaan maafku, akan kuberi tahu satu hal yang aku sembunyikan." ucap Sooyoung, "Sebenarnya hari ini bukan hari ulang tahunku. Tapi aku akan tetap berterimakasih atas kuenya." lanjut Sooyoung sambil tersenyum.

Ia berbalik dan segera masuk, meninggalkan Sehun terlihat bingung dengan apa yang dikatakan Sooyoung.


*****

PRETENCEWhere stories live. Discover now