6. White Tulips (2)

368 81 7
                                    


Sehun segera bergegas ke villa milik Sooyoung setelah urusan pekerjaannya selesai. Dia berencana membuat kejutan untuk Sooyoung. Kenapa di villa bukannya di apartement? Jaewon mengatakan bahwa Sooyoung akan pergi ke kolumbarium (rumah abu) ibunya setelah pulang dan tinggal di villa untuk beberapa hari sampai Jaewon kembali.

Dia sudah menyuruh orang dan tinggal mengecek apakah sudah sesuai dengan yang dia inginkan. Dan semuanya sudah sesuai yang sehun mau, dipinggir kolam renang dipenuhi dengan bunga-bunga. Sehun sebenarnya ragu menggunakan bunga hidup karena seingatnya Sooyoung lebih menyukai bunga kering tapi karena agak aneh jika dia menggunakan bunga kering ia memutuskan menggunakan bunga hidup. Hampir semua macam bunga ada, mawar, daisy, peony, dan masih banyak lagi.

Kemudian juga diantara bunga-bunga ada lampu kerlap-kerlip, jadi ketika lampu dikolam dinyalakan akan membuat bunga-bunga yang sudah seperti taman itu semakin indah. Jadi sebelum dinyalakan semua yang sudah Sehun siapkan tidak akan terlihat dari luar. Tak lupa Sehun menyiapkan meja di sisi kolam dengan wine, kue, dan beberapa makanan lainnya untuk Sooyoung.

"Perfect." ucapnya.

***

Hari sudah gelap dan Sooyoung sedang diperjalanan menuju villanya setelah dari kolumbarium. Dari raut wajahnya Sooyoung terlihat sedikit cemas, ia sebenarnya ragu untuk pulang ke villa, takut rasa kecewa itu datang lagi. Ia kembali memikirkan percakapannya dengan Jaewon saat dia dipantai dengan Jaewon.

--di Jeju--

"Bunga tulip putih. Tahun lalu tidak ada yang memberikannya untukku." ucap Sooyoung pada Jaewon.

Jaewon menatap Sooyoung lagi, "Itu adalah sesuatu yang kau ingin dapatkan dari orang lain, bukan dariku. Aku tahu kau masih mengharapkan dia kembali." ucap Jaewon.

Sooyoung hanya diam, tak ada yang bisa dia sembunyikan dari Jaewon. Sepanjang hidupnya dia habiskan bersama Jaewon, bahkan tanpa mengatakan apapun terkadang Jaewon apa yang Sooyoung rasakan atau pikirkan.

"Ada sesuatu yang aku tahu, kenapa dia pergi, kenapa hilang begitu saja tanpa mengatakan apapun. Tapi aku rasa ini bukan sesuatu yang harus kau dengar dariku. Yang jelas saat itu dia tidak punya pilihan lain dan aku tidak bisa menjanjikan bahwa dia akan kembali lagi." ucap Jaewon.

Sooyoung melihat ke arah Jaewon dengan tatapan bingung, "Apa maksud Oppa?" tanya Sooyoung.

"Aku tidak bisa mengatakan lebih." jawab Jaewon, "Sooyoung-aa, jika kali ini tidak ada tulip darinya, kurasa tidak akan ada lagi. Jika kali ini tidak kembali, jangan lagi kau menaruh harapan bahwa dia akan kembali." lanjut Jaewon.

Sooyoung hanya diam tidak merespons. Sebenarnya dia ingin tau lebih, tapi Jaewon pasti tidak akan mengatakannya.

----

Jika tidak ada tulip darinya, jika dia tidak kembali, apa dia harus ia lalukan. Sooyoung belum siap untuk melupakan orang itu, dia tidak mau. Tapi bagaimana jika Jaewon benar, jika kali ini tidak ada maka tidak akan ada lagi.

"Nona, kita sudah sampai." ucap supir keluarga Sooyoung sejak dari bandara tadi mengantarkannya.

Sooyoung sedikit terkejut karena dia tidak terlalu memperhatikan jalanan, "Ahjussi, ahjussi bisa langsung kembali ke rumah, aku akan tinggal di sini untuk beberapa hari di sini. Dan ahjussi tidak perlu menjemputku." ucap Sooyoung sebelum keluar dari mobil.

"Ne, Nona. Kalau begitu saya akan langsung pergi setelah Nona masuk."

***

Sooyoung masih berdiri di depan pintu masuk. Hampir 10 menit, dia benar-benar takut jika dia tidak menemukan apa yang dia tunggu. Dan akhirnya dia tetap memutuskan untuk masuk. Dia berjalan pelan, langkah demi langkah, sembari melihat seisi villanya berharap jika ada tulip putih yang dia harapkan.

Dan di atas meja di ruang tengah, ada sebuah buket tulip putih dan sebuah kartu ucapan bertuliskan, "Happy Birthday" tanpa ada nama dari pengirimnya. Jantung Sooyoung langsung berdegup kencang, tanpa sadar dia mulai tersenyum tapi matanya juga mulai berkaca-kaca. Senang, terharu, entah bagaimana apa lagi yang kata yang bisa mengungkapkan kebahagiaannya.

Dan... tiba-tiba lampu di kolam renang menyala. Dari balik pintu kaca yang membatasi ruang tengah dan kolam renang, matanya yang sudah berkaca-kaca membuat pandangan Sooyoung sedikit kabur, tapi Sooyoung bisa melihat seorang berdiri membelakangi Sooyoung di antara bunga-bunga yang tampak begitu indah.

Tanpa berpikir Sooyoung langsung berlari, menuju ke arah orang itu dan memeluknya dari belakang.

"Oppa..." tangisnya pecah membasahi punggung orang itu, "Aku sangat merindukanmu, bagaimana bisa kau baru datang sekarang. Nappa. Nappeunnom." ia memukul ringan punggung orang itu.

Dan tiba-tiba orang itu berbalik.

***

Sehun mendengar suara langkah yang mendekat, tentu saja itu Sooyoung, sepertinya dia berlari. Dan Sehun terkejut ketika Sooyoung tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Oppa..." ucap Sooyoung.

Sehun baru ingin berbalik tapi ia menahannya karena merasakan sesuatu dipunggungnya, basah. Sooyoung menangis. Tapi karena kenapa, Sehun tak tahu.

"Aku sangat merindukanmu, bagaimana bisa kau baru datang sekarang. Nappa. Nappeunnom."

Sehun sedikit bingung, apakah kalimat itu benar untuk dirinya. Dan kemudian dia berbalik, menatap ke arah Sooyoung yang masih memeluknya kemudianl mengusap air matanya.

Sooyoung melihat ke arah Sehun, matanya melebar, terlihat terkejut sekaligus kecewa, kemudian melepaskan pelukannya dan sedikit mendorong Sehun menjauh.

"Sehun Oppa...?" ucapnya, "Mian." lanjutnya.

Lagi Sehun terkejut dan sedikit bingung, kenapa tiba-tiba Sooyoung mendorongnya dan mengucapkan maaf. Apa dia mengira dirinya adalah orang lain. Sehun melihat ke arah Sooyoung yang masih sibuk menghapus air matanya dan mengamati sekelilingnya.

"Oppa yang menyiapkan semuanya?"

"Eemmm..." jawab Sehun sambil mengangguk

"Termasuk buket tulip putih di meja?" tanya Sooyoung.

"Tentu saja, semua bunga dan segala jenis bunga aku yang menyiapkannya untukmu."

Jawaban Sehun membuat rasa kecewa Sooyoung semakin besar. Dia hanya diam, tak memperhatikan Sehun yang masih berbicara padanya.

"Oppa, aku mau pulang ke Seoul." ucap Sooyoung tiba-tiba.

Sehun hanya diam, dia bahkan belum sempat menyalakan lilin diatas kue dan menuangkan wine kesukaan Sooyoung.

"Aku benar-benar minta maaf tapi aku mohon, aku mau pulang ke Seoul."

Sooyoung memohon dan Sehun tak tega menolaknya, "Arraseo, ayo pulang, akan aku antar!".


***

*

Tulip itu bukan tulip yang Sooyoung tunggu. Tapi bukan berarti tidak ada tulip yang dia tunggu, di ruangan lain, di kamar Sooyoung ada beberapa tangkai tulip dalam vas yang berisi air menunggu Sooyoung datang melihatnya.

*

 *** 

PRETENCEWhere stories live. Discover now