"Masih tentang hujan, yang membawa air mata jatuh bersamanya"

244 4 0
                                    

Di dalam sini, sebuah ruang yang tak terlalu luas aku tinggal. Aku senang bisa merasakan apa yang ibu makan. Meski ragaku belum sepenuhnya utuh, dan bentukku masih terlalu kecil. Aku bisa bermimpi tentang betapa baiknya ibu dan Ayah kepadaku. Betapa kerasnya Ayah bekerja mencari nafkah mempersiapkanku melihat dunia nanti. Betapa hebatnya ibu melawan rasa tidak enak dari dalam tubuhnya yang seakan berontak melawan perubahan demi perubahan dalam mempersiapkan perkembanganku. Aku ingin segera bertemu kedua orangtuaku.

Tapi Ibu,Ayah..

Tahukah kalian?

Kenapa akhir-akhir ini aku selalu bermimpi buruk?

-kusuma-

April 2018

Hari demi hari berganti, mulainya terlihat perutku membuncit menandakan usia kehamilanku sudah menginjak 2 bulan lebih 1 minggu. Ku ajak ia berbicara, "Nak, Ibu senang kamu ada.. Ibu tidak sabar menunggu kamu untuk hadir ke dunia, menemani ibu ketika Ayahmu pergi untuk latihan seperti saat ini"

Dilan latihan lagi dan lagi.

Dan seperti biasa, aku minta untuk pulang ke rumah orangtuaku.

Orangtuaku pun datang menjemputku.

Beberapa hari sepulang Dilan latihan, Dilan mengabariku, bahwa dirinya akan berangkat ke daerah Indonesia bagian Timur. Yang menurutku disana daerah yang masih rawan. Keadaan hamil yang terkadang membuat emosiku labil ditambah kabar dari Dilan membuat aku kaget, syok yang berujung campur aduk rasanya.

"Tenang sayang, ini hanya satgas kok. Cuma setahun aja. Nanti kalau tiba waktunya lahiran, aku pulang sayang, menemanimu berjuang" Kata Dilan , terdengar nyaring di saluran teleponku.

"tapi sama aja mas, itu daerah rawan sih. Kamu beneran satgas apa jangan-jangan kamu dimutasi?" tanyaku.

"hmmm.. aku satgas kok sayang. Kamu gak usah banyak mikir ya"

Kulihat berita di internet, bahwa pada bulan Mei presiden akan meresmikan pembukaan markas baru di daerah Sorong. Yah, markas baru itu yang membuat Dilan pergi kesana.

Kubaca dengan seksama. Dan yang membuatku tercengang adalah kalimat "tinggal penambahan personil yang masih kurang banyak"

Deg..... perasaanku campur aduk. Ku screenshot berita itu dan ku kirimkan pesan untuk Dilan.

Andini : ini maksudnya apa sih ? kurang personil ? butuh banyak ? aka nada penambahan personil ? dan kamu juga ada dalam daftar itu ? jadi yang kamu maksud itu mutasi ya bukan satgas?

Pesan terkirim. Tanpa membutuhkan waktu lama, dilan membalas pesanku. Dan mengirimiku surat perintah pemindahan.

Dilan : Hehehe.. iya sayang. Aku gak mau kamu mikir. Kamu sih terlalu pemikir jadi orang. Memang aku di mutasi kesana, jadi untuk sebulan ini aku apelnya bukan di bataliyon Aku pembekalan sayang di pasmar yang kita dulu menghadap pas pengajuan nikah.


Andini: Oke, besok aku pulang. Ga perlu jemput aku.

       Dilan: Jangan sayang, kamu di rumah mama dulu aja ya. Kalau nanti mas sudah beres disini baru mas jemput.

Andini: Gak mau, pokoknya besok aku pulang. Aku kangen sama dokterku, sama kamu juga. Bye !

Kuletakkan handphoneku di kasur. Sambil menatap langit-langit kamarku. Pindah disana ? hmmm.. uda resikomu Andini menikah dengan abdi Negara. Kamu harus bisa nerima kepindahannya meski sampe ujung dunia sekalipun.

Sebuah PerjalananWhere stories live. Discover now