sᴇǫᴜᴇʟㅡᴘᴀᴘᴇʀ ᴘʟᴀɴᴇ

10.7K 1.5K 307
                                    

"Misa. ."

Doyoung buka pintu balkon dan dia dapetin Misa lagi duduk di kursi dengan kepala menengadah, menatap langit.

Doyoung meremat kedua tangannya, ini sudah dua kali. Pertama dirinya, sekarang lelaki itu. Doyoung ngga bisa bayangin gimana perasaannya Misa sekarang. Ditinggal menikah oleh dua lelaki yang pernah ia cintai.

Kaki panjangnya melangkah, Doyoung milih buat duduk di samping Misa. Tangannya mengusap bahu gadis itu bikin Misa reflek noleh, "Mas Doy?"

"Disini dingin, ayo masuk."

Misa senyum terus menggelengkan kepalanya, setelah itu lanjut menatap langit malam yang di penuhi bintang itu, "aku masih pengen disini, Mas. Mas Doy masuk duluan aja."

"Saya ngga mau kamu masuk angin," Doyoung masih berusaha membujuk gadis di sampingnya ini.

"Aku orangnya kuat, Mas. Angin segini ngga bikin aku sakit kok."

'Iya, angin segini emang ngga seberapa dibanding semua yang udah kamu lewatin, Misa.'

Doyoung menghela nafasnya, dia usap rambut gadis itu sekali, "lupain dia, ya?"

Misa balik lagi natep Doyoung, senyum itu tidak luntur sejak tadi, "Tanpa Mas minta pun, aku bakal lupain dia. Lupain semua perasaan aku ke dia."

"Saya yakin kamu bisa."

"Yaudah gih, masuk. Nanti malah Mas lagi yang masuk angin" Misa terkekeh, Doyoung jelas yakin kalau itu cuma sebagai pengalihan topik.

"Jangan tidur di balkon," Doyoung bangun dari duduknya terus jalan ke depan pintu. Tubuhnya berbalik untuk menatap Misa sekali lagi. Gadis itu sudah kembali menatap langit-langit.

Misa jadi jauh lebih pendiam setelah masalah yang baru dia lewati ini. Misa lebih sering melamun, dimanapun dan kapanpun itu. Makannya pun mulai tidak teratur lagi. Tetapi walaupun begitu, di depan orang lain Misa bakal coba keliatan kuat banget, itu yang bikin Doyoung pengen banget meluk Misa.

Misa itu rapuh sekali.

Doyoung sekali lagi menghela nafasnya sebelum akhirnya hilang di balik pintu.





🌻🌻🌻





Pintu balkon kembali terbuka.

Misa menghela nafasnya. Udah berapa orang yang ganggu waktu sendirinya malam ini dan itu cukup mengesalkan baginya.

Pertama Kara, kedua Jaemin, ketiga Kak Jaerim dan yang keempat Mas Doy. Siapa lagi sekarang? Apa ini giliran bundanya sekarang?

Misa menutup kedua matanya, berpura-pura tidak mendengar siapapun itu yang akan datang dan mengganggunya.

Misa bisa rasain kalo orang itu duduk di sebelahnya, persis seperti yang di lakukan orang orang sebelumnya.















































"Kangen aku, ngga?"

Misa buka kedua matanya, tubuhnya terasa membeku sekarang. Bahkan dia tidak bisa menolehkan kepalanya untuk melihat orang itu.

Suara ini. .

Suara yang selalu Misa dengar setiap harinya dulu.

Suara yang selalu ngisi kesepian Misa setiap dia kangen Mas Doy disekolah dulu.

Suara yang di pakai untuk menyanyikan lagu penuh cinta untuknya.

Suara yang. .

Dulunya ngga pernah capek buat bilang kalo dia cinta sama dirinya.

Misa menahan air matanya yang mendesak ingin keluar. Dia tidak boleh cengeng. Perlahan kepalanya ia gerakan.

Dia tidak salah lagi.

"M-Mark. ."

Tubuh Misa dibawa masuk kedalam pelukan Mark

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh Misa dibawa masuk kedalam pelukan Mark. Lelaki itu sesekali menghirup aroma tubuh Misa yang sama sekali tidak berubah sejak 7 tahun terakhir.

"Aku balik ke sini, buat kamu."

Misa meluk lehernya Mark eret, tangannya mengusap surai lelaki itu yang ia ubah menjadi blonde. Mark ribuan kali lebih tampan sekarang.

"Mark. . Aku udah bilang sama kamu buat cari cewek yang lebih baik buat kamu disana."

"Kalo kenyataannya perasaanku masih sama kayak dulu, gimana?"

Mark ngelepas pelukan mereka, dia ambil tangannya Misa terus dia taruh di dadanya, tepatnya dimana jantungnya berdetak ketika bersama gadis yang ia cintai itu,

"Kamu ngapain aja 7 tahun disini? Ngga bosen?"

Pipinya Misa merah, bahkan setelah 7 tahun Mark masih sangat mencintainya, kan?

"Aku. ."

"Misa, kali ini aja, biarin aku cintain kamu, biarin aku buat bikin kamu jatuh cinta sama aku."

"Mark. . kamu bercanda kan? Aku udah nyakitin kamu."

"No, kamu ngga pernah nyakitin aku. Aku tau kamu cuma lagi bingung sama perasaanmu. Sekarang aku udah balik, aku ngga bakal lepasin kamu lagi." Mark bawa Misa masuk kepelukannya lagi.

Bahkan setelah 7 tahun, tubuh Misa masih sangat pas di dalam pelukan lelaki tampan itu.

"Sekarang gimana? Kamu ijinin aku buat bikin kamu jatuh cinta?" Mark nangkup pipi tirusnya Misa, dia buat mata mereka beradu.

Misa ngangguk, kali ini dia akan ijinkan Mark untuk masuk ke dalam hatinya yang kosong.

Mark dudukin Misa di pangkuannya sekarang, kepalanya Misa udah nyender di dada bidangnya Mark, tangan keduanya udah bertautan.

Malam ini keduanya milih buat ngabisin waktu berdua setelah berpisah bertahun-tahun lamanya.

"Kamu ngutang penjelasan sama aku."

"Hehe lucu kamunya pake aku-kamu."

"Ini cuma buat kamu, sama yang lain tetep sama."

"Iya Markli iya, aku ngutang penjelasan apa?" Misa ngedongak dia tatap lelaki itu dari bawah. Mark nunduk, dia kecup hidung peseknya Misa,

"Sejak kapan Mas Doy menikah dan siapa itu Jaehyun."

Misa menghela nafasnya, "aku harus cerita semuanya?"

Mark ngangguk, tangannya Mark udah meluk pinggangnya Misa sayang, keduanya mencari kenyamanan sebelum akhirnya Misa memulai ceritanya.





🌻🌻🌻





"Aku harap Mark yang terakhir."

"Ya, Misa juga pantes buat bahagia kan."

"Oh jadi itu namanya Mark? Cocok ih, jujur nih lebih cocok dari sama Jaehyun malah."

"Jadi sampe kapan kalian mau ngintipin orang pacaran?"

Ketiganya menoleh, secara bersamaan mengeluarkan cengiran mereka, "h-hehe, Mas Doy.."

Hey! Jadi karena aku gemes pengen Misa ngerasain 'pacaran' sama semua cowok yang suka sama dia, aku mutusin buat bikin seriesnya Mark. Di tunggu book selanjutnya, ya!

Limitless [✔]Where stories live. Discover now