21. Antares dan senja

2.3K 129 14
                                    

Mellysa duduk di pinggir lapangan, sambil menopang dagu, sudah hampir dua jam lamanya ia menunggu Antares eskul. Mellysa menajamkan indra penglihatan nya, saat melihat Vanessa yang berusaha mendekati Antares.

Mellysa bisa saja melabrak Vanessa saat ini juga, namun niatnya itu ia harus urungkan karena melihat Antares tengah berjalan ke arahnya dengan senyum cerah menghiasi wajahnya.

"Lo ikut gue latihan aja yu, daripada sendirian di sini kaya anak hilang."

Mellysa menimang-nimang perkataan Antares barusan, "boleh tuh, tapi ada syarat nya."

"Apa syarat nya?"

"Lo harus gue traktir sate ayam!"

"Bilang aja lo, mau—" Mellysa langsung memotong perkataan Antares.

"Ga usah geer deh lo!"

Perlahan kaki Antares mulai melangkah, Mellysa mengokori Antares dari belakang ia berusaha menyembunyikan wajahnya di belakang punggung tegap cowok itu.

"Kak tandu nya udah selesai," ucap seorang adik kelas bernama Hana, ia terlihat sangat gembira karena sudah bisa membuat tandu. Itu semua berkat Antares yang mengajarkan nya dengan sabar.

Antares mengangkat tandu buatan Hana, kemudian menendangnya hingga membuat tandu itu longgar, bahkan tali-tali nya berjatuhan.

"Tandu nya ga kuat! Gimana mau ngangkat korban kalo tandu nya, jelek kaya gini," ucapan Antares membuat anggota kelompok Hana sedih. Antares memang menyuruh adik kelasnya, membuat sebuah tandu perkelompok, dan satu kelompok nya berisi empat orang.

"Kakak hargain usaha kalian, karena sudah mau berusaha, kakak lebih ngehargain proses daripada hasilnya," tambah Antares kali ini dengan nada lembut.

"Kak Vanessa, tolong ajarin bikin simpul mati dong," ucap Amilah kepada Vanessa yang tengah duduk bersama Mellysa dan Antares.

Wajah Vanessa berubah menjadi pucat pasi, ia memang mengikuti eskul Pramuka hanya untuk berdekatan dengan Antares. Atau istilah nya hanya numpang nama.

"Emm- ke kak Antares aja ya," sahut Vanessa.

"Lo ga liat, daritadi gue cape sendirian? gue liat daritadi kerja lo, cuman ngintilin gue doang! Atau lo ga bisa bikin simpul mati?" tanya Antares dengan nada ketus.

"Emang dia ga bisa kali Res," kata Mellysa yang semakin membuat Vanessa naik pitam dengan ucapan nya.

"Pake so, ngatain gue segala emang nya lo bisa hah?" Vanessa meninggikan suaranya.

"Lo nantangin gue?" Mellysa tak mau kalah, ia tak segan-segan merebut tali yang berada di tangan Amilah. Lalu tangan lentik nya langsung membuat ikatan simpul mati, dengan sekali percobaan.

Enam mata yang berada di sana sontak membulatkan matanya tak percaya.

"Gue yang bukan anak coconut aja bisa bikin simpul mati, apa kabar lo yang anak coconut tapi ga bisa bikin simpul mati?"

***

Mellysa menempelkan kepalanya pada pundak Antares, sedangkan kedua tangan nya berpegangan pada pinggang Antares. Mellysa bisa dengan leluasa memperhatikan wajah Antares dari balik kaca spion.

Perjalanan pulang mereka kali ini, di temani sang senja yang memancarkan keindahan nya di sore hari ini. Mellysa tak bisa untuk tak tersenyum kali ini. Rasanya hari ini ia menjadi manusia paling bahagia di dunia ini. Rasa bahagia itu muncul begitu saja, tanpa ia sadari.

Mengelilingi ibu kota di sore hari menggunakan motor tentu saja bukan hal buruk, justru itu adalah hal yang membuat nya bahagia. Apalagi ia di temani Antares dan senja. Keduanya sama-sama memberikan nya kebahagiaan walau sesaat. Sebelum ia benar-benar pergi nanti.

Antallys [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن