Part 17

450 62 14
                                    

Jari Singto bergerak sehingga membuat Krist langsung menatap Singto, dia memang menggenggam tangan Singto sejak tadi, menangis, memohon agar Singto segera bangun.

Perlahan Singto mulai membuka matanya sehingga membuat Krist tersenyum bahagia, Krist memencet bell samping ranjang Singto agar dokter segera datang.

Satu orang dokter beserta 3 suster masuk ke dalam ruangan Singto di rawat, dokter tersebut mulai memeriksa keadaan Singto sedangkan para suster bertugas melepas alat-alat yang menempel di tubuh Singto, dan suster lainnya mengecek cairan infus Singto.

"Apa ada yang sakit, sayang?" Ucap Krist pada Singto sehingga membuat Singto menatap Krist.

"Krist, aku dimana?" Lirih Singto lemas.

"Kamu di rumah sakit, kamu koma selama satu minggu" Ucap Krist.

"Huh... Koma? Aku kenapa? Dimana orang tua ku?" Ucap Singto dengan suara yang hampir tak terdengar, dia masih sangat lemas namun rasa penasaran memaksanya untuk mengeluarkan suaranya.

Krist menatap Singto bingung, bukankah Singto sendiri yang mengatakan jika kedua orang tuanya sudah meninggal, kenapa Singto mencari orang tuanya sekarang.

"Bukankah aku koma hanya satu minggu? Tapi kenapa wajah mu terlihat tampak sangat dewasa?" Ucap Singto sambil menatap wajah Krist.

"Huh?" Ucap Krist yang semakin bingung.

"Berapa usia mu sekarang?" Tanya dokter pada Singto.

"17 tahun?" Ucap Singto.

Sang dokter tersenyum dan mengangguk paham, sedangkan Krist masih diam mencerna semuanya. Kenapa Singto mengatakan usianya baru 17 tahun, dan kenapa Singto menanyakan orang tuanya tadi.

"Baiklah, sebaiknya kamu beristirahat sekarang" Ucap dokter.

Singto hanya mengangguk, Singto menatap sekitar dengan tatapan bingung, bukankah dia koma? Kenapa orang tuanya tak datang menjaganya, kenapa malah Krist yang menemaninya di ruangannya di rawat, bukankah harusnya orang tuanya yang menemaninya, bukan kekasihnya?

"Tuan Krist, ada yang ingin saya bicarakan dengan tuan. Ayo ikut saya keruangan saya" Ucap dokter pada Krist.

"Baik" Ucap Krist.

"Krist, kamu ingin kemana?" Tanya Singto saat melihat Krist hendak beranjak pergi dari ruangannya.

"Bicara dengan dokter sebentar, beristirahatlah, aku akan menemui mu lagi nanti" Ucap Krist.

"Kamu pergi tanpa mencium kening ku!?" Ucap Singto sehingga membuat Krist berhenti melangkah.

Dulu waktu mereka masih menjalin hubungan Krist memang selalu pergi setelah mencium kening Singto, sedangkan sekarang, dia tak pernah melakukan itu lagi, tapi kenapa Singto meminta ingin di cium? Walau sedikit bingung namun Krist tetap mencium kening Singto, dia tersenyum sambil mengusap rambut Singto, setelah itu baru pergi dari sana.

"Sepertinya tuan Singto mengalami lupa ingatan, dia berada di usia 17 tahun sekarang" Ucap dokter pada Krist.

"Huh, k-kenapa itu bisa terjadi, dok?" Ucap Krist.

"Itu di sebut dengan amnesia ringan, tuan Singto memilih untuk melupakan hal yang di bencinya dan hanya mengingat saat-saat dia bahagia, yaitu mungkin diusianya 17 tahun" Ucap dokter.

Krist terdiam mendengarnya, saat usia Singto 17 tahun, mereka masih kelas 2 SMA, disaat itu mereka baru menjalin hubungan, mereka putus saat mereka kelas 3 SMA, itu artinya sekarang Singto mengingat jika dia adalah kekasihnya.

"B-bagaimana dengan keadaan kandungannya, dok" Tanya Krist.

"Kandungannya masih sangat lemah, tapi tuan jangan khawatir, janinnya pasti bisa bertahan, apa lagi sang ayah sudah tersadar dari komanya sekarang. Janinnya bisa mendapatkan nutrisi langsung dari sang ayah nanti" Ucap dokter.

"Lalu apa yang harus ku lakukan agar Singto segera sembuh dan mengingat semuanya kembali?" Tanya Krist.

"Tuan bisa mengatakan semuanya perlahan, tapi jangan terlalu memaksa tuan Singto agar mengingat semuanya. Nanti jika tuan Singto sudah boleh keluar dari rumah sakit, Tuan bisa membawanya ke rumah sakit setiap satu bulan sekali untuk melakukan terapi agar ingatannya segera pulih" Ucap dokter.

"Baik, dok. Terima kasih" Ucap Krist.

"Ya, hanya itu yang ingin saya sampaikan, tuan boleh pergi" ucap dokter.

"Apa Singto sudah boleh memakan makanan apapun?" Tanya Krist.

"Ya" Ucap dokter.

Krist mengangguk paham, lalu pamit pergi dari ruangan dokter. Krist tak langsung ke ruangan Singto di rawat, dia pergi ke sebuah restoran lebih dulu membelikan Singto makanan karna Krist yakin Singto mungkin akan menolak makanan rumah sakit, Krist tahu Singto tak suka makanan rumah sakit karna dulu waktu mereka masih menjalin hubungan Singto pernah demam dan harus di rawat inap, dia sering marah jika di paksa memakan makanan rumah sakit.





****
Terdengar suara pintu ruangan di buka sehingga membuat Singto menatap pada Krist yang baru saja datang.

Singto masih bingung dan belum mendapatkan jawaban yang masuk akal, kenapa Krist bisa terlihat sangat dewasa!?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Singto masih bingung dan belum mendapatkan jawaban yang masuk akal, kenapa Krist bisa terlihat sangat dewasa!?

"Aku membawakan mu makanan" ucap Krist sambil memperlihatkan kantong plastik berisi makanan yang di bawanya.

"Krist, apa ini benar-benar kamu?" Ucap Singto.

"Maksud mu?"

"Kenapa kamu terlihat sangat dewasa? Usia mu sudah seperti hampir 30 tahun" Ucap Singto.

"Usia ku memang akan memasuki 30 tahun beberapa bulan lagi" Ucap Krist.

"Hah?" Ucap Singto bingung, bukankah dia seusia Krist dan satu kelas dengan Krist?

"Apa kamu percaya jika aku mengatakan usia mu sudah 29 tahun sekarang?" Ucap Krist lembut.

"Bukankah kamu mengatakan aku hanya koma selama satu minggu bukan selama 12 tahun?" Ucap Singto.

"Ya, kamu memang hanya koma selama satu minggu, tapi kamu melupakan kejadian 12 tahun terakhir dan stuck di usia 17 tahun" Ucap Krist sehingga membuat Singto memegang kepalanya saat mendengar itu.

Rasanya kepala Singto tiba-tiba sakit dan terasa ingin pecah, apa benar yang Krist ucapkan? Kenapa, ada apa!?

"B-baiklah, jangan di pikirkan ucapan ku, apa kamu lapar?" Ucap Krist.

"Apa benar usia ku sudah 29 tahun sekarang?" Lirih Singto sambil memegang kepalanya.

Krist mengambil ponselnya dan membuka kamera sehingga membuat Singto menatap dirinya sendiri di kamera ponsel Krist. Benar, wajahnya juga terlihat dewasa sekarang. Singto meremas rambutnya karena kepalanya terasa semakin sakit.

Krist memeluk tubuh Singto membuat Singto langsung membalas pelukan Krist.

"Apa kita masih menjalin hubungan sampai sekarang?" Tanya Singto.

"Ya, kita bahkan sudah merencanakan ingin menikah, dan kamu sedang hamil sekarang" Ucap Krist sambil menatap wajah Singto.

Tangan Krist mengusap perut Singto sehingga membuat Singto memegang perutnya sendiri, dia hamil?! Bagaimana bisa?

"Aku bahagia mendengar itu" ucap Singto, lalu dia kembali memeluk tubuh Krist.

Sebenarnya banyak hal yang ingin Singto tanyakan, tentang apa saja yang di lupakannya, kenapa dia bisa koma, dan kenapa dia bisa hamil? Dia masih seorang pria 'kan? Namun Singto memilih untuk melupakan itu sejenak, nanti jika dia benar-benar sembuh baru dia akan bertanya banyak hal pada Krist.












Tbc.

Ex Boyfriend (On Going)Where stories live. Discover now