1. Three Angles

4.7K 453 50
                                    

Ada rindu yang tak terjabar, ada rasa tak tersampai, ada pula hati yang terlalu jenuh menanti kasihmu. —Hollow

♠♠♠

"Mau ngasih ini aja?"

Cia mengangguk semangat, senyuman tak sedikit pun luntur dari bibir meronanya.

"Oke, thanks." Alden mengangkat paper bag berwarna merah muda yang setahunya merupakan warna favorit dari Adelicia Abraham atau yang acap kali disapa Cia.

"Jangan lupa upload di insta story, tag akun aku, terus bikin caption romantis biar kita jadi the most couple goals-nya SMA Dharma!" seru Cia.

Alden mengangguk saja, walau nanti tidak akan melakukan apa yang diperintah. Ya ... gila saja seorang Alden Narendra yang dikenal sebagai ketua aud Brigenzz memosting bekal cute, tapi mengenaskan dari sang pacar. Catat, mengenaskan bukan menggemaskan.

Bukan menghina. Jujur dari lubuk hati Alden yang paling dalam, Cia memanglah selalu memberikan makanan berbentuk imut, tapi sebab gadis itu terlalu hiperaktif, jadi paper bag bergoyang ke sana-sini sampai bentuknya makanan di dalam kotak bekal hancur tak karuan. Alden tidak pernah bilang, makanya gadis itu tak pernah tahu.

"Eh, bentar-bentar!" Cia hendak melangkah meninggalkan rooftop, tapi berhenti.

"Apa lagi, Cia?"

"Kamu harus jujur sama aku!"

Dahi Alden berkerut. "Apa, sih?" kesalnya. Demi Tuhan, dia sedang tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni ocehan Cia.

"Jujur!"

"Iya, jujur apa?"

Cia memicingkan dahi, menatap Alden yang mengenakan seragam putih abu-abu dengan lambang SMA Dharma di saku kiri. "Semalem ke PIM sama siapa?" tanyanya.

"Sendiri," balas Alden singkat.

Walau Alden berandalan tak peduli aturan sekolah, tapi sekarang dia benar-benar ingin meninggalkan area terlarang ini. Jadi, di SMA Dharma rooftop tidak boleh dikunjungi karena konon katanya, beberapa belas tahun lalu ada siswi bunuh diri di sini. Mati tragis di tempat kejadian.

Pihak sekolah menutup area ini bukan karena takut ada yang bunuh diri lagi, tapi setiap murid yang terlalu lama mendekam di sini, pasti jatuh lalu meregang nyawa atau minimal mengalami bocor kepala dan patah tulang. Didorong arwah itu, ungkap sebagian murid yang mengaku indigo. Alden tidak takut hantu, sumpah demi segala benda yang ada di galaksi Bimasakti ini, tetapi dia takut mati.

"Bohong! Aku lihat di story kamu yang kedua itu keliatan ada dagu sama rambut cewek. Dia siapa?!"

"Adek aku. Cemburu?"

"Gak mungkin." Cia mulai mengubah nada bicara, dari yang imut dibuat-buat menjadi datar serta penuh rasa sakit. "Aku liat di feed-nya Ceysa si pelakor, semalem dia juga ke PIM. Kalian barengan?!"

"Ketemu gak sengaja," dusta Alden.

"Bohong!"

"Emang." Alden tertawa sinis, berbalik badan hendak meninggalkan Cia di sini.

Biarkan saja gadis itu, mungkin kalau arwah mbak yang masih dendam entah karena apa memangsa Cia, Alden bisa bersyukur sepenuh hati.

Cia pergi ke alam lain, itu berarti 'kan dia bisa jadian sama Ceysa. Great!

"Kamu pacaran sama aku, tapi lovestagram-nya kok sama cewek jalang itu?" tanya Cia.

Langkah Alden terhenti. "Aku pacaran sama kamu, tapi kok sayangnya sama Ceysa?" tanya lelaki itu, meniru gaya bicara Cia. Biarkan saja Cia sakit hati, salah sendiri mulut tidak dijaga. Jalang katanya. Alden tertawa keras dalam hati. Memangnya Cia pernah memergoki Ceysa menjual diri di kelab-kelab malam? Tidak, 'kan.

HOLLOW Where stories live. Discover now