BAB 11 (KEMATIAN)

13 0 0
                                    

Aku zan ken, aku mendengar sanziri menagis didalam rumah, pasti wakil kapten sudah menjadi orang yang berarti bagi sanziri, tapi biarkanlah, saat ini kita sedang fokus berperang, kami akan menyusun rencana untuk memukul mudur gursumun, saat ini kita unggul dalam posisi, tapi sepertinya kita kalah jumlah, andai saja ada bantuan yang akan datang, tiba tiba ada seseorang menghampiri kami sambil berkata"kapten ada surat dari burung merpati", kami pun mengambil surat tersebut dan membukanya da isi surat tersebut adalah 

Ini istana jaesar, kami akan mengirim bantuan 40 ribu tentara dari divisi penyerang 1 dan 2, dan setelah berhasil memukul mundur gursumun kalian harus di perintahkan untuk melakukan invasi balasan

ISTANA JAESAR

(18 JUNI 1827)

Ternyata surat tersebut dari istana, dan kini aku menjadi ragu,

"kita akann melakukan invasi balasan?" kataku

"tentu saja kapten, itu perintah dari istana" kata salah satu mayor

Aku mejadi terdiam

"itu berarti kita akan menyerang warga sipil?" kataku

"tentu tidak, kita akan memporak porandakan, seluru desa di kota musuh kapten" kata salah satu mayor

"sama saja, akan banyak warga sipil yang kehilangan tempat tinggal mereka"

"tapi itu perintah kapten!" seorang mayor membentakku

"tidak kita tidak akan melakukan invasi!" kata ku sambil berteriak

"jadi sekarang kapten seorang penghianat?!! Ha?!" seorang mayor berteriak pada ku

Aku terlibat adu mulut dengan mayor tersebut, dan akhirnya aku memukul mayor tersebut dan pergi meninggalkan mereka, kizman dan sanziri mengejarku,

"zan, tunggu!" kata sanziri sambil mengejarku

"tidak perlu mengikutiku, aku sudah jadi penghianat" kata ku

"tidak.. tunggu zan" kata sanziri

Tiba tiba ada suara senapan, aku kira aku yang akan tertembak, tapi aku didorong seseorang, dan peluru mengenai dada kanan sanziri, aku langsung syok, dan langsung bangun

"sanziri sadarlah" kata ku dengan panic

"serangan ada serangan!!" kizman berteriak sambil mengarahkan senjata kearah asal tembakan

Aku pun menggendong sanziri dan membawanya pergi ketempat yang aman, aku terus menghentikan pendarahannya, sambil terus menerus berkata"tetap sadarlah sanziri!"

"zan.... Te..te ..terimakasih atas segalanya" sanziri berkata dengan pelan

"sanziri, tetap sadarlah!!" kataku

"aku jadi teringat saat pertamakali kita bertemu, dan saat kita pergi ke desa kirs..." kata sanziri

"yah... aku juga, aku mengingat semuanya, dan saat kita tidak sengaja... berciuman" aku berkata dengan air mata yang mengalir

"yah itu adalah kenagna yang mendebarkan" sanziri berkata dengan pelan

"aku menintaimu, sangat mencintaimu.... Jadi tetaplah hidup" aku berkata dengan air mata yang mengalir

"yah, aku juga mencintaimu, tapi ak---" sanziri tiba tiba menjadi tidak sadarkan diri

Aku mengeceknya, dan sanziri sudah meninggal, saking syoknya aku tidak bisa bereskpresi, aku berdiri, meninggalkan jasad sanziri, dan menghampiri kizman

BORDER BATTLE OF GURSUMUN (the last volume)Where stories live. Discover now