Chapter 4

142 20 2
                                    

Ara bangun dengan sakit kepala yang luar biasa. Ia memukul-mukul kepalanya yang masih terasa sangat berat. “Ah…, kepalaku rasanya sakit sekali…” ucap Ara masih merasa pusing.

“Kau sudah sadar?” ucap Cho Ah yang menghampiri Ara dengan membawa sebuah minuman pereda mabuk. “Ini, minumlah” Cho Ah memberikan minuman itu kemudian di teguk habis oleh Ara.

“Aku bilang pada ibumu bahwa kau menginap di rumahku. Kau akan habis dipukuli jika ibumu tahu kau mabuk dan hampir bunuh diri”

Mwo?! Bunuh diri? Aku?!” Ara kaget dengan apa yang diucapkan Cho Ah.

“Ayo sarapan dulu, aku sudah membuat sup hangat untukmu” ajak Cho Ah. Keduanya pun bergegas ke ruang makan.

“Apa maksudmu, aku hampir bunuh diri?”

“Kemarin kau mabuk berat dan mencoba mengakhiri hidupmu dengan melompat di atas jembatan. Untung saja ada seorang pria yang menolongmu”

Ara berpikir keras untuk mengingat kejadian yang terjadi semalam, namun ia sama sekali tak mengingatnya, bahkan ia pun tak yakin dengan apa yang ia lakukan semalam.

“Hhh, kau ini. Jangan macam-macam. Setidaknya kalau kau mati, ada tiga orang yang akan menangisimu, aku, ibu dan ayahmu”

“Eoh, mianhe. Aku benar-benar tidak ingat. Aku hanya sangat frustasi” ucap Ara memegangi kepalanya.

“Ara, ini semua pasti karenaku, kan? Mianhe, aku benar-benar tidak bisa membantumu”

Ara menggeleng “Aniyo, ini semua bukan salahmu. Aku hanya… Hanya sangat takut aku gagal lagi kali ini” (Tidak).

“Harison benar-benar tidak bisa membantu. Kata Harison, untuk bekerja sama dengan pria itu saja dia butuh waktu yang sangat lama untuk meyakinkannya. Sungguh, aku minta maaf padamu”

“Cho Ah, jika tidak bisa. Yah, tidak apa-apa. Aku hanya akan pasrah dengan hasilnya.”

“Kau harus optimis. Aku yakin kali ini, kau pasti bisa lolos”

Ara mengangguk, mencoba setuju dengan perkataan Cho Ah meski dia tidak yakin sama sekali. 

“Jangan putus asa” ucap Cho Ah tak henti-hentinya memberi semangat.

Ara hanya menghela napas panjang. “Hhh, aku hanya merasa semuanya akan berakhir sama juga kali ini.”

###

Suara ketukan pintu tak mengalihkan padangan Kim Taehyung dari laporan-laporan yang ia baca. Seorang wanita berparas menawan berjalan anggun menghampirinya dengan membawa beberapa berkas untuk diserahkan kepadanya.

“Permisi, Boss Kim, ini berkas-berkas para pelamar yang sudah saya cetak. Boss Kim bisa melihatnya dan menyeleksinya” ucap Im Ha Young, sekretaris Kim Taehyung.

“Baiklah”

“Saya permisi, Boss” Im Ha Young kemudian keluar dari ruangan Kim Taehyung.

Kim Taehyung meraih satu persatu map tersebut dan membukanya, melihat kualifikasi para pelamar yang akan bekerja di perusahaannya. Namun, hampir setengah dari map tersebut ia buang ke tempat sampah. Tidak ada satupun calon karyawan yang memenuhi kriterianya untuk bekerja diperusahaannya.

“Apa ini? Bagaimana mungkin dia tidak punya pengalaman kerja sama sekali selama 29 tahun? Freelance Writer? Dia anggap itu sebuah pekerjaan, heh” ucap Kim Taehyung membuang map tersebut.

Tiba-tiba, Kim Taehyung melirik map itu lagi lalu memungutnya kembali. ada sesuatu yang menjanggal di hatinya. Ia kemudian membuka map tersebut dan memerhatikan foto itu dengan seksama.

My Savage Boss Kim (END)Where stories live. Discover now