Chapter 7

133 19 0
                                    

Ara tidak punya waktu untuk beristirahat sejak ia pulang dari kantornya. Bagi beberapa orang mungkin pekerjaan Ara adalah pekerjaan yang mudah. Menulis dan menyunting tulisan. Terdengar mudah dan gampang.

Tapi bagi Ara, ini tidaklah jauh berbeda dengan saat ia harus menyelesaikan tugas matematika saat sekolah dulu.

“Apa yang harus aku tulis…” ucap Ara menatap layar laptopnya yang masih menampilkan kertas kosong.

Ara menopang dagu, berpikir keras akan sebuah ide menarik. Lebih tepatnya menarik di mata Kim Taehyung.

Jari-jari Ara mulai mengetik beberapa huruf membentuk sebuah kalimat di kertas putih tersebut. “Dia bahkan belum membaca semua ceritaku, dan dia sudah merobeknya? Huh”

Dengan usaha yang keras, akhirnya satu cerita Ara selesai. Meskipun ia tidak tahu apakah cerita ini akan di terima oleh Kim Taehyung atau mungkin akan dibuangnya lagi di tempat sampah.

Mau tidak mau, Ara harus lembur malam ini, agar sepuluh ceritanya selesai sebelum matahari pagi menyambut.

###

Kim Taehyung masih terpaku di meja kerjanya, di temani oleh segelas kopi hangat untuk membantunya tetap terjaga. Sampai hari ini, asistennya itu masih belum juga kembali dan ia kerepotan untuk mengurus keperluannya dengan kesibukannya yang padat. Meski begitu, ia cukup egois untuk kembali ke rumah ibunya. Dia terlalu sibuk mengurus perusahaannya itu.

Setiap hari, ia hanya memesan makanan siap saji untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Dia tidak ada waktu untuk mengurusi hal-hal seperti itu selain mengurusi pekerjaannya. Belum lagi, masalah-masalah kantor yang membuat emosinya terus tersulut.

Seperti saat Bae Ara menyerahkan hasil kerjanya tadi. Membuat kepalanya semakin pusing. Ia mendesah, mengingat kembali kejadian itu. “Apakah aku mengambil langkah yang salah? Seharusnya, aku tidak meloloskannya bekerja di perusahaanku, membuat masalahku bertambah saja”

Kim Taehyung kemudian melanjutkan pekerjaannya, namun otaknya masih memikirkan sesuatu.

“Haruskah aku memecatnya?” Ia kemudian terdiam beberapa detik lalu mengangguk. “Iya. Aku akan memecatnya. Akan lebih baik seperti itu” ucap Kim Taehyung lalu kembali fokus ke layar laptopnya.

*****

Jam tujuh pagi, Kim Taehyung sudah bangun. Meski begadang semalaman, ia tidak pernah terlambat pergi bekerja. Baginya, tepat waktu adalah hal yang sangat penting dalam pekerjaan. Langkahnya menuntunnya masuk ke kamar mandi, menyiram seluruh tubuhnya dengan air hangat. Ia menyisir rambut basahnya ke belakang, membiarkan air hangat yang turun dari shower-nya membasahi wajahnya. Seketika, penatnya hilang.

Tangannya mengambil baju mandi yang ia gantung disisi sebelah kirinya, kemudian membalut tubuhya dengan baju tersebut. Ia berbalik keluar dari kamar mandi kamarnya, berjalan menuju dapur dan menyalakan mesin kopi. Memasukkan biji kopi kemudian mengambil gelas lalu menadah tetesan kopi yang keluar dari mesin tersebut. Menghirup aroma khas kopi kemudian menyeruputnya. Kim Taehyung mengangguk, merasakan nikmat kopi yang ia buat.

Ia melangkah beberapa langkah menuju meja makan, mengambil satu lembar roti lalu membuang pinggiran roti tersebut dan mengolesi atas roti dengan selai strawbery. Melipatnya menjadi dua lalu memasukkannya ke dalam mulutya dengan satu gigitan besar. Setelah merasa kenyang, ia lalu masuk kembali ke kamarnya lalu segera memilih pakaian yang akan ia kenakan ke kantor hari ini.

Setelan jas hitam bergaris menjadi pilihannya hari ini dipadukan dengan dasi berwarna abu-abu. Setelah melihat pantulan dirinya di cermin dan memastikan semuanya sudah rapih, Kim Taehyung pun kemudian bergegas menuju kantor dengan mengendarai mobil Hyundai- Grandeur-nya.

My Savage Boss Kim (END)Where stories live. Discover now