#16

4.9K 509 26
                                    

"Setelah saya lihat hasil tes, kemungkinan tuan dan nyonya untuk bisa mendapatkan keturunan sedikit sulit. Ini bisa sering terjadi karena adanya kondisi yang tidak memungkinkan. Kesulitannya itu berasal dari nyonya sendiri. Ini juga bisa dari hasil keturunan. Tapi, saya minta untuk jangan berkecil hati."

"Maksud dokter saya mandul gitu? Saya enggak bisa punya anak gitu?"

"Bisa dikatakan seperti itu. Tapi ini masih bersifat sementara. Kami akan mengusahakan yang terbaik untuk nyonya."






Mark melihat pintu putih yang tertutup itu.

Perasaannya begitu tercabik cabik karena mendengar tangisan istrinya yang masih belum berhenti.

Giselle benar benar hancur di dalam.

Amarahnya bahkan tak terkendali.

Mark tak bisa menyalahkan Giselle.

Tangan Mark membuka pintu tersebut.

Ia melihat istrinya yang terduduk di atas ranjang dengan isakan tangis yang masih terdengar jelas.

Mark berjalan pelan mendekat.

Ia duduk di samping Giselle dan mengusap tangan istrinya.

"Mark..."

Giselle menatap wajah Mark yang bahkan menatapnya dengan iba.

Mark memeluk tubuh Giselle seerat mungkin.

Ia mengelus punggung Giselle dengan lembut.

Mark takut Giselle akan berpikir yang tidak tidak.

Apapun yang terjadi, Giselle tetap istrinya.

Tak peduli dengan segala kekurangan yang dimiliki, Giselle tetap miliknya sampai ia mati nanti.

"Kita gak bisa punya anak, Mark."

"Bisa, sayang. Tapi memang lebih sulit, tapi aku yakin bisa."

"Kalau beneran aku enggak bisa gimana? Aku takut Mark."

Mark mengepalkan tangannya.

Ia paling tak bisa melihat Giselle yang terpuruk seperti ini.

"Dokter tadi bilang, kita ada kesempatan walaupun kecil. I'm here, Giselle. Jangan takut, ok? Pasti ada jalan keluarnya."

Giselle mengangguk kecil dengan susah payah.

Ia takut dengan apa yang akan ia hadapi kedepannya.

Apa yang akan dikatakan orang jika ia mandul?

Bisa saja pernikahannya harus terancam seperti sahabatnya, Ningning.

Bagaimana jika itu terjadi?

Apa Giselle bisa menghadapinya?

Giselle tak yakin dengan itu.

🧸🧸🧸

Karina sedikit kesulitan menggunakan tongkatnya, namun ini sangat membantunya untuk bergerak.

Ia berjalan kearah dapur dan mulai memasak sebelum Jeno berangkat bekerja.

Wanita cantik bak bidadari itu memasak begitu bersemangat.

Ia bahkan tak mengeluh meskipun ia kesulitan untuk bergerak dengan tongkatnya.

"Kamu buat apa?"

"Jeno?!"

Karina terkejut saat suara serak seorang pria menginterupsi pendengarannya.

VIP WIFE [AESPA X NCTDREAM]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt