#25

3.9K 370 26
                                    

"Bagaimana dokter? Janinnya sehat kan?"

Pasangan suami-istri itu tampaknya begitu menggebu-gebu untuk mendengarkan kabar baik dari bayi yang tengah di kandung oleh sang istri.

Dokter wanita tersebut tersenyum lebar. Ia memutarkan kursinya untuk menunjukkan sesuatu dari TV USG.

"Tuan dan nyonya bisa melihat sendiri. Bayinya sehat, hanya perlu mengingatkan bagi nyonya untuk terus beristirahat, makan makanan yang sehat," jelas sang dokter dengan ramahnya. Ia melihat jelas wajah sumringah pasutri yang sudah sejak lama menunggu kehadiran seorang anak di dalam kehidupan pernikahan mereka.

"Saya akan memberikan resep untuk vitaminnya. Saya rasa sampai saat ini, semuanya normal dan sehat. Saya harap, nyonya sehat selalu, terus bahagia ya"

"Terimakasih dokter."

Giselle menatap wajah Mark yang masih terperangah melihat USG dari calon anaknya. Seperti sebuah keajaiban saat mendapatkan kesempatan untuk memiliki anak terlebih, sudah cukup lama mereka menunggu.

Setelah selesai dengan segala urusan yang ada di rumah sakit, keduanya memilih makan siang di restoran, sekaligus dapat mencari hiburan.

"Wah, aku beneran enggak sabar anak kita lahir," Mark menatap kembali hasil foto USG. Tampak jelas jemari kecil yang ada di foto tersebut. Memang belum sesempurna itu, namun Mark dapat merasakan bahwa calon anaknya akan lucu dan menggemaskan saat lahir nanti.

"Honey, waktu anak kita lahir nanti, aku mau ambil cuti enam bulan ke depan"

"Enam bulan? Babe, are you sure?"

Giselle terkejut dengan keputusan Mark yang dibilang cukup di luar nalar. Pasalnya, Mark tak pernah mengatakan apapun mengenai hal ini.

"Why? Aku mau jadi ayah yang bertanggungjawab. Aku mau anak aku tumbuh dan kenal ayahnya. Terus, aku juga bisa jaga kamu setelah melahirkan. That's gonna be fun, I'm so excited!"

Wajah semangat Mark tak dapat ia sembunyikan. Setiap tutur Mark selalu membuat Giselle percaya bahwa suaminya adalah pria yang bisa ia andalkan. Giselle bisa mempercayai dan memberikan seluruh harapan pada suaminya.

"Honey?"

"Yes, babe?"

Mark terdiam mendengar Giselle memanggilnya.

"Thank you."

"For what? You shouldn't be sorry, babe. I don't get it."

Giselle tersenyum lebar.

"For everything. For your support, for your time, your heart, your feelings, your energy, and thank you for being my husband."

Tak seperti biasanya. Mark terdiam cukup lama. Pria tampan berdarah Kanada itu tampaknya mencerna ucapan sang istri. Giselle seketika dihujani tanda tanya. Mark tak merespon apapun.

Entah mengapa, setetes air mata mengalir begitu saja dari sepasang manik itu. Wajahnya terlihat memerah semu.

"Mark, are you ok?"

Giselle melihat sekelilingnya. Untung saja mereka di ruangan VIP, sehingga tak ada seorangpun dapat mengetahui apa yang tengah mereka lakukan.

"That's too much, babe. I'm so happy to hear that. I'm doing nothing, but you always loved me for no reason. Am i enough for you, babe?"

Giselle melihat tangan Mark yang berada di atas meja dan menarik lalu menggenggamnya erat.

"For me, you're more than enough. Aku ngomong ini karena, you have to know this.
You never leave me even when I lose hope. You're everything, and I'm so glad to have you to being my husband."

VIP WIFE [AESPA X NCTDREAM]Where stories live. Discover now