Part 22

10.1K 525 36
                                    

Happy reading 💫
•______________________•
REVKHAN.

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT.
*****

Malam Minggu pukul 19.00

Seorang gadis sedang duduk di balkon kamarnya. Sesekali ia menghela nafas panjang. Terlihat sebuah gitar di pangkuannya. Perlahan ia memetik senar gitar tersebut dan diiringi suara nya yang merdu.

Tiara, menggamit kenangan zaman persekolahan
Tiara, kumimpi kita bersanding atas kayangan
Seakan bisa kusentuh peristiwa semalam
Di malam pesta engkau bisikkan kata azimat di telinga

Kita terpaksa berpisah untuk mencari arah
Kita dipukul ombak hidup alam yang nyata
Engkau jauh meniti puncak menara gading
Yang menjanjikan hidup sempurna
Tapi aku hanya tunduk ke bumi, hidup tertekan

Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara, terkurung, terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini?

Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?

Jika kau bertemu aku begini
Berlumpur tubuh dan keringat membasah bumi
Di penjara, terkurung, terhukum
Hanya bertemankan sepi
Bisakah kau menghargai
Cintaku yang suci ini?

Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?
Oh, Tiara, pedihnya
Dapatkah kau merasakan?

Setelah selesai, ia meletakkan gitarnya di samping tubuhnya. Di iringi suara seseorang laki-laki yang duduk di samping kanannya.

"Gue baru tau kalo lo bisa nyanyi" ungkap Edgar pada Zoya. Gadis itu adalah Zoya.

"Gue emang jarang main gitar" jawab Zoya tersenyum.

"Lo kenapa hm?" Tanya Edgar, membawa Zoya ke dalam pelukannya.

"Gpp" jawab Zoya menggeleng kan kepalanya, dalam pelukan Edgar.

Seakan tau apa yang ada di pikiran Zoya, Edgar menghela nafas pelan.

"Masalah siang tadi ga usah di pikirin ya?" Ucap Edgar.

"Iya," ucap Zoya, seadanya.

"Mau jalan-jalan?" Tawar Edgar.

"Kemana?" Tanya Zoya mendongak kan kepalanya.

"Emm kemana ya" ucap Edgar berfikir "kamu mau nya kemana?"

"Mau makan di kafe boleh?" Tanya Zoya.

"Boleh dong" jawan Edgar, mengacak-acak rambut Zoya. "Yaudah gih kamu siap-siap sana, gue tunggu di bawah ya" lanjut Edgar.

"Iya"

*****

Sekarang Revan sedang merecoki Khanza yang asik di dapur. Memeluknya dari belakang, sesekali mencuri kecupan di pipi Khanza.

"Ihh kak awas!!" Kesal Khanza. "Aku mau masak, minggir!" Lanjut nya.

"Enggak mauu," balas Revan yang senantiasa memeluk Khanza dari belakang.

"Ihh minggir kak!" Jengah Khanza.

"Ga mau," ucap Revan sambil menduselkan kepalanya di leher Khanza. Sesekali mengecup leher putih milik Khanza.

"Hhh, geli kak," tawa Khanza saat merasa geli di lehernya.

Membalikkan badan Khanza menghadap ke arahnya, lalu Revan mengangkat tubuh Khanza ke atas meja yang ada di sana. Tak lupa tangannya mematikan kompor.

REVKHAN✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang