Pencarian (Bab 1)

687 53 4
                                    

Malam itu Galih tertidur sangat larut, setelah semalaman menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Mereka membicarakan banyak hal, tentang yang terjadi dalam kehidupan mereka. Namun alasan Galih tetap terjaga tentu saja tidak lepas dari kehadiran gadis kecilnya, Rania. Jika Rania tidak ada, Galih sudah memutuskan untuk menyerah pada rasa kantuk yang sudah menyerangnya.

Hati Galih berdesir merasa tidak nyaman karena membiarkan Lia pulang sendiri dengan taxi online di tengah malam. Padahal jarak lokasi villa dengan rumah mereka cukup jauh, butuh waktu sekitar 1 jam untuk menempuhnya. Awalnya Galih ingin menyusul taxi online yang ditumpangi Lia dan memintanya untuk tinggal sejenak di dalam kamar. Lalu Galih akan meminta sopir untuk menjemput Lia.

Namun Galih mengurungkan niatnya dan justru mengirim pesan ke istrinya bahwa malam ini dia tidak akan pulang saat dia mendengar Rania memanggil namanya untuk segera bergabung lagi dengan mereka. Entah disadari atau tidak namun kehadiran Rania sangat berpengaruh dalam setiap gerak-gerik Galih, jika tidak mana mungkin perhatian Galih untuk istrinya dalam sekejap dapat langsung teralihkan hanya karena sebuah panggilan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Galih merasa sangat bahagia karena bisa merayakan hari kelahirannya dengan orang-orang yang spesial untuknya, walaunpun tanpa kehadiran neneknya yang hanya melakukan video call, karena tidak memungkinkan untuk berkunjung ke villa.

Akhir pekan berlalu dengan sangat cepat bahkan Galih lupa bahwa dia sama sekali belum menerima kabar dari Lia sejak kepulangan dia terakhir kali. Hal terakhir yang Lia kabarkan bahwa dia sudah tiba di rumah dengan selamat. Dia juga berpesan agar Galih tidak lupa untuk memakai baju hangat karena cuaca di malam hari akhir-akhir ini cukup ekstrem.

Meskipun Galih sadar bahwa dia belum bisa sepenuhnya menerima Lia di dalam kehidupannya, namun Galih tentu saja tidak bisa mengabaikan Lia begitu saja karena selama ini istrinya begitu peduli dan perhatian dengannya. Perhatian kecil yang mungkin menurut sebagian orang bukanlah hal penting, namun bagi Galih cukup membuat hatinya bergetar. Galih sungguh-sungguh ingin belajar untuk mencintai Lia dengan sepenuh hati, meskipun hubungan mereka di awali dengan ketidakjujuran dari Galih tentang perasaannya dan persoalan harta warisan, namun Galih berharap agar hubungan mereka bisa berjalan ke arah yang lebih baik.

Pagi itu Galih tidak pulang ke rumah dan langsung menuju ke kantor karena dia terjebak macet di perjalanan pulang akibat perbaikan jalan yang tidak dia perhitungkan sebelumnya. Sehingga dia berusaha menghubungi Lia untuk mengantarkan pakaian ke kantor, namun karena setelah beberapa mencoba tetap tidak tersambung Galih memutuskan untuk menghubungi Bi Marni dan meminta Pak Tarjo untuk mengantarkannya.

"Halo Bi Marni, saya ini mau langsung ke kantor jadi tolong siapkan seragam untuk meeting saya hari ini ya?", kata Galih saat sesaat setelah Bi Marni menerima panggilan.

"Baik pak, segera saya siapkan dan akan segera diantar oleh Pak Tarno", jawab Bi Marni.

"Oh ya Bi, istri saya apa lagi sibuk?", akhir-akhir ini tidak nggak kasih kabar apa apa ke saya?", tanya Galih.

Siang itu, lagi-lagi Galih dibuat bingung, karena istrinya tidak datang ke kantor untuk mengantarkan makanan untuk dia. Padahal sebelumnya, Lia tidak pernah absen mengirimkan bekal makan siang untuknya, meskipun dia sedang sibuk dia akan tetap mengirimkan makanan lewat Pak Tarjo atau armada online.

Lia akan memastikan bahwa Galih tidak harus membeli makanan di luar. Galih tidak pernah secara khusus meminta staffnya untuk membelikan dia makanan, dia hanya akan membeli makanan yang juga dibeli oleh staffnya agar bisa satu jalan. Kejadian lain juga pernah dialami Lia saat dia mengajak Galih untuk makan ayam goreng langganan Lia, tapi ternyata suaminya tidak tahan pedas akibatnya Galih harus dirawat di rumah sakit selama 2 hari karena diare. Galih tidak akan menolak ketika ada orang lain yang memberinya makan, dia sering memaksakan berbagai macam hal padahal dia sudah paham konsekuensinya. Padahal baik staffnya ataupun Lia tidak keberatan jika memang Galih memiliki beberapa pantangan dalam hal makanan.

"Maaf tuan, bukannya nyonya pergi menyusul tuan? Nyonya sudah tidak ada di rumah sejak 2 hari yang lalu. Dia pergi dengan membawa beberapa koper dan tas. Nyonya bilang, dia akan menyusul tuan ke villa", jawab Bi Marni dengan nada khawatir jika telah terjadi sesuatu kepada nyonya mudanya.

Galih yang mendengar hal itu segera bangkit dari kursinya, meninggalkan ruangan secepat kilat dan meminta sekertarisnya untuk membatalkan semua agendanya hari ini.

"Aku harus pulang, ada yang nggak beres disini", batin Galih yakin.

Selama perjalanan tidak hentinya Galih berusaha untuk menghubungi Lia, namun semua nihil. Telepon Lia berdering namun tidak ada jawaban sama sekali. Galih beralih menghubungi Rama, asisten pribadinya untuk membantu mencari keberadaan Lia.

"Gio, tolong bantu gue. Lia pergi, gue nggak tahu dia dimana sekarang!", kata Galih.

"Oke, oke gue bantu. Sekarang lo tenang dulu. Lo lagi nyetir kan, lo tenang. Gue bakal bantu lo buat nyari Lia!", jawab Gio segera mendengar suara panik sahabatnya.

Jadi ini pilihan lo, gue harap lo nggak salah jalan.

SurrenderWhere stories live. Discover now