Jendral Yamamoto

3.4K 482 13
                                    

Kakek Danu bercerita kalau orang Belanda sangat marah ketika pembantaian di rumah ini terjadi. Tuan Brosman pun tidak lagi percaya dengan pribumi. "Itu semua karena hasutan Tuan Ruben," ucapnya.

Sejak awal, Tuan Ruben memang tidak suka jika orang Belanda harus hidup berdampingan dengan pribumi. Ia juga menentang ketika Tuan Brosman merangkul para pribumi menjadi orang kepercayaannya.

"Setelah kejadian di rumah ini, Tuan Ruben seperti mendapatkan kesempatan untuk kembali memperbudak pribumi," ucap Kakek Danu.

Aku mencerna setiap kalimat yang ke luar dari mulut Kakek Danu. Sepertinya ... "Apa Tuan Ruben adalah dalang dari kejadian di rumah ini?" tebakku.

"Kamu pintar. Tuan Ruben membuat perjanjian dengan orang Jepang, untuk menjatuhkan Tuan Brosman. Agar dia bisa menjadi tuan tanah di sini," balasnya. Namun rencana Tuan Ruben itu berhasil diketahui oleh Tuan Brosman. Dari sanalah mulai muncul konflik antara keduanya. "Hingga akhirnya pemberontakan pun pecah."

Tuan Ruben yang sejak awal sudah didukung oleh Jepang, mendapatkan bantuan dari tentara Jepang. Sementara, Tuan Brosman dibantu oleh pribumi. "Saat itu, kami sudah hampir menang dengan mudah. Namun, ada seorang jendral Jepang datang dan mengacaukan segalanya," ucap Kakek Danu.

"Dia adalah Jendral Yamamoto," imbuhnya.

Duk! Duk!

Terdengar suara langkah kaki dari kamar depan. Tak lama Ellea muncul. "Jangan sebut nama itu! Nanti dia datang!" ucapnya.

"Jangan khawatir, dia tidak akan datang," sahut Kakek Danu. Ia tampak begitu yakin dan tenang.

Aku mengerutkan dahi, "Berarti kamu sudah tau namanya?" tanyaku pada Ellea.

"Sudah, tadi siang diberitahu Kering," sahut Ellea, lalu kembali ke kamar. Dasar anak tidak jelas.

"Maaf ya, Kek. Dia memang begitu," ucapku.

Kakek Danu tersenyum, "Tidak apa-apa, Dik."

"Boleh dilanjutkan ceritanya, Kek?"

Kedatangan Jendral Yamamoto benar-benar berpengaruh besar terhadap kubu Tuan Ruben. Banyak tentara Belanda dan pribumi tewas di tangannya. "Dia adalah jendral yang sangat kejam dan tak mengenal rasa takut," ucap Kakek Danu.

"Itu karena ada sosok mengerikan di belakangnya," sambungnya.

"Sosok apa, Kek?"

Lagi-lagi terdengar suara langkah kaki. Ellea pun muncul. "Jangan bulak-balik terus, El!" tegurku.

"Aku juga mau dengar, Kak!" sahutnya.

"Kalau mau dengar duduk di sini!"

Ellea menggelengkan kepala, "Apa nama sosoknya, Kek?" tanyanya.

"Gasha."

"Bagaimana bentuknya?" tanya Ellea.

"Tinggi besar dan berbentuk tengkorak. Dia makhluk pemburu manusia. Siapapun yang dirasuki oleh makhluk itu, maka akan berubah menjadi mesin pembunuh."

"Apa makhluk itu yang kamu lihat di hutan belakang, El?" tanyaku. Soalnya Ellea pernah bilang ada makhluk besar di sana.

"Sepertinya begitu, Kak."

"Apa kamu tidak salah lihat?" tanya Kakek Danu.

"Tidak, aku bisa merasakan energinya begitu besar. Begitu juga dengan ukurannya," balas Ellea.

"Bagaimana mungkin dia bisa muncul di sini."

"Memangnya kenapa, Kek?"

ElleaWhere stories live. Discover now