9. Cahaya yang Datang

52 25 5
                                    

Si jago merah yang tadinya berupa titik-titik kecil mulai menyebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Si jago merah yang tadinya berupa titik-titik kecil mulai menyebar. Kepulan asap gelap berlomba naik ke atas tinggi-tinggi. Suara bersahutan mencari air terdengar memenuhi lapangan yang mulai sesak.

Jekha dan kawan-kawan bergerak mengikuti naluri, mencari air di sekitar sana. Seragam mereka yang tersembunyi di balik jaket memudahkan mereka berbaur dengan masyarakat biasa yang tengah memberi pertolongan. Walau mereka mengambil titik tempat yang lebih dalam dari kerumunan agar bisa menggunakan kekuatan mereka diam-diam.

Dari kolam kecil yang beriak tenang, Czou menciptakan lingkaran gravitasi dan memenjarakan air di dalam sana. Lantaran Jerri dan Czou tidak bisa terlihat di udara, bola gravitasi berisi air tersebut Czou serahkan kepada Jekha setelah dasarnya agak padat. Lelaki itu kemudian menerbangkan bola gravitasi perlahan untuk menumpahkan air ke gedung yang terbakar. Namun, belum setetes air jatuh mengenainya, Revan berseru menghentikan.

"Tunggu! Ada orang di sela-sela sana!" tunjuknya pada bagian tembok yang sudah patah, tetapi anehnya tertahan suatu kilatan kuning bercampur ungu.

Jekha lantas melihat, sosok yang berseragam sama dengan kerumunan siswa sekolah ini berdiri di antara tembok runtuh. Patahan dinding yang hampir mengenainya tertahan kilat kuning berbentuk lingkaran, nyaris sama dengan lingkaran gravitasi pelindung punya Czou hanya saja milik orang tersebut mengedarkan sinar kuning dan ungu. Dari kejauhan yang tampak seperti laki-laki itu berdiri sambil menunduk diam, seakan-akan tengah tidak sadarkan diri.

"Kita selamatkan dulu!" ucap Jekha setengah berteriak pada yang lain.

Sejak peralihan prioritas terjadi, mereka tidak membuang waktu untuk diskusi. Setelah mengangguk setuju, mereka semua berlari menuju remaja yang terperangkap. Jerri dan Czou memanfaatkan kekuatan mereka untuk mempersingkatkan jarak. Namun, begitu Jekha hendak mengikuti dari belakang, ia mendadak berhenti.

Jekha berhenti hanya untuk berbalik menghadap Revan. Matanya seperti memakukan Revan di tempat, tetapi kedua pemuda itu sama-sama saling melempar tatapan tajam. Jekha langsung berkata, "Tetap di situ." Setelahnya ia berlari lagi menyusul Jerri serta Czou.

Hal pertama yang Jekha jumpai adalah Czou yang terlempar. Jerri memang tepat waktu menangkap badan pemuda berkulit pucat itu. Akan tetapi, perkataan Czou membuat mereka terkesiap.

"Gravitasiku tidak bisa memecahkan medan listriknya."

"Kalau begitu kalian minggir dulu, akan kusingkirkan reruntuhan yang mengenainya." Jekha melepaskan punggung Czou dan beranjak. Ia berkonsentrasi penuh pada patahan tembok hingga sekelilingnya memancarkan sinar ungu. Dengan perlahan mengangkat dinding dari beton itu ke pinggir ruang yang kosong sehingga tidak menimbulkan bahaya lebih lanjut. Jekha hampir mandi karena keringatnya, memindahkan beton dengan alat berat saja sudah sulit dan ia hanya bergantung dengan konsentrasi pikirannya.

Ketika semua sisi remaja tersebut sudah bersih dari hal membahayakan, Jekha pelan-pelan mendekat. "Hei, kamu bisa mendengarku? Di sini berbahaya, ayo ikut kami," bujuknya hati-hati.

✔ Deadly ShadowWhere stories live. Discover now