SIMON SAYS

6 1 0
                                    

SIMON SAYS
Created by Imay Ertiana
#Grim

"Simon says we the vibe killer..."
.

.

.

Tidak lebih dari 24 jam untuk membalikkan keadaan dari sebuah permainan penuh tawa hingga menjadi tangisan dan jeritan kesakitan. Wajahku dipenuhi oleh darah segar, nyeri menjalar keseluruh tubuh yang sudah tak mampu ku gerakan. Kerjapan pertama mataku menghasilkan pemandangan yang buram lalu kerjapan kedua membuatku semakin sulit membuka mata. Dan gelap.

###

Simon Says urin real vibe killer...
Killer... Killer... Killer...
Simon Says urin real vibe killer...
Killer... Killer... Killer...
neonedeureun da Mine...
mine... mine... mine...
neonedeureun da Mine...
mine... mine... mine... mine...

"Heh bangun, tidur terus kamu! Mau sampai nih!" Sebuah suara dan guncangan pelan berhasil merenggut kesadaranku kembali.

Samar-samar terdengar lagu yang dinyanyikan oleh salah satu boy grup asal negeri gingseng mengalun di earphone yang aku gunakan.

Duduk dikursi penumpang belakang, aku bisa merasakan keriuhan teman-teman ku yang duduk didepan kursi kemudi dan juga disampingnya. Sambil melontarkan candaan satu sama lain, dalam keriuhan itu ingatanku berputar ulang saat salah satu teman kami berteriak, "Simon says, we'll doing vacation!" teriaknya senang saat kami berlima berkumpul bersama mendiskusikan malam akhir tahun. Dan selanjutnya bisa dibayangkan, kami semua bersiap untuk pergi ke sebuah kabin ditepi danau yang masih asri dengan cuma-cuma tanpa biaya penginapan sama sekali.

"Simon says, teriak keluar jendela katakan bahwa aku keren!" teriak si pengemudi mobil yang bernama Dika.

"Kau gila ya?!" bantah Gery saat senyum jahil Dika mengembang meremehkan.

"Ayolah, it's Simon says!" ujar Manda yang duduk dikursi belakang bersamaku disamping kirinya, sementara Riani berada disamping kanannya.

Semua didalam mobil tertawa sambil menyoraki Gery. Sepanjang perjalanan yang bosan , kami memainkan pemainan Simon says. Aku hanya ikut sesekali, karena aku tahu Dika yang memiliki sifat jahil tidak akan segan-segan mengerjai kami dengan perintahnya yang benar-benar membuat kami menghela napas untuk bersabar dan tidak memukulnya tepat diwajah.

Gery melakukan apa yang Dika katakan dan berteriak dengan lantang saat kaca jendela mobil tempatnya duduk dibuka. Dika, Manda dan Riani tertawa puas sementara aku hanya menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Selanjutnya, Simon says Imay harus bernyanyi satu lagu penuh lagu yang sedang ia dengarkan saat ini!" celetuk Manda tiba-tiba dan dibalas dengan semua wajah sumringah semua orang yang mendengarkan.

"Kok aku?!" kataku mengerutkan kening dan menatap Manda seolah tak percaya bahwa aku juga diseret mengikuti permainan ini.

"Ayolah, K-popers..." goda Riani.

"Ga ikutan ya..." balasku menolak mentah-mentah.

"Yaaaahhhhh...." semua berseru kecewa dan yang terjadi selanjutnya adalah mereka membujukku tanpa henti hingga akhirnya kami tiba ditempat tujuan kami.

Kabin ditepi danau itu memiliki pemandangan yang indah dan juga udara yang masih sejuk. Tembok yang dicat berwarna krem dan dekorasi kayu-kayu hutan membuat kabin itu terlihat sederhana namun juga terlihat modern. Ruangan bersantai yang luas dengan sebuah perapian dan karpet bulu yang nyaman membuat kami semua berdecak kagum. Ada tiga buah kamar, dua dilantai atas dan satu dilantai bawah. Kami memutuskan hanya menggunakan dua. Gery dan Dika yang menggunakan kamar dibawah membantu kami bertiga untuk membawa barang-barang kami ke atas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang