Duda Muda

28.7K 170 2
                                    

Namanya adalah Bima Wardhana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namanya adalah Bima Wardhana. Biasa dipanggil Bima. Umurnya 19 tahun. Perawakan tubuh yang ideal, tinggi, dan maskulin membuatnya banyak diincar oleh para cewek. Tetapi siapa sangka, Bima memilih untuk mencintai sesama jenis.

 Tetapi siapa sangka, Bima memilih untuk mencintai sesama jenis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namanya adalah Om Arya. Dia tetangga baru Bima. Dia juga seorang duda sejak tiga bulan yang lalu. Umurnya sudah berkepala tiga, tetapi tubuhnya masih sangat menggairahkan.

"Bima, tolong anter masakan ini ke tetangga baru kita yaa!" ucap mama Bima.
"Oh, oke siap ma! Tapi Bima mau mandi dulu yaa." jawabnya dengan hati yang sangat gembira.

Bima pun bergegas lari ke kamarnya dan melucuti seluruh pakaiannya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Pagi ini ia tak ingin mengeluarkan benihnya terlebih dulu. Karena, dia ingin sekali hari ini dia mengeluarkannya bersama dengan sosok yang didambakannya itu. Setelah berpakaian dia memakai sedikit parfum untuk menambah karismanya. Lalu, berjalan mengambil rantang yang akan diberikannya kepada tetangga barunya itu.

Rumah Om Arya tidak begitu jauh dari rumahnya. Jadi, dia hanya cukup berjalan kaki saja. Setelah menempuh setengah jalan.
"Pagi mas!" sapa Om Arya kepadanya.
"Eh pagi juga Om!" jawab Bima dengan sedikit terkejut.
"Mas Bima mau kemana kok bawa rantang?" tanyanya.
"Eh iya Om, ini tadi disuruh mama nganterin makanan buat Om Arya. Om sendiri habis darimana?" tanya Bima balik.
"Oh gitu, Om tadi habis jogging biasalah biar ga diem di rumah terus, weekend harus tetap produktif." jelasnya.
"Wahh mantap sih Om, makanya badannya bisa tetep bagus gitu ya." jawab Bima sambil panas dingin menatap lelaki yang mengenakan kaos tanpa lengan dan celana boxer ketat yang menampilkan lekuk tubuh sempurnanya.
"Hahaha, makasih ya makanannya, repot-repot banget sih." ucapnya.
"Hehe gapapa Om, itung-itung buat salam kenal gitu kata mama." ujar Bima.
"Ga mau mampir dulu gitu?" tawarnya.
"Oh boleh sih, kalo Om ga keberatan hehe. Aku juga gatau mau ngapain kalo balik ke rumah sih Om, hehehe." jawab Bima.
"Yaudah ayoo!" ajaknya.

Setibanya di rumah Om Arya.
"Bim, tunggu disini dulu ya! Om mau mandi dulu, badan Om keringetan nih jadi lengket." perintahnya.
"Ohh iyaa, Om." jawab Bima.

Bima POV
Om Arya pun langsung bergegas masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua. Rasa penasaranku pun muncul. Aku memberanikan diri untuk naik ke lantai dua, dan ternyata pintu kamar Om Arya terbuka lebar. Aku terkejut ketika melihat seluruh pakaian Om Arya dilepaskan dan diletakkan begitu saja di lantai dekat kamar mandinya. Sebuah benda yang begitu menarik perhatianku adalah sempak Om Arya. Berwarna abu-abu dan sedikit basah oleh keringatnya tadi. Kucium sempak tersebut dan kurasakan aroma khas yang jantan sekali. Tak lama kemudian, aku mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Rupanya Om Arya masih mandi. Dengan penuh rasa penasaran, aku mengintip aktivitas Om Arya tersebut dari lubang kecil pintu kamar mandinya. Betapa terkejutnya saat melihat Om Arya sedang menyabuni buah pantatnya yang begitu bulat dan benar-benar menggoda. Ingin sekali rasanya aku masuk dan merojok pantat itu dengan kontolku ini. Tak dirasa, kontolku pun ikut menegang seiring dengan aktivitas yang dilakukan oleh Om Arya itu. Sekarang Om Arya sedang berbalik badan dan kini kontolnya yang sedang menjadi perhatianku. Kontolnya lemas dan menjuntai tapi ukurannya bisa dibilang luar biasa. Dengan bulu jembut lebat yang basah oleh air. Beruntung sekali mantan istrinya dulu bisa merasakan benda itu masuk ke lubangnya. Kini, ia pun rupanya sudah hampir selesai dan sedang memakai sempaknya. Aku bergegas kembali ke tempat semula, agar Om Arya tidak curiga.

"Bima, ayo sini makan bareng yok!" ucap Om Arya sambil menuruni tangga dan hanya mengenakan handuk putih yang melilit bagian pinggang ke bawah. Mendengar instruksi dari Om Arya, aku pun bergegas menghampirinya.
"Loh, kok Om Arya ga ganti baju dulu, ntar masuk angin loh Om." ucapku yang berpura-pura peduli padahal aku sendiri juga menyukai suguhan tubuh itu.
"Hehe udah biasa kok, Bim. Soalnya kan di rumah Om sendirian juga gaada siapa-siapa lah yang mau macem-macem sama Om kok. Lagian kalo nunggu Om ganti baju nanti keburu dingin masakan mamamu ini." jawabnya.
"Tapi sekarang aku pengen macem-macem sama Om nih, gimana dong, hahahaha." batinku.

Saat Om Arya hendak mengambil piring di rak bagian atas, aku mencoba memberanikan diri untuk memeluknya dari belakang.
"Bim—" belum sempat menyelesaikan perkataannya aku pun mengecup bibir lembut Om Arya.
"Om, Om Arya seksi sekali dengan handuk putih ini, aku tergoda melihat Om, aku ingin memiliki tubuh Om sepenuhnya, aku janji akan memuaskan Om." bisikku sambil membuka lilitan handuk putih di pinggangnya dan melepaskannya begitu saja. Kini, Om Arya hanya mengenakan sempak berwarna biru navy. Aku pun terus berusaha untuk merangsang Om Arya. Kulumat bibir lembutnya hingga dia benar-benar menikmati setiap sensasi yang aku berikan.
"Ahh...Bima hentikan ahh.." desahnya sambil memohon. Sementara tanganku tetap terus bergerilya menuju kedua puting cokelatnya yang lebar, meremas pantat dan kontolnya.
"Nikmati saja, Arya sayang, kamu pasti akan puas kok." ucapku sambil tetap menaikkan birahinya.

Aku pun mendorong tubuh Om Arya ke atas sofa yang cukup leluasa. Ku baringkan tubuhnya diatas itu, ku lepaskan sempak yang ia kenakan tadi. Terpampanglah kontol duda muda itu yang sedang tegang menantang, lumayan tebal rupanya.
"Boleh juga nih kontolnya. Pasti banyak nih calon janinnya." ucapku dengan tampang licik.

Setelah membaringkan tubuh Om Arya ke sofa, aku mulai melucuti pakaianku satu persatu hingga kini kita berdua sama-sama telanjang tanpa busana.
"Bima, Om mohon jangan lakukan ini sama Om. Om belum pernah, Bim." mohonnya. Tanpa berpikir panjang aku pun membekap mulut Om Arya dan mengangkat kedua kakinya agar lubang anusnya terlihat dengan jelas.
"Aku tau Om Arya sangat menikmati permainan ini, kan. Buktinya lubang perawan om saja menginginkannya." ujarku saat melihat lubang Om Arya berkedut-kedut seakan ingin segera diperawani. Tak ingin berlama-lama, aku langsung membasahi kontolku serta lubang milik Om Arya. Aku pun mulai memasukkan kontolku ke dalam lubangnya. Tampak sangat kesusahan sekali, karena ini adalah pertama kalinya bagi Om Arya. Ya, aku lah orang pertama yang berhasil membobol keperawanan duda muda tampan ini.
"Arghhhhhh sakitttt, Bim. Tolong cabut saja kontolmuhhh..ahhh...." teriak Om Arya.
"Tahan saja Om Arya sayang, rileks yaa, semuanya akan baik-baik saja kok, lubang memek om masih perawan jadi agak susah masuknya. Makanya, harus sering-sering dientot ya Om." ucapku sambil terus berusaha mendorong kontolku agar berhasil masuk sepenuhnya kedalam lubangnya.
Jlebbb! Kini tubuhku dan Om Arya telah menjadi satu. Dapat kulihat darah perawan Om Arya mengalir di bawah sana. Itu semua akibat ulah kontolku ini, hahaha. Aku terus memaju mundurkan kontolku di lubangnya.
"Ahhhh...Om Arya enak bangethhh yaahh ngewein duda perawan ahhh..." desahku karena empotan bool Om Arya. "Mainin teteku dong Om Arya sayang, aku sange banget nihh. Ahhhhh...." terusku sambil berbisik kepadanya.
Tanpa berucap, Om Arya langsung memainkan putingku dan memelintirnya. "Ahhh...Bimaaaa...enakhhh ahhh...lebih kasar lagihh dongg.." desahnya sambil terus memelintir putingku dan menggigit bibir bawahnya sehingga tampak lebih menggairahkan.
"Ahhhh...Om..akuhh mau crott nihhh...ahhhh... Aku keluarin di dalem ya om...ahhh..."
"Ahhh iyaa sayangg, om udahh siapp buat nerima benih dari kamuhhh..."
"Ahhhh...Om Arya terima calon benih anak kita inihhh...ahhhhhhh" desahku saat aku berhasil crot. Kita berhasil crot bersamaan, aku menumpahkan seluruh pejuhku kedalam lubang Om Arya, sedangkan Om Arya memuncratkan pejuhnya hingga mengenai wajahnya sendiri. Tak berhenti disitu, aku pun menjilati bekas semburan pejuh di wajah Om Arya. Rasanya begitu gurih dan asin.
"Om Arya, maafin Bima ya udah terlalu sange sama Om sampe begini jadinya." ucapku sambil memeluk erat tubuh Om Arya.
"Iya, Bim. Gapapa kok, Permainan kamu tadi juga luar biasa. Om sampe kuwalahan, hehe." jawab Om Arya sambil mengecup bibir dan putingku.
"Makasih yaa, Om. Udah izinin aku buat nikmatin tubuh Om tadi. Love u Om Arya, you are mine, muahh." ucapku sambil melumat bibirnya.

Kumpulan Cerita GayWhere stories live. Discover now