02 - Pesantren Al-Furqan

157K 9.4K 175
                                    

"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”
(QS. al-Syu'ara/26:165-166).







Happy Reading...

*





Beberapa menit Gus Azzam memandangi pohon tua di area sepi pesantren tanpa melakukan apapun. Dia begitu ingat, bagaimana dia berusaha fokus membaca surah Al Kahfi di pohon itu sendirian ketika dia masih kecil.

"Assalamualaikum, Azzam"

Pria itu menoleh dan tersenyum tipis melihat kehadiran ayah nya, tidak lupa ia bersalaman. Kyai Zayn menepuk pundak putra nya dengan perlahan.

"Abah, Hana sudah datang?"

Kyai Zayn tertawa, "ternyata kamu menunggu kedatangan dia? Dia sudah datang. Ayah nya baru saja pergi. Dia menangis dan sedang di temani oleh santriwati di sana. Buruan kamu temui dia"

"Abah, saya takut jika dia tidak ingin menerima saya"

"Sesungguhnya Allah telah mengatur semua nya dengan baik, Azzam. Lagi pula, dia istri mu loh."

Azzam mengangguk dan segera pergi usai mengucapkan salam. Dia mencari Hana sekarang. Tepat di saat itu juga, dia mendengar ada suara tangisan perempuan yang seperti nya sedang merengek untuk meminta pulang.

"Afwan, Gus. Mba Hana baru saja datang dan tiba tiba saja menangis. Ini bukan salah kami. Kami sudah berusaha untuk membujuk dia, takut jika Ustadz dan Ustadzah serta santri santri lain merasa terganggu."

Azzam melihat jelas bagaimana keadaan Hana sekarang. Gadis itu bahkan menendang koper nya sendiri. Seperti nya, dia harus mencari tau mengapa gadis ini tiba tiba saja menangis padahal baru saja datang.

"Najwa, tolong bantu koper nya Hana untuk di bawa ke kamar tamu. Saya lihat lihat, kamar tamu sedang kosong. Hana biar saya urus"

"Baik, Gus. Kalau begitu saya dengan teman teman saya permisi, ya. Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam" sahut Azzam menjawab.

Ketika Najwa bersama teman teman nya pergi membantu untuk membawa koper Hana menuju ke kamar tamu, Azzam mencoba untuk duduk di samping Hana. Gadis itu mengusap wajah nya yang basah karena menangis.

"Hana, masih ingat saya tidak?"

Hana menatap Gus Azzam dengan lama, dia mengangguk, sedangkan Gus Azzam tersenyum, dia mengusap kepala Hana, bahkan memperbaiki posisi hijab Hana yang sempat berantakan akibat ulah nya sendiri.

"Kalau boleh tau, Hana menangis karena apa?"

"Bunda sama ayah bilang, gue di bawa ke sini cuma satu hari. Awalnya gue percaya aja. Gue ga sadar kalau bunda ngeluarin semua baju baju gue untuk di masukin ke koper dan tas"

Hana sesegukan, "pas nyampe di sini, ayah malah bilang kalau dia bohong pas di rumah tadi. Huwaaaaa...!! Ayah bilang kalau gue bakalan belajar di sini! Ga mau! Ga mau di pesantren ini hiks!"

Azzam terdiam dan ingin menyentuh tangan Hana, namun tangan nya di tepis dengan cepat.

"Hana, itu benar. Kamu akan belajar di sini bersama saya. Kamu bisa mengaji?"

Hana menggeleng cepat, "gue ga bisa mengaji! Pokoknya gue cuma mau pulang! Pasti ayah sama bunda titipin gue ke sini karena mereka mau nyari anak baru! Sedangkan gue di tinggal di sini! Mana pesantren nya serem banget lagi!"

GUS AZZAM Where stories live. Discover now